Sukses

Sukses Tembus Final Olimpiade Tokyo, Ini 7 Fakta Lifter Nurul Akmal

Pembawa bendera Indonesia ini mencatat sejarah karena menjadi atlet pertama dari Aceh di Olimpiade Tokyo sejak 33 tahun silam.

Liputan6.com, Jakarta Lifter putri, Nurul Akmal jadi wakil terakhir Tanah Air di cabang angkat besi Olimpiade Tokyo dengan menempati peringkat lima kelas +87 Kg pada Senin (2/8/2021). Bertanding di Tokyo International forum, Nurul Akmal mencatatkan total angkatan 256 Kg dengan snatch 115 Kg dan clean and jerk 141 Kg.

Sementara itu, medali emas angkat besi Olimpiade Tokyo diraih lifter China, Li Wenwen yang membuat rekor Olimpiade di angkatan snatch dan clean and jerk. Dia mencetak total angkatan 320 kg. Li Wenwen mencetak rekor snatch dengan angkatan 140 kg. Sedangkan di clean and jerk, ia berhasil cetak rekor 180 kg.

Sedangkan medali perak diraih Emily Campbell dari Inggris Raya (283 kg) dan medali perunggu direbut lifter Amerika Serikat Sarah Robles (282 kg). Meski hanya mampu menduduki posisi kelima, Nurul Akmal mendapat pujian dari penggemar dan masyarakat Indonesia.

Wanita 28 tahun itu juga tak bisa menyembunyikan kelegaannya saat ia sukses menutup angkatan snatch 115 Kg pada upaya terakhirnya. Sebelum mengikuti Olimpiade Tokyo 2020, prestasi Nurul Akmal tak perlu diragukan lagi. Lifter asal Aceh tersebut beberapa kali mewakili Indonesia di kancah Internasional.

Berikut beberapa fakta mengenai Nurul Akmal Lifter Putri Indonesia yang duduki lima besar, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (3/8/2021).

2 dari 8 halaman

1. Merintis dari Daerah

Merebut tiket Olimpiade Tokyo 2020 merupakan puncak karier Nurul Akmal. Pasalnya, wanita kelahiran 12 Februari 1993 ini meniti kariernya mulai dari kompetisi tingkat daerah, seperti Pekan Olahraga Aceh (Pra-PORA), Kejuaraan Nasional, dan Pekan Olahraga Nasional (PON).

Diketahui, wanita yang akrab disapa Amel itu sudah menjajal olahraga angkat besi sejak 2009 saat ia duduk di bangku SMA. Nurul Akmal tertarik dengan angkat besi karena merasa tertantang dengan olahraga tersebut.

3 dari 8 halaman

2. Lebarkan Sayap di Kancah Internasional

Atlet yang tergabung dalam PABBSI Aceh ini juga sebelumnya telah mencatatkan namanya di beberapa kejuaraan Internasional, seperti Islamic Solidarity Games 2017, Universiade Taipei 2017, dan Asian Games 2018. Pada Islamic Solidarity Games 2017 di Baku, Azerbaijan, Nurul memenangi medali perak kelas +75kg, yang menjadi medali pertamanya dalam ajang Internasional.

Sementara di Asian Games 2018 Jakarta, Nurul harus puas berada di posisi keenam kelas +75kg dengan total angkatan 253kg (snatcg 116kg dan clean and jerk 137kg).

4 dari 8 halaman

3. Menembus Olimpiade Tokyo 2020

Hadirnya Nurul Akmal di Olimpiade Tokyo sebenarnya cukup mengejutkan. Anak dari petani di Desa Serba Jaman, Tunong, Aceh Utara ini pasalnya masih berada di posisi ke-14 dunia hingga akhir 2020. Namun, Nurul Akmal sukses menembus enam besar setelah mengikuti beberapa turnamen kualifikasi pada tahun ini.

Turun di kelas berat +87kg, Nurul mengikuti turnamen kualifikasi Olimpiade 2020 yang digelar sejak 2018. Ajang pertama adalah IWF World Championships 2018 di Ashgabat, Turkmenistan. Dia menempati peringkat ke-12 dengan angkatan total 251kg, dari snatch 105kg dan clean and jerk 146kg.

Nurul mempertajam catatan tersebut pada EGAT’s Cup International Weighlifting Championships di Thailand dengan total angkatan 260kg, snatch 111kg dan clean and jerk 149kg.

5 dari 8 halaman

4. Naik Turun di Kualifikasi

Sayang, atlet angkat besi tersebut menurun di dua kompetisi berikutnya. Pada IWF World Cup 2019 di Fuzhou, China, dia membukukan total angkatan 255kg, snatch 112kg, clean and jerk 143kg. Angka tersebut kembali melemah menjadi total angkatan 250kg, snatch 107kg dan clean and jerk 143kg saat mengikuti Asian Championships 2019 di Ningbo, China.

Angkatan Nurul kembali membaik saat tampil di IWF World Championships 2019 di Pattaya, Thailand. Meski berada di posisi ke-11, total angkatannya meningkat menjadi 260kg, dengan snatch 110kg dan clean and jerk 150kg.

Demikian pula saat berlaga di ajang Grand Prix 6th Qatar International Cup 2019 di Doha. Total angkatannya meningkat menjadi 261kg (snatch 113kg dan clean and jerk 140kg). Torehan tersebut berbuah medali perunggu kelas +87kg putri.

6 dari 8 halaman

5. Sempat Vakum

Vakum dari berbagai kejuaraan Internasional sepanjang tahun 2020 karena pandemi Covid-19, Nurul baru tampil lagi di Asian Championships di Tashkent, Uzbekistan, April 2021. Ajang ini sekaligus menjadi turnamen terakhir yang diikutinya sebelum ke Tokyo.

Lifter andalan Indonesia itu mencatatkan total angkatan 251kg, dengan snatch 111kg dan clean and jerk 140kg.

7 dari 8 halaman

6. Catat Sejarah

Hadirnya Nurul Akmal di Olimpiade sekaligus menjadi catatan sejarah karena ia menjadi atlet pertama dari Aceh yang tampil di pesta terakbar sejagad itu sejak 33 tahun silam. Sebelumnya Alkindi yang menjadi atlet pertama Aceh di Olimpiade, tepatnya pada Seoul 1988, dari cabang anggar.

Di Olimpiade Tokyo, Nurul bersaing menghadapi lifter-lifter kelas dunia asal Australia, China, Austria, Belgia, Cuba, Inggris Raya, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan lifter transgender asal Selandia Baru Laurel Hubbard.

8 dari 8 halaman

7. Pembawa Bendera Indonesia di Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020

Pada upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di National Stadium, Jumat (23/4/2021) ada dua atlet yang didapuk sebagai pembawa Merah Putih. Salah satunya adalah Nurul Akmal. Bersama atlet selancar Rio Waida, keduanya pun terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih.

Kini Nurul Akmal pun mampu menduduki posisi lima besar di Olimpiade Tokyo 2020. Meski gagal mempersembahkan medali di cabor angkat besi kelas +87 Kg, ia mendapat berbagai pujian dan dukungan atas perjuangannya meraih medali di ajang tersebut.