Liputan6.com, Jakarta Manfaat break even point sangatlah berkontribusi positif dalam suatu perusahaan atau bidang usaha yang dijalankan oleh wirausaha. Break even point adalah suatu kondisi di mana jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualannya.
Maka dari itu, break even point juga dikenal dengan istilah titik impas karena perhitungan break even point akan membuat perusahaan tidak mendapatkan laba tetapi juga tidak mengalami kerugian.Â
Baca Juga
Advertisement
Dalam analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan penjualan. Manfaat break even point yang utama adalah untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
Untuk lebih rinci, berikut ini ulasan mengenai manfaat break even point beserta pengertian menurut para ahli dan tujuannya yang telh dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (28/9/2021).
Â
Pengertian Break Even Point Menurut Para Ahli
Secara umum, break even point adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Namun, ada perbedaan pendapat menurut para ahli mengenai pengertian break even point, yaitu:
Sigit (1993, p. 2)
Break Even Point adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Schmidgall, Hayes, dan Ninemeier (2002)
Break Even Point adalah suatu alat manajemen yang dapat membantu manajer restoran untuk melihat hubungan antara bermacam-macam biaya, pendapatan dan volume penjualan. Melalui analisa titik impas, manajer juga dapat menentukan jumlah pendapatan yang diperlukan pada suatu tingkat pencapaian laba yang diinginkan yang juga biasa disebut Analisis Biaya-Volume-Laba.
Mulyadi (1993, 230)
Break Even Point adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba yang dengan kata lain labanya sama dengan nol.
Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202)
Break Even Point adalah suatu analisa yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi, yang mana analisa tersebut dapat menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh laba ataupun menderita rugi.
Rony (1990, p. 358)
Break Even Point adalah sarana bagi manajemen untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian.
Advertisement
Manfaat Break Even Point
Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat bermanfaat bagi manajemen dalam menjelaskan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara berbeda namun tetap berkaitan yaitu:
- Pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.
- Sebagai kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.
- Membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan yang canggih.
Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga menjelaskan beberapa manfaat analisa break even untuk manajemen, yaitu :
- Membantu pengendalian melalui anggaran.
- Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
- Menganalisa dampak perubahan volume.
- Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
- Merundingkan upah.
- Manganalisa bauran produk.
- Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.
- Menganalisa margin of safety.
Sedangkan menurut Sigit (1993, p. 1) analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu.
- Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan.
- Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
- Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan Break Even Point
Berikut ini terdapat beberapa tujuan break even point, terdiri atas:
1. Mendesain spesifikasi produk.
2. Menentukan harga jual persatuan.
3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian.
4. Memaksimalkan jumlah suatu produksi.
5. Merencanakan laba yang diinginkan
Perubahan harga jual per unit dapat mempengaruhi besarnya BEP. Apabila harga jual naik sementara biaya tidak berubah, maka akan menurunkan BEP, demikian pula sebaliknya. Perubahan pada biaya variable pun akan merubah posisi BEP, apabila biaya variable naik makan BEP pun akan naik, dan begitu pula sebaliknya.
Advertisement
Fungsi Analisis BEP
Rumus BEP atau analisis break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk menentukan hal-hal seperti:
- Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
- Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
- Menentukan jumlah penjualan yang harus harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
- Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997).
Elemen Rumus BEP
Ada 3 elemen dari rumus BEP yang menyusun perhitungan BEP tersebut diantaranya :
- Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, peralatan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual sama sekali.
- Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar, biaya kantong plastik, biaya nota penjualan, dll.
- Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli.
Â
Advertisement