Sukses

Cara Menghitung IRR, Pengertian, Rumus, dan Contoh Soalnya

Cara menghitung IRR perlu dipahami oleh para pelaku investasi.

Liputan6.com, Jakarta Cara menghitung IRR perlu dipahami oleh para pelaku investasi. IRR adalah singkatan dari Internal Rate of Return yang menjadi salah satu acuan penghitungan efisiensi dari sebuah investasi. Penghitungan IRR ini dapat menjadi dasar apakah sebuah investasi layak dilakukan atau tidak.

Suatu investasi atau proyek dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana, dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak.

Untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (3/10/2021) tentang cara menghitung IRR.

2 dari 5 halaman

Mengenal IRR (Internal Rate of Return)

Sebelum mengenali cara menghitung IRR, kamu perlu memahami apa itu IRR terlebih dahulu. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, IRR adalah singkatan dari Internal Rate of Return yang menjadi salah satu acuan penghitungan efisiensi dari sebuah investasi. Internal Rate of Return (IRR) adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkirakan potensi keuntungan investasi.

IRR adalah discount rate yang membuat Net Present Value (NPV) dari semua arus kas sama dengan nol dalam analisis arus kas yang dipotong. Perhitungan IRR mengandalkan rumus yang sama seperti NPV. Secara sederhana, NPV adalah nilai proyek yang sedang dikerjakan, diperoleh dari selisih antara arus kas yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan.

Bila nilai NPV > nol, maka investasi atau proyek dianggap layak (feasible) untuk dilakukan. Bila NPV < nol, maka investasi atau proyek dianggap tidak layak untuk dijalankan. Sedangkan bila hitungan NPV = nol, maka investasi atau proyek berada dalam keadaan Break Even Point (BEP), dengan TR = TC dalam bentuk present value. Penghitungan NPV ini memerlukan data perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang dirancang.

Jika IRR lebih besar dari cost of capital maka menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih besar dari yang dirancang sebelumnya. Hal ini berarti perusahaan disarankan menerima atau menjalankan proyek investasi tersebut.

Sebaliknya, jika IRR lebih kecil daripada cost of capital memberi gambaran bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih kecil dari yang ditargetkan sehingga perusahaan lebih baik menolak proyek tersebut. Sedangkan jika IRR nilainya sama dengan cost of capital, menjadi pertimbangan bahwa investasi yang dilakukan diperkirakan menghasilkan return sebesar yang ditargetkan.

3 dari 5 halaman

Rumus IRR (Internal Rate of Return)

Cara menghitung IRR atau Internal Rate of Return harus mengikuti rumusnya.

Berikut adalah rumus cara menghitung IRR:

IRR = rk + ( NPV rk / (TPV rk – TPV rb))x (rb-rk)

Keterangan:

rk = tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)

rb = tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)

NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecil

TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil

TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga yang besar

Dengan memahami rumusnya, kamu sudah bisa memahami cara menghitung IRR.

4 dari 5 halaman

Cara Menghitung IRR (Internal Rate of Return)

Berikut contoh cara menghitung IRR (Internal Rate of Return) yang Liputan6.com kutip dari accurate:

Ada suatu perusahaan mampu memberikan usulan dalam melakukan investasi sebesar Rp 140.000.000. Sementara arus kas yang mampu dihasilkan oleh perusahaan tersebut di setiap tahunnya adalah sebanyak Rp 22.000.000 dalam kurun waktu 6 tahun.

Asumsi untuk Internal rate of return dari investasi tersebut adalah 13%, saat menghitung diskonto, maka akan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 6.649.000 dan diskonto sebanyak 12%, serta NIP senilai Rp 659.000.

Bila dihitung menggunakan rumus Internal rate of return,  berikut cara menghitung IRR:

Selisih diskonto 12% – 10% = 2% atau Rp 6.649.000 + Rp 659.000 = 7.308.000. sehingga, bisa kita ketahui bahwa nilai IRR nya adalah sebagai berikut:

IRR = 10% + (Rp 659.000 : Rp 7.308.000) x 2% = 10,18%

Dengan asumsi rate of return sebesar 13%, maka angka 10,18% sebenarnya masih bernilai kecil. Dengan berdasarkan prinsip IRR, maka ada baiknya jenis investasi ini ditolak. Itulah cara menghitung IRR yang perlu kamu pahami.

5 dari 5 halaman

Kelebihan IRR (Internal Rate of Return)

Kelebihan IRR Selain dapat menilai apakah investasi yang dilakukan dapat menaikkan nilai pada perusahaan dan mempertimbangkan semua arus masuk yang ada, IRR juga memiliki kelebihan lainnya, yaitu:

- Menemukan Time Value dari Uang

IRR diukur dengan menghitung tingkat bunga di mana nilai sekarang arus kas masa depan sama dengan investasi modal yang dibutuhkan. Keuntungannya adalah bahwa waktu arus kas di semua tahun mendatang dianggap dan oleh karena itu, setiap arus kas diberi bobot yang sama dengan menggunakan time value uang.

- Mudah Digunakan dan Dipahami

IRR adalah ukuran yang mudah dihitung dan menyediakan cara sederhana untuk membandingkan nilai berbagai proyek yang sedang dipertimbangkan. IRR memberikan gambaran singkat kepada setiap pemilik bisnis kecil tentang proyek modal apa yang akan memberikan arus kas potensial terbesar. Ini juga dapat digunakan untuk tujuan penganggaran seperti untuk memberikan gambaran singkat tentang nilai potensial atau penghematan pembelian peralatan baru daripada memperbaiki peralatan lama.

Video Terkini