Sukses

21 Ciri-Ciri Homo Sapiens, Beserta Jenis dan Penemuannya di Indonesia

Ciri-ciri homo sapiens disebut juga 'modern humans'.

Liputan6.com, Jakarta Ciri-ciri homo sapiens perlu untuk dikehui. pasalnya homo sapiens dikaitkan dengan era manusia yang lebih modern. Kehidupan manusia purba jenis homo sapiens muncul pada periode Zaman Batu Lama atau yang disebut Paleolitikum Atas. Zaman ini terjadi sekitar 10.000 tahun sebelum masehi.

Secara genetis, homo sapiens berasal dari Asia Barat. Homo sapiens membawahi subspesies lainnya seperti homo heidelbergensis dan homo rhodensiensis. Homo sapiens merupakan spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya.

Ciri-ciri homo sapiens disebut juga 'modern humans'. Secara anatomis, ciri-ciri homo sapiens umumnya adalah memiliki bentuk kerangka yang lebih ringan dibandingkan dengan manusia sebelumnya. Homo sapiens memiliki otak yang sangat besar. Ukuran otaknya bervariasi dari satu populasi ke populasi lainnya. Serta beda antara pria dan wanita, tapi ukuran rata-rata kira-kira 1.300 sentimeter kubik. Menampung otak besar ini melibatkan reorganisasi tengkorak, sehingga dianggap sebagai "modern".

Untuk lebih rinci, berikut ini ulasan mengenai ciri-ciri homo sapiens beserta jenis-jenis dan penemuannya di Indonesia yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (18/10/2021).

2 dari 6 halaman

Jenis-Jenis Homo Sapiens

Sebelum mengetahui ciri-ciri homo sapiens, Anda perlu untuk mengetahui jenis-jenis homo sapiens. Berbagai jenis homo sapiens telah digunakan untuk spesies kita. Termasuk jenis nama homo sapiens di antaranya:

1. Manusia Cro-Magnon

Manusia cro-magnon biasanya digunakan untuk manusia modern yang menghuni Eropa dari sekitar 40.000 hingga 10.000 tahun yang lalu.

2. Aarchaic Homo Sapiens

Homo sapiens 'kuno' terkadang digunakan untuk fosil Afrika berusia antara 300.000 dan 150.000 tahun yang sulit diklasifikasikan. Karena ada campuran fitur modern dan kuno. Beberapa ilmuwan lebih suka menempatkan fosil ini pada spesies terpisah, dengan julukan Homo helmei.

3. Homo Sapiens Sapiens

Selanjutnya ada homo sapiens sapiens, yang diberikan kepada spesies kita jika dianggap sebagai sub-spesies dari kelompok yang lebih besar. Nama ini digunakan oleh mereka yang mendeskripsikan spesimen dari Herto, Ethiopia. Sebagai Homo sapiens 'idaltu' atau oleh mereka yang percaya bahwa manusia modern dan Neanderthal adalah anggota dari spesies yang sama. Neanderthal disebut Homo sapiens neanderthalensis dalam skema ini.

3 dari 6 halaman

Ciri-Ciri Homo Sapiens

Berikut ini ciri-ciri homo sapiens, diantaranya:

Homo Sapiens Ukuran dan Bentuk Tubuh

  1. Homo sapiens paling awal memiliki tubuh dengan batang pendek, ramping, dan kaki panjang. Proporsi tubuh ini merupakan adaptasi untuk bertahan hidup di daerah tropis. Berangsur-angsur berkembang saat populasi menyebar ke daerah yang lebih dingin, sebagai adaptasi.
  2. Manusia modern sekarang memiliki tinggi rata-rata sekitar 160 sentimeter pada wanita dan 175 sentimeter pada pria.

Otak Homo Sapiens

  1. Homo sapiens yang hidup saat ini memiliki ukuran otak rata-rata sekitar 1.350 kubik sentimeter yang merupakan 2,2 persen dari berat tubuh.
  2. Homo sapiens awal, memiliki otak yang sedikit lebih besar, hampir 1.500 sentimeter kubik.

Tengkorak

  1. Tengkorak Homo sapiens modern memiliki dasar yang pendek dan tempurung otak yang tinggi. Tidak seperti spesies Homo lainnya, tengkoraknya paling lebar di bagian atas.
  2. Homo sapiens dengan tengkorak berkubah tinggi berdinding tipis dengan dahi datar dan hampir vertikal.
  3. Rongga otak yang lebih penuh juga menghasilkan hampir tidak ada penyempitan di belakang rongga mata.
  4. Bagian belakang tengkorak membulat dan menandakan berkurangnya otot leher.
  5. Wajah cukup kecil dengan tulang hidung menonjol
  6. Tonjolan alis terbatas dan dahi tinggi.
  7. Orbit (rongga mata) berbentuk kotak, bukan bulat

Rahang dan Gigi

  1. Rahang pendek yang menghasilkan wajah hampir vertikal.
  2. Biasanya tidak ada celah (ruang retromolar) antara gigi molar terakhir dan tulang rahang.
  3. Rahang yang ringan dan memiliki tulang dagu yang menonjol untuk menambah kekuatan. Homo sapiens adalah satu-satunya spesies yang memiliki dagu menonjol.
  4. Rahang yang pendek telah mempengaruhi susunan gigi. Mereka sekarang tersusun dalam bentuk parabola. Di mana baris samping gigi melebar ke luar. Lain halnya dengan nenek moyang kita yang paling awal, tetap sejajar dan memiliki rahang yang panjang.
  5. Gigi relatif kecil dibandingkan dengan spesies sebelumnya. Ini terutama terlihat pada gigi seri depan dan gigi taring.
  6. Gigi premolar depan di rahang bawah memiliki dua katup yang berukuran sama (benjolan di permukaan untuk mengunyah)

Anggota Badan Homo Sapiens

  1. Tulang tungkai lebih tipis dan kurang kuat dibandingkan spesies manusia sebelumnya. Serta menunjukkan penurunan ukuran otot dari sebelumnya.
  2. Kaki relatif lebih panjang dibandingkan dengan lengan.
  3. Tulang jari tangan dan kaki lurus dan tanpa kelengkungan yang khas dari nenek moyang australopithecus paling awal.
  4. Panggul lebih sempit dari sisi ke sisi. Memiliki bentuk mangkuk yang lebih dalam, dari depan ke belakang. Dibandingkan spesies manusia sebelumnya.
4 dari 6 halaman

Penemuan Homo Sapiens di Indonesia

Setelah mengetahui ciri-ciri homo sapiens, Anda juga wajib tau mengenai penemuan fosil homo sapiens di Indonesia. Penemuan fosil Homo sapiens di Indonesia berawal pada 1889, saat van Rietschoten menemukan beberapa bagian tengkorak dan rangka manusia di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Homo sapiens di Indonesia kemudian digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan lokasi temuannya, yaitu:

1. Homo Wajakensis

Homo wajakensis ditemukan di Wajak, Tulungagung, oleh van Rietschoten pada 1889. Temuan Rietschoten digolongkan sebagai Homo sapiens pertama di Asia.

2. Homo Soloensis

Manusia purba jenis Homo soloensis ditemukan oleh von Koenigswald dan Weidenrich di dekat Desa Ngandong, lembah Sungai Bengawan Solo. Oleh sebagian ahli, manusia purba ini digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan jenis Homo sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen Atas.

3. Homo Floresiensis (Manusia Liang Bua)

Homo Floresiensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada September 2003. Manusia Liang Bua dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama sesuai dengan tempat ditemukannya, di Liang Bua, Flores.

5 dari 6 halaman

Kehidupan Sosial Homo Sapiens

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, meskipun memiliki kemampuan lebih maju tetapi kehidupannya masih sederhana. Ciri kehidupan sosial dari homo sapiens diantaranya adalah:

  1. Bertahan hidup dengan cara berburu dan bercocok tanam.
  2. Hidup mulai menetap dan tidak berpindah-pindah tempat.
  3. Berburu menggunakan peralatan dari batu dan kayu yang sudah diruncingkan.
  4. Mampu membuat peralatan sederhanan dari tuang dan batu untuk berburu maupun untuk pengolahan makanan.
  5. Sudah mulai menggunakan pelindung tubuh atau baju yang terbuat dari kulit hewan buruan.
6 dari 6 halaman

Hasil Peninggalan Budaya dari Homo Sapiens

Hasil peninggalan budaya dari homo sapiens diantaranya adalah sebagai berikut, diataranya:

1. Kapak Persegi

Peneliti bernama Von Heine Galdern melakukan penelitian terhadap kapak persegi. Ia memperhatikan penampang alangnya yang terkadang berbentuk persegi panjang atau trapezium, sehingga memberi nama kapak persegi. Kapak persegi terbuat dari batu-batu indah yang dibuat sangat indah dan halus. Hal ini menyebabkan bahwa benda tersebut kemungkinan tidak untuk bekerja, melainkan hanya sebagai lambang kebesaran, jimat, alat upacara, atau sebagai alat tukar (barter).

2. Kapak Corong (Kapak Sepatu)

Kapak corong merupakan kapak perunggu yang bagian atasnya berlubang, berbentuk corong yang digunakan untuk memasukkan tangkai kayu. Kapak corong ada yang bentuknya kecil dan halus, yaitu candrasa. Alat ini diduga hanya digunakan untuk tanda kebesaran atau alat upacara saja karena bentuknya yang kecil dan halus. Kapak corong diperkirakan dibuat dengan teknik a cire perdue.

3. Nekara

Nekara ialah gendering besar yang dibuat dari bahan perunggu, berpinggang di bagian tengahnya, dan tertutup di bagian atasnya. Nekara biasanya digunakan sebagai peralatan upacara. Hal ini dapat dilihat dari hiasan yang berada pada dinding nekara. Hiasan tersebut juga sebagai gambaran mengenai kehidupan dan kebudayaan yang berkembang saat itu. Nekara ada yang berukuran besar dan kecil. Nekara yang berukuran kecil dan ramping disebut moko atau mako. Jenis artefak ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangean, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Nekara yang besar ditemukan di Bali dan yang berukuran kecil serta ramping ditemukan di Pulau Alor.

4. Kapak Genggam

Kapak genggam memiliki bentuk mirip kapak perimbas, tetapi berukuran jauh lebih kecil. Alat ini digunakan dengan cara digenggam pada ujungnya yang lebih kecil. Hampir di seluruh wilayah Nusantara memiliki alat tersebut.

5. Alat Serpih

Alat serpih berfungsi sebagai pisau, mata panah, dan alat pemotong. Alat ini ditemukan oleh Von Keonigswald tahun 1934 di Sangiran, Gua Lawa (Sampung, Ponorogo), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Timor, dan Roti. Alat ini berukuran kecil antara 10 – 20 cm dan banyak ditemukan di gua-gua.

6. Alat Tulang atau Tanduk Runcing

Alat tulang atau tanduk runcing terbuat dari tulang binatang untuk pisau, belati, dan mata tombak yang banyak ditemukan di Ngandong (Ngawi, Jawa Timur). Selain hasil-hasil budaya tersebut, ada juga hasil budaya lainnya dari jenis manusia purba Homo sapiens. Hasi budaya tersebut diantaranya adalah kapak pendek (Bache Courte), flakes, bejana perunggu, kapak genggam Sumatra (Pabble), kapak batu, dan perhiasan serta manik-manik dari perunggu.