Sukses

Muhasabah adalah Introspeksi Diri dalam Islam, Berikut Dalilnya

Muhasabah adalah istilah yang patut dipahami setiap muslim, bahkan perlu dipraktikkan siapa saja.

Liputan6.com, Jakarta Muhasabah adalah istilah yang patut dipahami setiap muslim, bahkan perlu dipraktikkan siapa saja. Muhasabah merupakan bahasa Arab dari introspeksi diri. Hal ini dilakukan dengan merenungkan hal-hal baik maupun buruk yang pernah kamu lakukan.

Muhasabah diri setiap hari, setiap bulan, hingga setiap tahun sangat penting dilakukan agar kamu senantiasa menjadi orang yang lebih baik. Muhasabah adalah salah satu cara untuk memperbaiki hati, melatih, menyucikan, dan membersihkannya.

Faktor utama yang menyebabkan seseorang mau melakukan muhasabah adalah keimanan dan keyakinan bahwa Allah SWT akan menghitung amal semua hamba-Nya. Jika amalannya baik, maka Allah SWT akan memberikan balasan yang baik pula. Sebaliknya jika amalannya buruk, maka ia akan mendapatkan balasan yang buruk pula.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (19/10/2021) tentang muhasabah adalah.

2 dari 4 halaman

Muhasabah adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), muhasabah adalah bahasa Arab dari introspeksi. Muhasabah adalah peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dan sebagainya) diri sendiri. Muhasabah adalah salah satu cara membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat.

Secara etimologis, muhasabah adalah bentuk mashdar (bentuk dasar) dari kata hasaba-yuhasibu yang kata dasarnya hasaba-yahsibu atau yahsubu yang berarti menghitung. Sementara itu, menurut Ahmad Warson Munawir dalam Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, muhasabah adalah perhitungan atau introspeksi.

Kata-kata Arab muhasabah berasal dari satu akar yang menyangkup konsep-konsep seperti menata perhitungan, mengundang (seseorang) untuk melakukan perhitungan, menggenapkan (dengan seseorang) dan menetapkan (seseorang untuk) bertanggung jawab.

Muhasabah adalah introspeksi, mawas, atau meneliti diri. Hal ini berarti menghitung-hitung perbuatan pada tiap tahun, tiap bulan, tiap hari, bahkan setiap saat.

3 dari 4 halaman

Pengertian Muhasabah Menurut Para Ahli

Berikut pengertian muhasabah menurut para ahli, seperti Liputan6.com kutip dari Merdeka:

- Imam Al-Ghozali. Menurut Imam Al-Ghozali, muhasabah adalah upaya i’tisham dan istiqomah, seperti dikutip dalam buku yang berjudul Rekonsiliasi Psikologi Sufistik dan Humanistik pengarang Abdullah Hadziq I’tisham merupakan pemeliharaan diri dengan berpegang teguh pada aturan-aturan syariat. Sedangkan istiqomah adalah keteguhan diri dalam menangkal berbagai kecenderungan negatif.

- KH. Toto Tasmoro. Muhasabah adalah melakukan perhitungan hubungan antara orang-orang di dunia dan akhirat atau di lingkungannya dan tindakan mereka sebagai manusia. karena manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan di kehidupannya.

- Isa Waley. Isa Waley dalam Meditasi Sufistik oleh Sudirman Tebba mengartikan istilah muhasabah sebagai pemeriksaan (atau ujian) terhadap diri sendiri dan mengemukakan kaitannya yang sangat penting dengan Haris bin Asad al-Muhasibi (781-857 M) dari Bagdad. Dia juga mengingatkan seseorang tentang ucapan sufi yang sering dikutip, yang sudah diterapkan kepada khalifah keempat yaitu Ali bin Abi Thalib, yang menyatakan bahwa orang harus memanggil dirinya untuk memperhitungkan sebelum Allah SWT mengundang orang untuk memperhitungkan.

- Al-Muhasibi. Al-Muhasibi percaya bahwa motivasi-motivasi manusia untuk melakukan pemeriksaan terhadap diri sendiri merupakan harapan-harapan dan kecemasan, dan pemeriksaan semacam itu merupakan landasan perilaku yang baik dan ketakwaan (taqwa).

- Nurbaksh. Menurut Nurbaksh yang dikutip dari buku yang berjudul Dunia Spiritual Kaum Sufi, pengertian muhasabah pada awalnya adalah suatu pertimbangan terhadap perhitungan antara tindakan-tindakan negatif dan positif. Pada akhirnya, ia merupakan aktualisasi kesatuan (ittihad), yang murni.

4 dari 4 halaman

Dalil Tentang Muhasabah

Muhasabah diri adalah salah satu amalan yang disebutkan dalam Alquran dan diajarkan oleh Rasulullah. Dalam surah Al Hasyr ayat 18, Allah berfirman;

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18).

Dengan melakukan muhasabah diri, manusia akan membuka hati dan menyadari segala dosanya. Setelah itu, muslim yang taat akan bertaubat dan tak mengulangi kesalahannya. Sebab taubat adalah bentuk penyesalan seorang muslim. Sebagaimana dalam hadiss, Rasulullah bersabda "Menyesal adalah taubat." (HR. Ibnu Majah)

Umar bin Khattab pernah mengatakan, "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, itu akan memudahkan hisab kalian kelak. Timbanglah amal kalian sebelum ditimbang kelak. Ingatlah keadaan yang genting pada hari kiamat"

Kemudian dia mengutip surah Al Haqqah ayat 18.

"Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." (QS. Al-Haqqah: 18)

Apa yang dikatakan Umar bin Khattab juga sesuai dengan sabda Nabi dalam hadis yang diriwatkan Syadad bin Aus, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT."

Jadi, hendaknya kita senantiasa melakukan muhasabah diri secara rutin. Pasalnya, introspeksi diri ini akan menjauhkan kamu dari sikap merasa paling suci, menjauhkan diri dari sifat sombong, menyadarkan diri untuk selalu memanfaatkan waktu untuk beribadah, dan dapat menenangkan hati agar mendapatkan petunjuk.