Liputan6.com, Jakarta Religius adalah salah satu sifat yang bisa dimiliki manusia. Biasanya, religius adalah istilah yang berkaitan dengan keagamaan. Sifat religius bisa menjadi sumber kenyamanan dan bimbingan.
Sifat religius adalah sifat yang bisa ditemukan di tiap agama. Religius adalah sikap yang bisa memberikan dasar bagi keyakinan dan perilaku moral. Selain itu, religius adalah sikap yang dapat berkontribusi pada rasa kebersamaan, memberikan dukungan, dan menawarkan bimbingan.
Sikap religius adalah salah satu bagian paling kuat dari pengalaman manusia. Makna yang sama-sama dimiliki agama dalam sifat religius adalah membantu pengikutnya menemukan makna di dunia. Berikut pengertian religius, fungsi, dan dimensinya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(19/10/2021).
Advertisement
Pengertian agama
Agama atau religi adalah hubungan manusia dengan apa yang mereka anggap suci, sakral, absolut, spiritual, ilahi, atau layak dihormati secara khusus. Agama adalah seperangkat kepercayaan, praktik, dan sistem terorganisir yang paling sering berhubungan dengan kepercayaan.
Pada dasarnya, agama mengacu pada apa yang diyakini tentang hubungan manusia dengan kekuatan yang lebih tinggi. Sesuatu yang semua agama memiliki kesamaan adalah bahwa mereka didasarkan pada iman. Agama telah memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah manusia di seluruh dunia.
Agama sering kali melibatkan kepercayaan budaya, pandangan dunia, teks, nubuat, wahyu, dan moral yang memiliki makna spiritual bagi anggota keyakinan tertentu. Ada banyak jenis agama yang berbeda, termasuk tradisi agama besar dunia yang dikenal luas serta sistem kepercayaan yang kurang dikenal dari populasi yang lebih kecil.
Advertisement
Pengertian religius
Religius berasal dari kata Religi yang diartikan sebagai agama. Religius adalah sifat yang menyangkut keagamaan. Orang yang religius adalah orang yang menunjukkan kepercayaan dan penghormatan kepada Tuhan.
Religius adalah konsep yang berkaitan dengan atau mewujudkan pengabdian yang setia kepada realitas atau bentuk tertinggi yang diakui. Religius adalah bersifat religi, bersifat keagamaan, yang bersangkut paut dengan religi.
Religius adalah keyakinan atas adanya yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan alam semesta, yang didalamnya terdapat persaan, tindakan dan pengalaman yang bersifat individual.
Fungsi agama
Agama telah mempengaruhi hampir setiap bagian dari kehidupan masyarakat. Misalnya, agama telah mempengaruhi cara pemerintah dibentuk, bagaimana keluarga dibentuk, dan cara orang mengajar anak-anak mereka.
Agama menetapkan aturan atau pedoman tentang bagaimana pengikut harus hidup. Menurut Hendropuspito dalam Solahuddin, agama memiliki fungsi dalam kehidupan manusia. Fungsi agama sebagai bentuk sifat religius adalah:
Fungsi Edukatif
Agama memiliki fungsi edukatif untuk tujuan mengajar dan membimbing. Keberhasilan pendidikan terletak pada pendayagunaan nilai – nilai rohani yang merupakan pokok – pokok kepercayaan agama. Nilai yang diserapkan antara lain makna dan tujuan hidup, hati nurani, dan rasa tanggung jawab kepada Tuhan.
Fungsi Penyelamatan
Agama dengan segala ajarannya memberikan jaminan kepada manusia keselamatan dunia dan akhirat.
Fungsi pengawasan sosial
Agama ikut bertanggung jawab terhadap norma – norma sosial sehingga agama menyeleksi kaidah – kaidah sosial yang ada, mengukuhkan yang baik dan menolak kaidah yang buruk agar selanjutnya ditinggalkan dan dianggap sebagai larangan dan mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya.
Fungsi Memupuk Persaudaraan
Persamaan keyakinan merupakan salah satu persamaan yang bisa memupuk rasa persaudaraan yang kuat. Manusia dalam persaudaraan bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja, melainkan seluruh pribadinya juga dilibatkan dalam suatu keintiman yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama.
Fungsi Transformatif Agama
Mampu melakukan perubahan terhadap bentuk kehidupan masyarakat lama ke dalam bentuk kehidupan baru. Hal ini dapat berarti pula menggantikan nilai – nilai baru. Transformasi ini dilakukan pada nilai – nilai adat yang kurang manusiawi.
Advertisement
Dimensi religiusitas
Menurut Glock dan Strak dalam Ghufron dan Risnawita, ada lima dimensi religiusitas atau beragama. Dimensi religiusitas ini meliputi:
Dimensi keyakinan
Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang menerima dan mengakui hal – hal yang dogmatik dalam agamanya. Misalnya keyakinan adanya sifat – sifat Tuhan, adanya malaikat, surga dan sebagainya.
Dimensi Peribadatan atau Praktik Agama
Dimensi ini adalah sejauh mana tingkatan seseorang menunaikan kewajiban – kewajiban ritual dalam agamanya. Misalnya menunaikan sholat, puasa, zakat dan lain sebagainya.
Dimensi penghayatan
Dimensi ini adalah perasaan keagamaan yang pernah dialami dan dirasakan, seperti merasa dekat dengan Tuhan, tenang saat berdoa, merasa takut berbuat dosa, tersentuh mendengarkan kitab suci, merasa senang doanya dikabulkan dan sebagainya.
Dimensi Pengetahuan Agama
Dimensi ini adalah seberapa jauh seseorang mengetahui dan memahami ajaran – ajaran agamanya terutama yang ada dalam kitab suci, hadits, pengetahuan tentang fiqh dan lain sebagainya.
Dimensi pengalaman
Dimensi ini adalah sejauh mana implikasi ajaran agama mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupan sosial. Misalnya, menjenguk orang sakit, menyumbangkan harta kepada orang yang membutuhkan, mempererat silaturahmi dan lain – lain.
Â