Sukses

Subjektif adalah Sikap Menurut Pandangan Sendiri, Kenali Perbedaannya dengan Objektif

Subjektif berkaitan dengan sikap yang menurut pandangan sendiri, atau tidak langsung mengenai pokok atau halnya.

Liputan6.com, Jakarta Subjektif adalah istilah yang berhubungan dengan sikap seseorang. Sikap subjektif dan objektif dalam ilmu sosiologi merupakan dua elemen penting bagi seseorang dalam memandang definisi dari permasalahan sosial.

Subjektif berkaitan dengan sikap yang menurut pandangan sendiri, atau tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Sementara itu, objektif berkaitan dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.

Sikap subjektif dan objektif ini tentunya harus kamu pahami dalam kehidupan sosial. Tidak ada suatu batasan yang jelas antara penilaian secara subjektif dengan objektif. Oleh karena itu, kamu perlu memahami definisi keduanya terlebih dahulu.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (22/10/2021) tentang subjektif adalah.

2 dari 5 halaman

Subjektif adalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), subjektif adalah mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Subjektif adalah sikap yang mengacu kepada keadaan di mana seseorang berfikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan tau selera.

Sikap subjektif adalah suatu sikap yang berdasarkan pada pandangan atau perasaan pribadi mengenai suatu hal. Seorang peneliti harus menghindari sikap ini karena data/fakta tak boleh bercampur dengan pendapat atau perasaan pribadi.

3 dari 5 halaman

Objektif adalah

Subjektif adalah sikap yang bergantung kepada pandangan pribadi seseorang. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan objektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objektif adalah mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Sikap objektif adalah sikap yang lebih pasti, bisa diyakini keabsahannya, tapi bisa juga melibatkannya.

Sikap objektif adalah salah satu sikap yang dimiliki oleh seorang peneliti. Objektif ini diartikan sebagai sebuah sikap yang harus mampu memisahkan antara fakta dan pendapat pribadi. Dengan demikian, peneliti akan mampu menghasilkan kesimpulan yang lebih baik sesuai dengan fakta dan tidak bercampur dengan pendapat pribadi yang sifatnya subjektif.

Objektivitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (empiris) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara di mana tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya.

Keobjektifan pada dasarnya tidak berpihak, di mana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.

4 dari 5 halaman

Perbedaan Subjektif dan Objektif

- Sikap atau pernyataan objektif memiliki landasan pemikiran, yang realistis dan berdasarkan fakta yang terjadi. Sementara sikap subjektif, landasan pemikirannya adalah opini seseorang, yang kemudian dijadikan tolak ukur terhadap sebuah peristiwa yang diinformasikan.

- Mengambil keputusan secara objektif memiliki tujuan agar keputusan yang diambil, benar-benar tepat dan tidak merugikan siapapun. Sementara, subjektif adalah sikap yang cenderung akan terjadi keberpihakan terhadap sesuatu.

- Objektif memiliki sudut pandang dari segi kondisi asli yang terjadi pada sebuah peristiwa, sehingga bisa dipertanggung jawabkan. Sementara subjektif memiliki sudut pandang pendapat pribadi tentang sebuah peristiwa yang diinformasikan, sehingga terkadang tidak terjamin akurasinya.

- Selain itu, dampak yang dihasilkan pernyataan subjektif dan objektif juga berbeda. Pernyataan objektif akan memberi dampak penambahan wawasan pada orang lain. Sementara, dampak pernyataan yang subjektif tergantung kondisi, bisa membawa manfaat, bisa juga membawa masalah.

- Sikap objektif biasanya identik dengan kata pendukung seperti ‘pasti’, ‘benar, ‘tidak benar’, dan kata-kata penegas lainnya tanpa ada keraguan di dalamnya. Hal ini tentunya berbeda dengan sikap subjektif yang biasanya menggunakan kata pendukung seperti ‘menurut saya’, ‘sepertinya’, ‘umumnya’, ‘biasanya’, dan lain sebagainya. Hal ini menerangkan bahwa tidak ada kepastian dari pernyataan yang subjektif tersebut dan bisa membuat orang berpikir dua kali untuk mempercayainya, beda dengan pernyataan yang objektif.

Dalam kehidupan sehari-hari ada berbagai macam hal yang berkaitan dengan sikap dan hal-hal yang subjektif dan objektif. Mungkin saja kamu juga pernah melakukannya. Contoh hal-hal yang subjektif dan objektif tentunya berbeda pula.

Hal-hal yang subjektif contohnya adalah karya seni, hubungan, kecantikan, dan lain-lain. Semua hal tersebut berkaitan dengan penilaian pribadi dan melibatkan perasaan.

Sementara itu, hal-hal yang objektif contohnya adalah penemuan, bencana, kecelakaan, dan lain-lain. Hal-hal ini berkaitan dengan suatu hal yang pasti dan mengandung fakta.

5 dari 5 halaman

Sikap Subjektif dan Objektif dalam Ilmu Sosial

Dalam konteks IPS (Sosiologi), sikap objektif dan subjektif ini merupakan dua elemen penting dalam memandang definisi dari Permasalahan Sosial. Adapun perbedaannya masing-masing sebagai berikut:

- Elemen Objektif merupakan sikap yang menyadari bahwa keberadaan kondisi sosial merupakan bagian tak terpisahkan dari pengalaman hidup manusia itu sendiri.

- Elemen Subjektif adalah sikap yang berkaitan dengan keyakinan bahwa terdapat kondisi sosial tertentu yang berbahaya bagi masyarakat dan penting untuk diatasi.