Liputan6.com, Jakarta Pragmatisme adalah aliran yang mengemukakan bahwa pemikiran itu mengikuti sebuah tindakan seseorang. Secara istilah, pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah sesuatu itu mempunyai kegunaan bagi kehidupan nyata ,dan patokannya prgamatise ialah manfaat bagi kehidupan praktis.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pragmatisme adalah tindakan yang bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan), mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis.
Advertisement
Baca Juga
Istilah pragmatisme itu berasal dari kata bahasa Yunani, yang mempunyai arti sebuah tindakan atau sebuah tindakan tingkah laku seseorang. Sedangkan istilah kata Isme memiliki arti adalah suatu ajaran atau aliran.
Berikut ini penjelasan mengenai pengertian pragmatisme menurut para ahli lengkap dengan karakteristik dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (26/10/2021).
Pengertian Pragmatisme Menurut Para Ahli
Secara umum, pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sebuah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan yang nyata, oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif dan tidak mutlak. Namun, ada pendapat yang berbeda mengenai pengertian pragmatisme menurut para ahli berikut ini:
Peirce
Pragmatisme adalah suatu pemahaman logika untuk membuat sesuatu ide menjadi jelas dan terang sehingga menjadi berarti atau metode untuk menterjemahkan makna dari ide-ide.
Wona
Pragmatisme adalah lawan dari idealis yaitu konsep yang lebih mengutamakam untuk menempuh cara atau jalur yang bersifat jangka pendek yaitu melakukan hal-hal yang bersifat praktis dan mengesampingkan sisi ketidakbergunaan
Hadiwijono
Pragmatisme adalah sebuah konsep kebenaran secara logika pengamatan dengan melihat akibat secara praktis.
William James
Pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui. Untuk mengukur kebenaran suatu konsep seseorang harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut.
John Dewey
Pragmatisme adalah pondasi untuk mengatasi berbagai macam masalah kehidupan manusia dan yang menentukan kualitas seseorang adalah adanya pendidikan dalam diri manusia tersebut.
Advertisement
Karakteristik Pragmatisme
Berikut ini ada beberapa karakteristik pragmatisme yang perlu Anda ketahui, diantaranya:
1. Tidak Mempertanyakan Hal yang Normatif
Bagi Pragmatisme, segala pengertian yang mempunyai tendensi untuk menjelaskan semua hal dalam setiap situasi mustahil untuk didapatkan. Pragmatisme menemukan bahwa ada banyak kriteria mengenai kebenaran dan kebaikan. Dalam epistemologi misalnya, kita menemukan berbagai teori kebenaran seperti koherensi, korespodensi, atau pragmatik.
2. Anti Absolutisme
Pragmatisme disebut juga relativisme radikal, karena melawan absolutisme. Artinya tidak taat pada pemerintahan yang tanpa undang-undang dasar.
3. Anti Dualisme
Para Pemikir Pragmatisme menolak dualisme. Penolakan mereka berdasarkan asumsi mengenai hakikat realitas sebagai sesuatu yang terus mengalir, bukan yang terpecah-pecah dalam unit-unit, serta pendirian bahwa yang paling utama ialah yang terbukti dalam tindakan.
Latar Belakang Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang lahir di Amerika pada era 1870-an, hampir satu setengah abad yang lalu. Pada awal perkembangannya sempat juga berkembang ke Inggris, Prancis, dan Jerman. William James adalah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan dari aliran ini ke seluruh dunia. William James dikenal juga secara luas dalam bidang psikologi. Filsuf awal lain yang terkemuka dari pragmatisme adalah John Dewey. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan.
Secara etimologis, kata 'pragmatisme' berasal dari kata bahasa Yunani pragmatikos yang berarti cakap dan berpengalaman dalam urusan hukum, dagang, dan perkara negara. Istilah pragmatisme disampaikan pertama kali oleh Charles Peirce pada bulan Januari 1878 dalam artikelnya yang berjudul How to Make Our Ideas Clear.
Bagi Peirce, kebenaran dalam filsafat tradisional seperti metafisika dan logika, bersifat tertutup dan murni. Sistem kebenaran yang tertutup dan murni merupakan kebenaran bersifat absolut, sehingga tidak menambah sesuatu yang baru. Akibatnya, jalan untuk kemajuan filsafat dan ilmu pengetahuan terhambat. Peirce kemudian merintis pemikiran filosofis yang disebut pragmatisme untuk membuat filsafat tradisional menjadi ilmiah. Metode pragmatisme Peirce menekankan peran aktif individu dalam berpikir dan mengetahui. Peirce menolak pikiran sebagai penonton yang pasif menerima gagasan yang jelas dan terpilah.
Advertisement
Contoh Pragmatisme dalam Kehidupan Sehari-hari
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pragmatisme adalah sebuah konsep yang hanya mementingkan sisi kepraktisan atau lebih mementingkan hasil akhir. Contoh pragmatisme bisa terlihat pada konsep permainan bola, yaitu permainan bola yang hanya bertujuan untuk menghasilkan skor atau gol tanpa mempertimbangkan metode ataupun teknik bermain seperti menyerang atau bertahan. Namun, teknik bermain yang bagus menjadikan peluang yang lebih besar dalam mencetak sekor atau gol.
Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari dari pragmatisme adalah dalam bidang pendidikan, seorang guru yang pragmatisme hanya memikirkan bagaimana caranya mengajarkan siswanya sesuai dengan kurikulum yang ada tanpa memikirkan apakah siswanya menangkap pelajaran yang diberikan atau tidak yang penting guru tersebut mendapat gaji.