Liputan6.com, Jakarta Buku fiksi dan non fiksi merupakan dua jenis karya sastra dengan cara penyajian yang berbeda. Apa saja unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi tersebut? Paling khas dari perbedaan unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi adalah gaya bahasa dan informasi yang disampaikan.
Baca Juga
Advertisement
Untuk memahami lebih dalam tentang unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi, setiap bagian dalam buku harus dikupas tuntas. Mulai dari sampul, bab pembahasan, sampai ungkapan yang digunakan untuk menarik minat para pembaca buku fiksi dan non fiksi.
Buku fiksi identik dengan cerita khayalan, rekaan, dan menguras emosi. Sementara buku non fiksi ditujukan untuk mengedukasi atau memberikan informasi yang penting, lebih realistis. Keberadaan unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi akan semakin memperjelas perbedaannya.
Berikut Liputan6.com ulas tentang unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi, lengkap perbedaannya dari berbagai sumber, Sabtu (6/11/2021).
Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi
Memahami apa saja perbedaan unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi ini penting untuk pengetahuan. Untuk yang pertama, berikut unsur-unsur buku fiksi dan penjelasannya, melansir dari situs website resmi Kemdikbud:
1. Penulisan Buku Fiksi Menggunakan Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan pemilihan atau penggunaan kata yang digunakan dalam menulis karangan fiksi. Ini bagian dari unsur-unsur buku fiksi. Adapun gaya bahasa yang digunakan biasanya bermajas metafora, personifikasi, dan perumpamaan.
Pengertian majas adalah gaya bahasa yang digunakan oleh penulis karya fiksi untuk menyampaikan pesan secara imajinatif atau kiasan. Hal tersebut bertujuan untuk menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembaca.
2. Bahasa Bersifat Konotatif
Kata dalam penulisan karangan fiksi yang menjadi unsur-unsur buku fiksi mengandung makna tidak sebenarnya atau konotatif. Hal ini menyebabkan pesan yang disampaikan penulis tidak disampaikan secara langsung dan tersamarkan.
Kata yang bersifat konotasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi positif adalah kata kiasan yang memiliki makna positif/baik. Sedangkan konotasi negatif adalah kata kiasan yang memiliki makna negatif/kurang baik.
Contoh penggunaan kata kiasan bermakna positif, 'Didin adalah keturunan darah biru'. Kata 'darah biru' bermakna sebagai keturunan bangsawan. Contoh penggunaan kata kiasan yang bermakna negatif, 'Marco Bento sudah tahu akal bulus Bejo. Kata 'akal bulus' tersebut mempunyai makna sebagai licik atau penipu.
3. Berdasarkan Imajinasi atau Khayalan
Dalam karangan yang bersifat fiksi atau menjadi bagian dari unsur-unsur buku fiksi, penggambaran kehidupan berdasarkan imajinasi penulis. Kemampuan imajinasi akan meningkat seiring berkembangnya kemampuan seseorang dalam berbicara dan berbahasa.
Imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi dan dapat mendorong semua kekuatan yang merangsang emosi untuk berperan aktif dalam pemikiran dan gagasan kreatif. Keberadaan unsur-unsur buku fiksi yang satu ini penting sekali.
Advertisement
Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi Selanjutnya
Apabila sudah memahami tentang unsur-unsur buku fiksi, selanjutnya unsur-unsurbuku non fiksi. Perbedaan unsur-unsur buku fiksi dan non fiksi akan semakin jelas dalam pembahasan ini. Berikut unsur-unsurbuku non fiksi dan penjelasannya:
1. Sampul Buku
Sampul buku merupakan unsur-unsur buku non fiksi pertama yang perlu kamu ketahui sebelum menelaah sebuah buku non fiksi. Pada bagian sampul ini biasanya memuat judul buku, penulis, dan nama penerbit. Selain itu sering juga disertai tahun terbit dan edisinya.
2. Pokok Bab Buku
Pada pokok bab buku biasanya memuat kata pengantar. Dalam kata pengantar biasanya berisi penjelasan tentang isi buku secara keseluruhan, latar belakang dan tujuan penulisan, serta manfaat isi buku. Kata pengantar sering disertai dengan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berjasa yang sudah membantu penulis dalam menyusun buku tersebut.
3. Judul Bab dan Sub Bab
Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah judul bab dan sub bab. Judul bab dan sub bab ini biasanya dimuat pada bagian daftar isi. Daftar ini menjelaskan judul-judul bab dan sub babnya yang disusun secara berurutan disertai juga dengan halamannya agar memberikan kemudahan untuk pembaca.
4. Isi Buku
Isi buku merupakan unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya yang harus dipahami. Isi buku terdiri atas beberapa bab yang di dalamnya memuat pendahuluan, paparan utama, dan penutup. Bagi kamu yang sering membaca buku non fiksi tentunya sudah mengetahui bagaimana isi buku non fiksi yang terperinci yakni dimulai dari pendahuluan hingga penutup.
5. Cara Menyajikan Isi Buku
Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah cara menyajikan isi buku. Cara menyajikan isi buku ini biasanya dimuat pada daftar pustaka. Pada daftar pustaka berisi daftar buku dan sumnber-sumber yang digunakan untuk menulis buku tersebut.
6. Bahasa yang Digunakan
Untuk mengetahui bahasa yang digunakan pada buku non fiksi, biasanya dimuat pda halaman glosarium. Glosarium sendiri merupakan daftar istilah penting yang digunakan sebagai sumber penulisan buku tersebut atau bahasa-bahasa yang digunakan oleh penulis dalam buku tersebut.
7. Sistematika Penulisan
Unsur-unsur buku non fiksi selanjutnya adalah sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini sangat penting agar tulisan yang dibuat runtut dan tidak asa-asalan.
Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi
1. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Cerita yang Disajikan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan kata fiksi berarti cerita rekaan atau khayalan yang tidak berdasarkan pada kenyataan. Buku fiksi sering dikaitkan dengan karya sastra yang menghibur dengan cerita rekaan, contohnya seperti novel atau cerpen.
Nonfiksi adalah cerita yang disajikan secara tulisan-tulisan informatif, edukatif dan faktual. Buku non-fiksi memuat informasi, deskripsi, peristiwa, tempat, karakter dari suatu objek yang benar-benar ada di kenyataan.
2. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Pengembangan Cerita
Buku-buku fiksi ditulis oleh pengarang dengan mengembangkan imajinasi yang mereka punya. Mulai dari tokoh, konflik, alur cerita, semua dibuat berdasarkan imajinasi. Ini yang menjadi perbedaan buku fiksi dan non fiksi paling khas.
Dalam buku nonfiksi terdapat berbagai informasi yang dapat menambah pengetahuan. Oleh karena itu, alih-alih mendapatkan hiburan rata-rata orang membaca buku fiksi untuk mempelajari lebih banyak tentang suatu subjek dan menambah pengetahuan.
3. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Berdasarkan Sifatnya
Buku fiksi bersifat subjektif, maksudnya pengarang bebas untuk memasukkan pendapat, perspektif, dan imajinasi ke tulisannya. Sedangkan, buku nonfiksi lebih bersifat objektif karena penulis tidak dapat menambahkan pendapat, apalagi imajinasi. Pasalnya, informasi dalam buku nonfiksi harus dijaga kemurniannya agar tetap sesuai dengan fakta.
4. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Tujuan Ditulis
Perbedaan buku fiksi dan nonfiksi juga bisa dilihat dari tujuan utama buku tersebut dibuat. Buku fiksi umumnya ditulis dengan tujuan untuk menghibur pembaca. Sedangkan buku nonfiksi lebih untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan yang diangkat sebagai topik pada pembaca.
5. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Proses Pembuatan
Buku fiksi tidak mencantumkan referensi dari penulis lain. Cerita dalam buku fiksi dibangun sendiri oleh pengarang dengan imajinasinya. Sementara itu, sebaliknya dalam penulisan buku nonfiksi sangat dimugkinkan adanya referensi yang relevan dari penulis lain. Ini perbedaan buku fiksi dan non fiksi yang khas. Hal ini bahkan bisa dibilang penting untuk membuat informasi dalam buku nonfiksi menjadi lebih kredibel.
6. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Penyajian Sudut Pandang
Perbedaan buku fiksi dan nonfiksi juga bisa ditinjau dari penggunaan sudut pandang. Buku fiksi mempunyai berbagai macam sudut pandang penceritaan, mulai dari sudut pandang penulis sebagai narator dan sudut pandang tokoh utama. Sebaliknya, buku nonfiksi menggunakan sudut pandang yang paten, yaitu sudut pandang dari pengarang.
7. Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi adalah Nilainya
Buku nonfiksi bisa bersifat multitafsir. Pemahaman akan nilai-nilai atau pelajaran hidup yang terkandung dalam cerita pada buku fiksi juga sangat bergantung pada pemahaman pembaca. Terlebih, kebanyakan buku fiksi menghadirkan nilai-nilai tersebut secara implisit. Sebaliknya, pada buku nonfiksi penyajian informasi diuraikan secara langsung, sehingga tidak multitafsir. Ini perbedaan buku fiksi dan non fiksi yang khas.
Â
Advertisement