Liputan6.com, Jakarta Teks negosiasi adalah ungkapan yang dinilai bisa digunakan untuk mencapai sebuah kesepakatan. Negosiasi adalah berasal dari bahasa Inggris yaitu “to negotiate” dan “to be negotiating” yang artinya membicarakan, merundingkan, atau menawarkan. Apa saja unsur teks negosiasi?
Dalam proses pembuatannya, keberadaan unsur teks negosiasi ini wajib diperhatikan betul. Meliputi bahasa yang digunakan, kalimat yang dibentuk, dan perintah serta penawaran yang disampaikan. Contoh penerapan unsur teks negosiasi adalah adanya bahasa persuasif yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian dalam sebuah negosiasi.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya bahasa, cara membuat teks negosiasi pun penting dalam proses pemilihan kalimat. Seperti keberadaan konjungsi, kalimat efektif, kalimat langsung, kalimat kontras, kata pronomina, dan lain sebagainya. Itu bagian dari unsur teks negosiasi. Agar lebih memahami, simak pula contohnya.
Berikut Liputan6.com ulas tentang unsur teks negosiasi dan penjelasannya, Selasa (16/11/2021).
Unsur Teks Negosiasi dan Penjelasannya
1. Bahasa Persuasif
Bahasa persuasif merupakan unsur teks negosiasi yang wajib ada. Keberadaan bahasa persuasif sebagai unsur teks negosiasi digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian dalam sebuah negosiasi.
2. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif merupakan unsur teks negosiasi yang berisi pernyataan. Keberadaan unsur teks negosiasi ini berfungsi memberikan informasi atau berita tentang sesuatu yang penting dalam proses negosiasi.
3. Bahasa Sopan
Dalam negosiasi, penting menggunakan bahasa yang sopan. Ini merupakan unsur teks negosiasi yang wajib ada. Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses.
4. Ada Konjungsi
Unsur teks negosiasi berikutnya konjungsi. Keberadaan unsur teks negosiasi ini digunakan sebagai kata penghubung di dalam teks negosiasi tersebut. Contoh unsur teks negosiasi dalam bentuk konjungsi adalah kalau, begitu, meskipun, walaupun, dan lainnya.
5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan unsur teks negosiasi yang membuat penyampaian negosiasi menjadi lebih singkat, padat, jelas, lengkap, dan tepat. Jelas dalam unsur teks negosiasi maksudnya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat dalam unsur teks negosiasi maksudnya dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
6. Berisi Pasangan Tuturan
Dalam sebuah negosiasi ada unsur teks negosiasi berupa tuturan, maksudnya ada dialog yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai kesepakatan.
7. Bersifat Memerintah dan Memenuhi Perintah
Sifat dari unsur teks negosiasi adalah memerintah dan memenuhi perintah. Dalam teks negosiasi, ada seseorang yang memerintah dan timbal baliknya ada yang memenuhi perintahnya tersebut baik secara langsung ataupun tidak.
8. Menggunakan Pronomina
Kata pronomina atau kata ganti adalah unsur teks negosiasi yang penting. Keberadaan unsur teks negosiasi ini merupakan jenis kata yang menggantikan nomina maupun frasa nomina. Contoh penerapan unsur teks negosiasi berupa pronomina adalah saya, kami, ataupun anda.
9. Kalimat Langsung
Menggunakan kalimat langsung merupakan unsur teks negosiasi yang umumnya diucapkan oleh narasumber. Keberadaan unsur teks negosiasi berupa kalimat langsung merupakan suatu kalimat yang menirukan ucapan ataupun yang diutarakan oleh orang lain.
10. Kalimat Kontras
Kalimat kontras merupakan unsur teks negosiasi berupa penggunaan kalimat perbandingan di dalamnya. Contoh penerapan unsur teks negosiasi berupa kalimat kontras adalah kata keterangan terlalu, lebih/ kurang, seperti, imbuhan se-, dll.
Advertisement
Cara Membuat Teks Negosiasi
Mencapai kesepakatan dalam pembuatan teks negosiasi selain wajib memerhatikan unsur pembentuk teks, juga perhatikan struktur teksnya. Bagaimana struktur teks negosiasi?
1. Orientasi
Orientasi adalah pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa dan sebagainya.
2. Permintaan
Permintaan berisi di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.
3. Pemenuhan
Dalam bagian pemenuhan, pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.
4. Penawaran
Penawaran merupakan puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain.
5. Persetujuan
Persetujuan merupakan kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.
6. Penutup
Penutup adalah cara mengakhiri sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi dalam negosiasi.
Contoh Teks Negosiasi
1. Contoh Teks Satu
Anak: Permisi, selamat siang!
Penjaga: Iya, selamat siang juga, ada yang bisa saya bantu, Nak?
Anak: Saya sedang mencari novel Siti Nurbaya, apakah ada, Pak?
Penjaga: Sudahkah mencari di rak novel?
Anak: Sudah Pak, tetapi tidak ada.
Penjaga: Baiklah, saya coba carikan di gudang. Silakan tunggu di ruang tunggu, ya!
Anak: Baik Pak, terima kasih.
Tak berapa lama kemudian.
Penjaga: Kebetulan saya cari di gudang masih tersisa satu, ini bukunya”.
Anak: Berapa harga buku ini, Pak?
Penjaga: Rp. 58.000 saja, Nak.
Anak: Harga itu terlalu mahal untukku, Pak, bolehkan saya menawar?
Penjaga: Boleh, silakan saja.
Anak: Rp 45.000 saja Pak?
Penjaga: Buku ini sudah langka, jadi harga segitu terlalu murah.
Anak: Uang saya tidak cukup, bagaimana kalau Rp 48.000 saja? Saya harap Bapak mau membantu. Ini untuk tugas sekolah saya.
Penjaga: Kalau harga serendah itu belum bisa, Nak. Bagaimana kalau Rp 55.000 saja? Itu sudah termasuk murah. Mungkin kalau kamu cari di toko buku lain tidak akan ada lagi.
Anak: Tapi uang saya hanya Rp 50.000.
Pejaga: Begini saja, saya akan berikan buku ini seharga Rp 50.000. Bagaimana?
Anak: Baiklah Pak! Saya beli bukunya.
Penjaga: Ini bukunya.
Anak: Ini uangnya pas ya Pak, terima kasih sudah membantu saya.
Penjaga: Iya, sama-sama. Terima kasih juga telah membeli buku di toko saya.
Anak: Selamat siang, Pak.
Penjaga: Selamat siang.
2. Contoh Teks Dua
Dua siswa sekolah menengah sedang berdiskusi menentukan acara akhir tahun sekolah. Mereka saling mengeluarkan pendapat mengenai jenis acara apa yang paling baikdilaksanakan untuk acara akhir tahun. Ketika itu, seorang guru datang menengahikedua siswa tersebut. Diskusi pun berakhir dengan keputusan pengambilan suaraterbanyak.
Salman: Bagaimana, ya, acara akhir tahun ini kita belum memutuskan akan mengadakan acara apa.
Husna: Ya, benar.
Salman: Aku pikir, acara akhir tahun nanti lebih baik mengadakan bazaar dan kreasi seni saja. Kemudian diselingi dengan band sekolah dan kegiatan seni lainnya.
Husna: Tapi, sebagian teman yang lain menginginkan untuk pergi karya wisata ke luar kota. Selain bisa refreshing, kita bisa menambah pengetahuan tentang tempat yang akan kita kunjungi.
Salman: Loh, kalau pergi berwisata, bukankah akan mengeluarkan biaya yang lebih banyak?
Husna: Menurutku itu sepadan dengan apa yang kita dapatkan ketika berwisata. (Seketika itu, datang seorang guru)
Guru: Ada apa ini, tampaknya diskusi kalian seru sekali?
Salman: Eh, iya, Pak. Selamat siang, Pak! Silakan duduk. Begini, Pak. Kami sedang mendiskusikan untuk acara akhir tahun nanti. Saya mengusulkan untuk mengadakan bazaar, kreasi seni, dan diselingi dengan band sekolah. Menurut saya itu lebih menghemat biaya, tetapi tetap mengasyikkan.
Husna: Ya, Pak, sedangkan saya mengusulkan pergi karya wisata ke luar kota. Itu atas usulan dari teman-teman yang lain. Kami bingung, Pak. Mau memutuskan yang mana.
Guru: Baik. Kedua usul kalian sangat baik dan bernilai positif. Bagaimana kalau Bapak usulkan agar mengumpulkan suara terbanyak saja? Kalian buatlah semacam angket untuk memilih mana pilihan dari teman-teman yang lain. Nah, yang suaranya terbanyak, itulah acara yang akan kita laksanakan. Bagaimana?
Salman dan Husna: Setuju, Pak!
Advertisement