Liputan6.com, Jakarta Unsur-unsur cuaca dan iklim ini mirip, meski pengertian keduanya sangat berlainan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Sementara menurut NASA, iklim adalah gambaran pola cuaca jangka panjang disuatu daerah.
Apa saja pembentuk yang menjadi unsur-unsur cuaca dan iklim? Cuaca dan iklim dibentuk oleh keberadaan angin, curah hujan, awan, sinar matahari, tekanan udara, kelembapan udara, dan suhu. Itulah tujuh unsur-unsur cuaca dan iklim yang menjadikan dampaknya bagi bumi cukup mirip.
Orang yang menyamakan cuaca dengan iklim mungkin tidak melihat masalah perubahan iklim sebagai masalah besar, melansir dari laman Britannica. Cuaca bisa berubah setiap saat dan tidak memberi dampak signifikan secara langsung. Sementara ketika iklim berubah sedikit saja, konsekuensinya bisa jauh lebih parah daripada cuaca buruk pada sore hari.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas tentang unsur-unsur cuaca dan iklim, Senin (22/11/2021).
Penjelasan Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
1. Angin
Angin merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim. Angin dalam jumlah yang besar timbul oleh rotasi bumi serta adanya perbedaan tekanan udara di sekitar. Unsur-unsur cuaca dan iklim seperti angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan rendah. Angin dapat diukur dengan anemometer.
2. Curah Hujan
Curah hujan merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim. Pengaruh curah hujan adalah jumlah atau intensitas air hujan yang turun di suatu tempat dalam kurun tertentu. Tingginya unsur-unsur cuaca dan iklim seperti curah hujan di setiap wilayah berbeda-beda, tergantung garis lintang, ketinggian tempat, arah angin, suhu udara, serta luas daratan. Curah hujan diukur dengan ombrometer.
3. Awan
Awan merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim. Keberadaan awan terjadi dari kumpulan titik air atau kristal es yang terjadi karena adanya kondensasi uap air yang terdapat pada atmosfer. Awan yang menjadi unsur-unsur cuaca dan iklim ini terjadi karena udara yang mengandung uap air naik sehingga suhunya turun sampai di bawah titik embun. Awan ini dapat berupa benda padat atau gas.
4. Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim. Matahari memancarkan sinarnya ke segala arah, dan bumi yang mengelilinginya menerima sinar matahari tersebut. Proses penyinaran matahari pada bumi disebut insolasi.
Akibat penyinaran matahari yang menjadi unsur-unsur cuaca dan iklim, terjadilah pemanasan di permukaan bumi. Proses pemanasan tersebut dinamakan radiasi. Radiasi dari sinar matahari menjadi sumber pemanas utama bagi bumi.
5. Tekanan Udara
Tekanan udara merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim. Adanya tekanan udara dipengaruhi akibat keberadaan berat lapisan udara. Tekanan udara yang menjadi unsur-unsur cuaca dan iklim ini disebut juga dengan kerapatan massa udara dalam suatu wilayah tertentu, dan bisa berubah. Tekanan udara diukur menggunakan barometer.
6. Kelembapan Udara
Kelembapan udara merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim. Adanya kelembapan udara dipengaruhi kandungan uap air yang ada di udara pada waktu tertentu. Kelembapan udara bisa berubah-ubah dan bergantung pada suhu di suatu tempat. Pengukuran kelembapan udara yang menjadi unsur-unsur cuaca dan iklim adalah umumnya menggunakan higrometer.
7. Suhu
Suhu merupakan unsur-unsur cuaca dan iklim. Keberadaannya menjadi satu di antara faktor dari perubahan cuaca. Suhu yang menjadi unsur-unsur cuaca dan iklim adalah pengaruh temperatur berbeda dari tempat yang satu dan lainnya.
Penyebab perubahan suhu hingga memengaruhi cuaca dan iklim adalah:
- Durasi dan sudut sinar matahari ke bumi, akibat letak lintang suatu wilayah.
- Ketinggian suatu wilayah. Area datar biasanya menerima panas matahari lebih besar.
- Kondisi awan. Makin banyak awan, maka panas matahari akan banyak terserap oleh awan tersebut dan bumi hanya menerima lebih sedikit.
- Kondisi pepohonan di bumi. Makin banyak tumbuhan tinggi, maka panas matahari akan tertahan.
Advertisement
Perbedaan Cuaca dan Iklim
Banyak yang menyamakan akan pengertian cuaca dan iklim. Padahal kedua kondisi ini berbeda satu sama lain. Berikut perbedaan antara cuaca dan iklim menurut NASA:
Perbedaan antara cuaca dan iklim adalah bahwa cuaca terdiri dari perubahan atmosfer jangka pendek (menit sampai bulan). Sementara iklim adalah adalah gambaran pola cuaca jangka panjang di suatu daerah.
Beberapa ilmuwan mendefinisikan iklim sebagai cuaca rata-rata untuk wilayah dan periode waktu tertentu, biasanya memakan waktu selama 30 tahun. Iklim menjadi pola cuaca rata-rata untuk wilayah tertentu.
Di kebanyakan tempat, cuaca dapat berubah dari menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, dan musim ke musim. Iklim, bagaimanapun, adalah rata-rata cuaca dari waktu ke waktu dan ruang. Pola cuaca rata-rata di suatu tempat selama beberapa dekade disebut iklim. Daerah yang berbeda memiliki iklim daerah yang berbeda pula.
Ketika ilmuwan berbicara tentang iklim, mereka melihat rata-rata curah hujan, suhu, kelembaban, sinar matahari, kecepatan angin, fenomena seperti kabut, embun beku, dan badai es, dan ukuran cuaca lainnya yang terjadi dalam jangka waktu yang lama di suatu tempat tertentu.
Cuaca meliputi sinar matahari, hujan, tutupan awan, angin, hujan es, salju, hujan es, hujan beku, banjir, badai salju, badai es, badai petir, hujan terus menerus dari front dingin atau front hangat, panas berlebih, gelombang panas, dan lainnya.
Â
Dampak Cuaca dan Iklim
Dalam artikel yang diterbitkan Britannica, orang yang menyamakan cuaca dengan iklim mungkin tidak melihat masalah perubahan iklim sebagai masalah besar. Cuaca bisa berubah setiap saat dan tidak memberi dampak signifikan secara langsung.
Namun, ketika iklim berubah sedikit saja, konsekuensinya bisa jauh lebih parah daripada cuaca buruk pada sore hari.
Di alam liar, tumbuhan dan hewan khusus yang telah berevolusi untuk beradaptasi dengan serangkaian kondisi iklim menghadapi tantangan untuk tiba-tiba didorong ke dalam kondisi yang tidak sesuai untuk mereka.
Dalam lingkup manusia, kondisi iklim yang dulu dapat diprediksi menjadi lebih tidak stabil, dan hasil panen menurun karena meningkatnya risiko dari banjir , kekeringan, atau efek cuaca dingin yang tidak terduga.
Â
Advertisement