Sukses

Playing Victim adalah Mentalitas Korban, Kenali Cirinya

Orang yang playing victim bisa melelahkan.

Liputan6.com, Jakarta Playing victim adalah salah satu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap dan perilaku seseorang. Mungkin kamu pernah menemui orang yang selalu menyalahkan orang lain atas keadaannya. Perilaku ini bisa disebut dengan playing victim.

Tak jarang, playing victim adalah perilaku yang sering ditemui. Dalam kehidupan sehari-hari, playing victim adalah sifat yang sangat tidak disukai. Pelaku playing victim adalah orang yang selalu punya alasan untuk menyalahkan orang lain dan menghindari tanggung jawab.

Orang yang playing victim bisa sangat melelahkan bagi orang lain di sekitarnya. Playing victim adalah sifat yang bisa menebar energi negatif. Selain itu, playing victim adalah perilaku manipulatif.

Sering kali, playing victim adalah sifat yang bahkan tidak disadari. Berikut penjelasan tentang apa itu playing victim, penyebab, dan ciri-cirinya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(25/11/2021).

2 dari 8 halaman

Apa itu playing victim?

Playing victim adalah kecenderungan melemparkan kesalahan atau tanggung jawab pada orang lain. Orang yang playing victim sangat percaya bahwa semua nasib buruk dalam hidup mereka disebabkan oleh orang lain.

Playing victim selalu punya alasan untuk menyalahkan orang lain dan menghindari tanggung jawab. Orang yang playing victim selalu merasa hal buruk terjadi dan akan terus terjadi. Mereka juga percaya segala upaya untuk menciptakan perubahan akan gagal, jadi tidak ada gunanya mencoba.

3 dari 8 halaman

Ciri-ciri orang playing victim

Merasa kasihan pada diri sendiri

Playing victim terus-menerus mengasihani diri mereka sendiri dan mencoba membuat orang lain merasakan hal yang sama. Mereka menganggap dunia ini kejam dan mereka terlalu lemah untuk mengubah apapun tentangnya.

Memiliki masalah dalam mempercayai orang

Mereka memproyeksikan emosi mereka ke seluruh dunia dan benar-benar percaya bahwa orang lain sama seperti mereka: tidak dapat dipercaya.

Tidak bisa berhenti membandingkan diri

Biasanya orang yang playing victim akan merasa kurang percaya diri. Mereka tidak bisa berhenti memikirkan apakah mereka lebih baik atau lebih buruk dari orang lain.

4 dari 8 halaman

Ciri-ciri orang playing victim

Merasa sakit hati ketika ada yang memberi saran

Playing victim seringkali sulit menerima masukan. Karena mereka telah memposisikan diri sebagai korban sejak awal, mereka akan merasa terpojok jika orang lain memberikan saran atau pendapat yang tidak sesuai dengan apa yang mereka rasakan dan inginkan.

Pesimis dalam menghadapi berbagai hal

Playing victim akan lebih fokus melihat sisi negatif dari suatu hal daripada sisi positifnya. Ini termasuk merasa tidak berharga, tidak berdaya, disertai persepsi diri yang negatif dan sedih.

Menganggap semua masalah tidak bisa dikendalikan

Orang-orang dengan perilaku playing victim selalu menganggap semua masalah adalah bencana yang tidak bisa dikendalikan.

5 dari 8 halaman

Ciri-ciri orang playing victim

Merasa bahwa hidup tidak pernah berpihak

Seseorang dengan mentalitas korban akan merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak akan ada artinya dan tidak dapat mengubah apa pun dalam hidup.

Merasa menjadi orang yang kurang beruntung

Ketika mereka menceritakan pengalaman mereka atau apa yang mereka alami, mereka akan mengklaim bahwa merekalah yang paling menderita kerugian di antara orang lain yang terlibat.

Semua adalah kesalahan orang lain

Playing victim melihat bahwa semua masalah yang terjadi dalam hidup mereka adalah kesalahan orang lain dan tidak melibatkan tanggung jawab sedikit pun pada diri mereka sendiri.

6 dari 8 halaman

Ciri-ciri orang playing victim

Manipulatif

Tanda-tanda orang playing victim adalah manipulatif. Orang yang playing victim akan melakukan segala cara agar keinginannya terpenuhi. Ia juga bisa membuat orang lain merasa bersalah atas apa pun yang pernah dilakukan pada mereka.

Tidak bahagia dengan hidup

Apa pun hal positif yang terjadi dalam hidup playing victim, para korban tidak akan menganggapnya serius dan itu tidak akan pernah cukup. Tidak peduli apa yang kurang atau hilang, mereka masih menginginkan lebih untuk diri mereka sendiri.

Tidak bertanggung jawab

Salah satu ciri utama playing victim adalah menghindari tanggung jawab. Prang yang playing victim selalu menempatkan kesalahan di tempat lain, membuat alasan, dan bereaksi terhadap sebagian besar rintangan hidup dengan "Ini bukan salahku".

7 dari 8 halaman

Tanda-tanda orang playing victim

Tidak mencari solusi

Orang yang playing victim menunjukkan sedikit minat untuk mencoba membuat perubahan. Ia mungkin menolak tawaran bantuan dan lebih tertarik untuk mengasihani diri sendiri.

Merasa tidak berdaya

Orang yang merasa menjadi korban percaya bahwa ia tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi. Playing victim selalu bertindak seperti tidak berdaya untuk mendapatkan simpati dan dukungan.

Mendendam pada orang lain yang bahagia

Perasaan diri yang tidak layak dapat menyebabkan kecemburuan terhadap orang lain yang tampak berharga, dan kecemburuan itu dapat berkembang menjadi kebencian.

8 dari 8 halaman

Penyebab playing victim

Trauma masa lalu

Trauma masa lalu kerap menjadi penyebab playing victim. Pengalaman trauma masa lalu ini membentuk pola pikir playing victim sebagai mekanisme koping dari trauma itu sendiri.

Pengkhianatan

Pengkhianatan kepercayaan, terutama pengkhianatan yang berulang, juga dapat membuat orang merasa seperti korban dan membuat mereka sulit untuk mempercayai siapa pun.

Ketergantungan bersama

Seseorang yang kodependen mungkin mengorbankan tujuan mereka untuk mendukung pasangannya. Akibatnya, mereka mungkin merasa frustrasi dan kesal karena tidak pernah mendapatkan apa yang mereka butuhkan, tanpa mengakui peran mereka sendiri dalam situasi tersebut.

Manipulasi

Beberapa orang yang melakukan playing victim tampak senang menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka timbulkan. Ia akan menyerang dan membuat orang lain merasa bersalah, atau memanipulasi orang lain untuk simpati dan perhatian.