Liputan6.com, Jakarta Ekstremisme adalah istilah yang mungkin cukup sering terdengar beberapa waktu ini. Namun, masih banyak orang yang belum terlalu memahami maknanya. Padahal, memahami apa itu ekstremisme sangat penting untuk setiap orang agar terhindar dari bahayanya.
Istilah ekstremisme sering kali dikaitkan dengan pandangan politik dan agama. Sering kali paham atau ideologi ini melampaui batas kebiasaan dalam membela atau menuntut sesuatu. Ekstremisme ini identik juga dengan adanya kekerasan.
Ekstremisme adalah tindakan menganut paham ekstrem berdasarkan pandangan agama, politik, dan sebagainya. Ideologi ini dianggap berada jauh di luar sikap masyarakat pada umumnya. Ekstremisme kerap disamakan dengan radikalisme, padahal keduanya berbeda.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/12/2021) tentang ekstremisme adalah.
Ekstremisme adalah
Secara harfiah, ekstremisme adalah kualitas atau keadaan yang menjadi ekstrem. Ekstremisme adalah advokasi ukuran atau pandangan ekstrem. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekstremisme adalah keadaan atau tindakan menganut paham ekstrem berdasarkan pandangan agama, politik, dan sebagainya.
Sementara itu, ekstremis adalah orang yang melampaui batas kebiasaan (hukum dan sebagainya) dalam membela atau menuntut sesuatu. Istilah ini tentunya berasal dari kata ekstrem yang berarti sangat keras dan teguh atau fanatik.
Saat ini, ekstremisme adalah istilah yang banyak dipakai dalam esensi politik atau agama. Ekstremisme adalah istilah yang merujuk kepada ideologi yang dianggap (oleh yang menggunakan istilah ini atau beberapa orang yang mematuhi konsensus sosial) berada jauh di luar sikap masyarakat pada umumnya. Namun, ekstremisme juga dipakai dalam diskursus ekonomi.
Peneliti senior CSRS UIN Jakarta, Irfan Abubakar, M.A., mengatakan, ektremisme adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh manusia. Secara ideologi, ekstremisme adalah ideologi dengan sistem berpikir untuk mencapai sistem politik, sosial dan budaya yang melampaui batas dengan konsekuensi adanya bahaya dan kerusakan bagi individu atau lingkungan.
Advertisement
Mengenal Radikalisme
Kata radikal berasal dari bahasa Latin, radix atau radici. Radix dalam bahasa Latin berarti 'akar'. Istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala. Paham atau aliran yang radikal disebut juga dengan radikalisme.
Dalam konsep sosial politik, radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Merriam Webster mengartikan radikal sebagai opini atau perilaku orang yang menyukai perubahan ekstrem, khususnya dalam pemerintahan atau politik.
Menurut Cambridge Dictionary, radikal adalah percaya atau mengekspresikan keyakinan bahwa harus ada perubahan sosial atau politik yang besar atau secara ekstrem. Oxford Dictionary juga memahami ‘radikal’ sebagai orang yang mendukung suatu perubahan politik atau perubahan sosial secara menyeluruh.
Sementara itu, menurut KBBI, radikalisme memiliki tiga arti. Pertama, radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik, kedua, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, dan ketiga, radikalisme adalah sikap ekstrem dalam aliran politik.
Menurut Indonesia.go.id, istilah radikal bisa bermakna positif atau negatif tergantung pada konteks ruang dan waktu sebagai latar belakang penggunaan istilah tersebut. Radikalisme mengacu pada doktrin politik yang dianut oleh gerakan sosial-politik yang mendukung kebebasan individu dan kolektif, dan emansipasi dari kekuasaan rezim otoriter dan masyarakat yang terstruktur secara hierarkis.
Di Amerika, radikalisme adalah ekstremisme politik dalam bentuk apa pun, baik kiri maupun kanan. Komunisme dianggap sebagai radikal kiri, sementara fasisme dianggap sebagai radikal kanan. Berbagai gerakan pemuda di Amerika Serikat, yang secara luas disebut radikal, dikaitkan dengan kecaman terhadap nilai-nilai sosial dan politik tradisional.
Perbedaan Ekstremisme dan Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Radikalisme membantah nilai-nilai yang ada. Ciri-cirinya adalah intoleran atau tidak memiliki toleransi pada golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga cenderung fanatik, eksklusif, dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis. Â
Sementara itu, ekstremisme adalah kelompok yang menganut paham kekerasan ekstrem. Dibandingkan radikalis, ekstremis cenderung berpikiran tertutup, tidak bertoleransi, anti-demokrasi, dan bisa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka. Kelompok ekstremis juga berpikiran tertutup. Kelompok ini berbeda dengan kelompok radikalis, kelompok yang menganut paham radikal atau radikalisme.Â
Mengutip dari laman Kemenag Banjarnegara, cara mengatasi ekstremisme, radikalisme, dan terorisme di antaranya melalui pendidikan dan pembinaan keluarga. Pendidikan perlu mengedepankan pendekatan karakter budaya Indonesia yang terkenal ramah tanpa kekerasan. sifat ramah dan nilai-nilai karakter budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sudah lama mengakar sepatutnya dicangkokkan dalam semua mata pelajaran, tidak melulu mapel agama, PKN, ataupun akidah akhlak.
Selain melalui pendidikan, diperlukan juga pembinaan dari keluarga. Sudah sepatutnya orang tua atau keluarga tahu apa saja yang dilakukan anaknya dan senantiasa memantau dan mengontrol agar anak tidak terpengaruh oleh paham-paham yang berbahaya.
Advertisement