Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito resmi membuka peluang menggunakan vaksin Merah Putih, selain vaksin dari luar negeri untuk dijadikan kandidat vaksinasi Booster dan anak mulai tahun 2022.
Baca Juga
Advertisement
"Selain itu vaksin Merah Putih dengan berbagai platform dan asal instansi juga sedang dipersiapkan untuk digunakan sebagai vaksin Booster ," tegas Wiku dalam Keterangan Pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada Selasa (21/12/2021).
Skenario awal yang disampaikan pemerintah, masyarakat Indonesia bisa menerima vaksin Merah Putih dengan dua skema, yakni menerima secara gratis untuk penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan dan dibebankan biaya tak lebih dari USD 5.
Berikut Liputan6.com ulas tujuh fakta vaksin Merah Putih jadi kandidat Booster, Rabu (22/12/2021).
Vaksin Merah Putih untuk Vaksinasi Booster dan Anak
1. Dipersiapkan untuk Vaksin Booster
Vaksin Merah Putih yang diproduksi di dalam negeri ini atas perintah Presiden Joko Widodo melalui Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin sudah dipersiapkan untuk vaksin Booster dan anak pada Januari 2022.
Masyarakat Indonesia bisa menerima vaksin Merah Putih dengan dua skema yang sudah dipersiapkan pemerintah. Pertama, gratis untuk penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Kedua, dibebankan biaya.
2. Vaksin Merah Putih Mulai Diproduksi Tahun 2022
Kandidat vaksin Booster, Merah Putih oleh pemerintah Indonesia ditargetkan akan diproduksi secara masal pada tahun 2022. Diproduksi oleh anak bangsa yang melibatkan tujuh institusi terkemuka di Indonesia. Â
Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjajaran (Unpad), LBM Eijkman, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
3. Mengembangkan Isolat Virus dari Indonesia
Vaksin Merah Putih yang menjadi kandidat vaksin Booster dan anak dijelaskan oleh Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian perindustrian (Kemenperin), Muhammad Khayam pada September 2021 lalu dikembangkan dengan isolat virus dari Indonesia.
Proses pembuatan bibit vaksin Merah Putih diambil dari sampel yang ada di Indonesia dan mengacu pada virus yang menular di Indonesia. Ini menjadikan vaksin Merah Putih diklaim cocok dan efektif untuk orang Indonesia.
4. Harga Vaksin Booster
Pada keterangan awal yang diterima media pada bulan September 2021 lalu, vaksin Merah Putih yang digarap PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dan Universitas Airlangga harganya tak lebih dari USD 5 atau kurang lebih Rp71.130 dengan stimasi rupiah 14.226 per dolar AS.
Advertisement
Uji Klinis Vaksin Merah Putih pada Varian Baru COVID-19
5. Uji Klinis yang Dilakukan
Menkes Budi pada November 2021 kepada media mengungkap uji praklinik (uji coba pada hewan) vaksin Merah Putih yang diproduksi Unair menunjukkan hasil bagus dan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi. Setelah uji praklikik selesai, selanjutnya uji klinik dilakukan.
Budi menjelaskan, uji klinik tahap pertama digunakan untuk melihat aspek keamanan dari vaksin dan membutuhkan 100 orang sebagai sampel. Kemudian, uji klinik tahap kedua yang akan melibatkan sekitar 400 orang guna melihat aspek terkait imunogenisitasnya. Serta, uji klinik tahap ketiga yang akan melibatkan sekitar 3.000 orang untuk melihat efikasi vaksin itu sendiri.
Ketua peneliti vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga (Unair) Fedik Abdul Rantam melansir Indonesia Baik, pada Rabu (22/12/2021) mengatakan, vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus ini mulai diujicobakan terhadap varian Delta dengan menyiapkan 7 isolat.
Berdasarkan hasil monitoring, lanjut dia, calon vaksin Merah Putih mampu menetralisir varian corona dengan baik.
6. Skenario Sementara
Menkes Budi pada skenario uji coba tahap ketiga, terakhir menjelaskan masih dalam tahap penyusunan. Selain digunakan untuk proses vaksinasi yang diberikan sebanyak dua kali, skenario lain yang sedang disusun adalah terkait penggunaan vaksin sebagai Booster dan anak-anak.
Skenario pertama digunakan untuk suntik vaksin sebanyak dua kali. Kemudian skenario kedua vaksin akan disuntikkan sebanyak satu kali sebagai Booster sehingga dapat menguatkan vaksin sebelumnya. Terakhir, skenario ketiga vaksin akan disuntikkan sebanyak dua kali dengan sasaran anak-anak dibawah 12 tahun.
7. Bermitra dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia
PT Biotis yang didapuk menjadi mitra pengembang vaksin Merah Putih, merupakan perusahaan swasta farmasi pertama di Indonesia yang mengembangkan vaksin. Biotis juga menjadi perusahaan farmasi kedua setelah Bio Farma yang mengembangkan vaksin di Indonesia.
Lulus tahap uji praklinik dengan hewan makaka pada vaksin Merah Putih, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM RI telah memberikan sertifikat Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Biotis.