Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menyiapkan skenario dalam menghadapi kemungkinan peningkatan kasus Omicron di Indonesia. Hal ini menilik kasus COVID-19 Varian Omicron meningkat 8 kali lipat secara global dari 7.900 kasus menjadi 62.342 kasus per 20 Desember 2021.
Selain itu, pada 16 Desember 2021, kasus varian Omicron terdeteksi di Indonesia, yaitu pada seorang petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Berdasarkan pelacakan kontak, kemungkinan besar kasus pertama Omicron adalah WNI (TF) yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021 dan karantina di Wisma Atlet. Hasil test PCR untuk TF sudah dinyatakan negatif.
Per 20 Desember 2021, varian Omicron diketahui telah terdeteksi di 97 negara dunia. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/12/2021) tentang skenario pemerintah hadapi kemungkinan peningkatan kasus Omicron.
Advertisement
Skenario Pemerintah Hadapi Kemungkinan Peningkatan Kasus Omicron
Berikut skenario pemerintah hadapi kemungkinan peningkatan kasus Omicron:
- Tetap menggunakan level PPKM.
- Menggunakan batas ambang 10 kasus/juta penduduk/hari (setara 2.700 kasus per hari) untuk mengukur kapan pengetatan kegiatan masyarakat perlu dilakukan.
- Pembatasan akan diketatkan ketika kasus konfirmasi melebihi 500 dan 1.000 kasus per hari,
- Pengetatan juga dilakukan ketika tingkat rawat inap dan kematian nasional atau provinsi mendekati level 2 yang ditentukan.
- Melakukan pemantauan mobilitas masyarakat di tempat wisata yang tunjukkan peningkatan jelang Natal dan Tahun Baru.
- Peningkatan cakupan vaksinasi terutama di daerah yang capaian dosis pertamanya masih di bawah 50%.
- Pemerintah juga mempertimbangkan peningkatan masa karantina menjadi 14 hari jika penyebaran Omicron meluas.
Advertisement
Kasus COVID-19 Varian Omicron di Indonesia
Kasus positif COVID-19 varian Omicron di Indonesia kembali bertambah. Kali ini penambahan sebanyak 2 orang sehingga total kasus Omicron di Indonesia menjadi 5 orang. Menurut, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, 2 kasus baru itu merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari London.
Hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari kedua pasien tersebut keluar pada Senin 20 Desember 2021. Kasus baru ini merupakan 2 dari 11 orang yang dinyatakan probable hasil pemeriksaan S-Gene Target Failure (SGTF). Pemeriksaan tersebut keluar pada Minggu 19 Desember.
“Saat ini sudah ada tambahan kasus lagi, dari 11 kasus probable, ada 2 kasus terkonfirmasi positif. Saat ini mereka sedang menjalani karantina di Wisma Atlet, Jakarta,” katanya dalam keterangan pers Selasa (21/12/2021).