Liputan6.com, Jakarta Penyebab kebangkrutan VOC mengantarkan organisasi dagang ini pada keruntuhannya. VOC atau Vereenigde Oost-Indische Compagnie merupakan organisasi dagang yang dikenal telah menjajah Nusantara. Selama beroperasi, VOC menimbulkan pemerasan, penipuan, perampokan, kerja paksa, perbudakan, dan peperangan.
Setelah hampir dua abad mengeksploitasi Indonesia, VOC dinyatakan bangkrut dan dibubarkan. Penyebab kebangkrutan VOC dipicu serangkaian faktor. Korupsi, utang, dan persaingan menjadi salah satu penyebab kebangkrutan VOC.
Advertisement
Baca Juga
Penyebab kebangkrutan VOC juga disebabkan oleh perlawanan pribumi dari tekanan VOC. Dari penyebab kebangkrutan VOC ini, muncul semangat kebangsaan untuk melawan penjajah. Penyebab kebangkrutan VOC menjadi salah satu sejarah penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Berikut 7 penyebab kebangkrutan VOC di Nusantara yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (15/1/2022).
Sejarah berdirinya VOC
VOC atau Vereenigde Oost-Indische Compagnie merupakan perusahaan dagang yang didirikan di Republik Belanda pada tahun 1602. Perusahaan ini berkembang pesat pada abad ke-17 sebagai instrumen yang kuat bagi Kerajaan komersial Belanda di Hindia Timur yang sekarang adalah wilayah Indonesia.
Pada mulanya, Belanda datang ke Indonesia untuk berniaga. Tapi, pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie. Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur.
VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di Ambon (1602) di kepalai oleh Francois Wittert. Pada tahun 1619, Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC. Ia melihat kemungkinan VOC menjadi kekuatan Asia, baik politik maupun ekonomi.
Pada 1669, VOC adalah perusahaan swasta terkaya yang pernah ada di dunia, dengan lebih dari 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 karyawan, 10.000 tentara swasta, dan pembayaran dividen 40% dari investasi awal. Jika dihitung sampai saat ini, aset VOC diperkirakan sebesar US$ 7,9 triliun.
Advertisement
Korupsi
Korupsi adalah penyebab kebangkrutan VOC yang paling utama. Selama kekuasaan VOC, terjadi banyak pemerasan, penipuan, perampokan, kerja paksa, perbudakan, dan peperangan di Nusantara. Kejayaan VOC runtuh akibat korupsi yang merajalela. Hal ini juga membuat VOC diplesetkan menjadi Vergaan Onder Corruptie (Runtuh Lantaran Korupsi).
Selama beroperasi, orang-orang di VOC berlomba memiliki kursi jabatan di VOC agar dapat mengeruk kekayaan. Alhasil korupsi tak bisa dibendung lagi. Gaji yang rendah di VOC dianggap faktor yang mendorong para pegawainya melakukan praktik nakal, yang akhirnya merugikan kinerja perusahaan. Tak cuma itu, sistem upeti juga terjadi di VOC. Pejabat yang lebih rendah harus memberi upeti kepada pejabat di atasnya. Korupsi pun terjadi di setiap lini VOC.
Campur tangan VOC dalam politik kerajaan
Selama beroperasi, VOC melakukan banyak campur tangan pada kerajaan-kerajaan di Nusantara. VOC turut campur dalam urusan politik kerajaan-kerajaan ini. Akibatnya, kerajaan-kerajaan di Nusantara merasa terancam dan melakukan perlawanan.
Akibatnya, VOC terlibat dalam berbagai peperangan di Nusantara. Perlawanan yang dilakukan kerajaan di Nusantara membuat VOC harus mengeluarkan biaya perang yang besar. Penyebab kebangkrutan VOC ini membuatnya makin terpuruk.
Advertisement
Dana perang membengkak
Peperangan yang terjadi di berbagai daerah membuat VOC harus mengeluarkan dana lebih. penyebab kebangkrutan VOC ini sangat menguras keuangan VOC. Peperangan terjadi karena masalah perdangangan rempah, wilayah kekuasaan, dan perlawanan pribumi atas hak-haknya.
Hal ini menjadikan pengeluaran membengkak akibat dana perang. Perang dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa henti. Biaya perang ini bisa lebih besar dari pemasukan VOC.
Persaingan
Penyebab kebangkrutan VOC adalah persaingan dengan organisasi dagang lainnya. Saingan terbesar VOC saat itu adalah Portugis, Spanyol, dan Inggris. VOC juga harus berperang melawan saingannya ini. Peperangan dengan saingan membuat VOC harus menguras kocek mereka untuk membiayai perang dan ekspedisi militer.
Dalam perdagangan, VOC juga bersaing sengit dengan Compagnie des Indes (CDI) dari Prancis dan East India Company (EIC) dari Inggris. Persaingan dagang ini membuat VOC makin terpojok dan mengantarnya ke kebangkrutan.
Advertisement
Utang yang membengkak
Banyaknya utang menjadi salah satu penyebab kebangkrutan VOC. Utang VOC diakibatkan oleh biaya perang yang makin tinggi, meroketnya anggaran untuk mengoperasikan kegiatan. Anggaran karyawan yang sangat besar membuat VOC tak mampu membayarnya. Akibatnya, VOC harus dibubarkan pada 31 Desember 1799.
Saat dibubarkan, VOC memiliki utang 136,7 juta gulden. Jika dirupiahkan, utang ini bisa mencapai puluhan triliun. Setelahnya, semua utang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. Aset seperti kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia diambil alih oleh pemerintahan Belanda.
Kelalalian para pejabat
Penyebab kebangkrutan VOC juga dipicu oleh ulah para pejabatnya. Heeren Zeventien atau 17 tuan VOC dianggap menjadi salah satu penyebab kebangkrutan VOC. Mereka dianggap lalai karena membiarkan para pejabat menjalankan bisnis pribadi. Namun, pada praktiknya mereka mengambil keuntungan lebih untuk memperkaya diri.
Heeren Zeventien juga dianggap tidak sigap dalam menanggapi keluhan pegawainya, seperti saat mereka enggan menyediakan serdadu dan kelasi kapal yang baik mutunya.
Advertisement
Takluknya Belanda pada Prancis
Takluknya Belanda pada Prancis pada 1795 menjadi penyebab kebangkrutan VOC. Saat itu, Willem V Raja Belanda digulingkan oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis. Akibatnya, Belanda harus tunduk pada Prancis. Serangkaian perubahan politik terjadi pada masa ini.
Prancis memiliki musuh utama yaitu Inggris yang berada di India dan meluaskan jajahannya di Asia Tenggara. Badan seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak untuk menghadapi Inggris. Ini membuat VOC harus dibubarkan.