Liputan6.com, Jakarta Efek samping vaksin COVID-19 bisa dialami siapa saja. Salah satu efek samping vaksin COVID-19 yang paling sering dirasakan adalah nyeri lokal, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, bagaimana jika efek yang dirasakan sebenarnya bukanlah efek samping vaksin COVID-19, melainkan hanya sugesti negatif dalam pikiran?
Baca Juga
Advertisement
Sebutan dari efek ini adalah efek nocebo. Efek nocebo pada efek samping vaksin COVID-19 ini ditemukan dalam penelitian oleh Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC) yang dipublikasikan di JAMA Network Open pada Selasa (18/01/2022).
“Mengumpulkan bukti sistematis mengenai respons nocebo ini dalam uji coba vaksin penting untuk vaksinasi COVID-19 di seluruh dunia, terutama karena kekhawatiran tentang efek samping dilaporkan menjadi alasan keraguan vaksin.” ujar Julia W. Haas, peneliti di Program Studi Plasebo di BIDMC, dikutip dari BIDMC.
Penelitian menunjukkan bahwa efek samping vaksin COVID-19 tidak hanya disebabkan oleh kandungan vaksin, tapi juga karena faktor lain berupa efek nocebo. Apa sebenarnya efek nocebo, bagaimana gejalanya, dan efeknya pada vaksin COVID-19?
Berikut penjelasan tentang apa itu efek nocebo, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(21/01/2022).
Apa itu efek nocebo?
Efek nocebo menggambarkan situasi di mana hasil negatif terjadi karena keyakinan bahwa obat, vaksin, atau intervensi tertentu menyebabkan kerugian. Efek nocebo menggambarkan efek yang terjadi ketika ekspektasi negatif seseorang terhadap pengobatan mengarah pada efek samping negatif.
Efek samping nocebo dapat bervariasi dari satu individu ke individu. Contoh nocebo ditemukan dalam identifikasi efek samping vaksin COVID-19. Seseorang akan merasakan efek samping setelah mendapatkan vaksinasi, tapi sebenarnya efek tersebut bukanlah efek dari vaksin, melainkan hanya dari sugesti negatif.
Advertisement
Kebalikan dari efek plasebo
Efek nocebo adalah kebalikan dari efek plasebo. Plasebo adalah segala sesuatu yang tampaknya merupakan perawatan medis nyata, tetapi sebenarnya tidak. Ia bisa berupa pil, suntikan, atau jenis perawatan "palsu" lainnya. Menurut Harvard Helath Publishing, plasebo digunakan dalam uji klinis untuk menguji efektivitas perawatan dan paling sering digunakan dalam studi obat.
Para peneliti menggunakan plasebo selama penelitian untuk membantu mereka memahami apa efek obat baru atau pengobatan lain yang mungkin terjadi pada kondisi tertentu. Misalnya, orang-orang dalam satu kelompok mendapatkan obat yang sebenarnya, sementara yang lain menerima obat yang tidak aktif, atau plasebo.
Melansir WebMD, efek plasebo terjadi ketika seseorang mengira telah mendapatkan obat yang sebenarnya, tapi sesungguhnya ia hanya mendapatkan plasebo. Efek plasebo adalah respons positif seseorang terhadap plasebo. Sementara efek nocebo adalah respons negatif seseorang terhadap plasebo.
Efek nocebo pada efek samping vaksin COVID-19
Melansir Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC), dalam meta-analisis baru uji coba vaksin COVID-19 acak terkontrol plasebo yang dipublikasikan di JAMA Network Open, para peneliti di BIDMC membandingkan tingkat efek samping yang dilaporkan oleh peserta yang menerima vaksin dengan peserta yang menerima plasebo.
Para ilmuwan menemukan secara signifikan lebih banyak peserta uji coba yang menerima vaksin melaporkan efek samping. Namun, hampir sepertiga dari peserta yang menerima plasebo juga melaporkan setidaknya satu efek samping. Efek samping yang paling umum adalah sakit kepala dan kelelahan.
Haas dan rekannya menganalisis data dari 12 uji klinis vaksin COVID-19. 12 percobaan termasuk laporan efek samping dari 22.578 penerima plasebo dan 22.802 penerima vaksin. Setelah injeksi pertama, lebih dari 35 persen penerima plasebo mengalami efek samping sistemik dengan sakit kepala dan kelelahan paling umum pada 19,6 persen dan 16,7 persen.
Analisis Haas dan rekan menunjukkan bahwa nocebo menyumbang 76 persen dari semua efek samping pada kelompok vaksin dan hampir seperempat dari semua efek lokal yang dilaporkan. Setelah dosis kedua, efek samping di antara kelompok plasebo turun menjadi 32 persen. Para peneliti menghitung bahwa nocebo menyumbang hampir 52 persen dari efek samping yang dilaporkan setelah dosis kedua.
Temuan ini menunjukkan bahwa gejala efek samping vaksin COVID-19 tidak hanya dihasilkan oleh kandungan vaksin itu sendiri, melainkan dari faktor lain seperti pikiran negatif seseorang.
“Temuan kami mengarahkan kami untuk menyarankan bahwa memberi tahu publik tentang potensi respons nocebo dapat membantu mengurangi kekhawatiran tentang vaksinasi COVID-19, yang dapat mengurangi keraguan vaksinasi.” kata penulis senior Ted J. Kaptchuk, direktur Program di Studi Plasebo dan Pertemuan Terapi di BIDMC.
Advertisement
Gejala efek nocebo
Melansir Very Well Mind, gejala umum efek nocebo dapat meliputi: kantuk, myal, pusing, sulit berkonsentrasi, sakit kepala, insomnia, kelelahan, gatal, kembung, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan. Efek nocebo bersifat unik. Artinya, ia bisa berbeda dari individu ke individu lain dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Sementara efek nocebo vaksin COVID-19 yang ditemukan oleh tim BIDMC di antaranya adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri di tempat suntikan, kemerahan atau bengkak.
Sementara beberapa peneliti percaya bahwa memberi tahu pasien tentang efek samping dapat menyebabkan bahaya, Kaptchuk percaya bahwa secara etis perlu untuk sepenuhnya memberi tahu peserta tentang potensi reaksi merugikan vaksin. Kaptchuk berpendapat bahwa penting memberikan informasi secara jelas tentang efek vaksin yang bisa terjadi. Ini pada akhirnya bisa mengurangi kecemasan pada pasien.