Liputan6.com, Jakarta Virus corona varian Omicron kini diketahui telah memiliki subvarian yang diberi kode BA.2 dan dijuluki sebagai ‘Stealth Omicron’ atau siluman Omicron. Hal ini, subvarian Omicron BA.2 memiliki sifat genetik yang membuat lebih sulit untuk mengidentifikasi varian Omicron pada tes PCR.
Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Poynter, subvarian Omicron BA.2 ini sudah ditemukan di 40 negara dunia. Beberapa negara tersebut diantaranya India, Inggris, Norwegia, Denmark, dan Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Sementara, dari data temuan awal para Ilmuwan yang diungkap Mashable, varian Omicron BA.2 berbeda dalam banyak hal dengan jenis yang pertama BA.1 karena varian genetik. Subvarian itu dilaporkan tidak memiliki ciri unik gen S dengan fenomena S Gene Target Failure (SGTF) yang membuatnya sulit terlacak dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) konvensional.
Berikut ini ulasan mengenai subvarian Omicron BA.2 yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (26/1/2022).
Mengenal Subvarian Omicron BA.2
Varian Omicron BA.2 adalah saudara atau garis keturunan dari varian Omicron BA.1 (varian yang berhasil dideteksi pertama kali di Afrika Selatan). Data temuan awal para Ilmuwan yang diungkap Mashable, varian Omicron BA.2 berbeda dalam banyak hal dengan jenis yang pertama BA.1 karena varian genetik.
Varian BA.2 pertama kali diidentifikasi di India dan Afrika Selatan pada akhir Desember 2021. Varian ini diyakini muncul dari mutasi Omicron (BA.1). Namun, ada juga laporan lain yang menyatakan bahwa varian BA.2 muncul pertama kali di Inggris pada akhir November lalu berdasarkan laporan U.K. Health Security Agency (UKHSA).
Dikutip dari WashingtonPost, para ilmuwan menjuluki varian BA.2 sebagai 'stealth Omicron' atau 'siluman Omicron'. Sebab, subvarian Omicron baru ini memiliki sifat genetik yang membuat lebih sulit untuk mengidentifikasi varian Omicron pada tes PCR.
Perlu diketahui, bahwa subvarian Omicron BA.2 berbeda dengan varian Omicron pertama, meski begitu BA.2 juga membawa banyak mutasi yang sama. Hanya saja, varian Omicron BA.2 tidak memiliki mutasi gen S yang vital. Gen S adalah protein paku yang dimiliki SARS-CoV-2.
Dalam hal ini, subvarian Omicron BA.2 dikhawatirkan memiliki kemampuan transmisi yang melebihi kecepatan Omicron, sehingga dapat memicu munculnya gelombang infeksi yang lebih besar secara global. Namun, Direktur Center for Molecular and Translational Human Infectious Disease Research di Houston Methodist, James Musser mengatakan hingga saat ini belum ada bukti BA.2 lebih menular atau lebih dapat menghindari antibodi vaksin, jika dibandingkan dengan Omicron.
"Kita tahu Omicron dapat menghindari kekebalan tubuh yang sudah ada. Yang belum kita ketahui adalah apakah anak dari Omicron ini memiliki kemampuan menghindar yang lebih baik atah lebih buruk dari Omicron," kata James dalam WashingtonPost.
Advertisement
Cara Subvarian Omicron BA.2 Menyebar Luas
Lembaga penelitian penyakit menular di Denmark, Statens Serum Institut (SSI), melaporkan bahwa kasus sub-varian BA.2 mengalami peningkatan dan menyumbang setengah dari semua kasus Covid-19 di negaranya dan menjadi lonjakan kasus terbesar pada tahun 2022.
Norwegia juga telah melaporkan adanya kasus subvarian Omicron BA.2, dan mereka menyebut kasus corona terkait varian ini mengalami peningkatan pesat. Di Norwegia, Omicron BA.2 pertama kali terdeteksi pada 4 Januari 2022.
Dengan berbagai kasus yang terjadi di beberapa negara yang telah mendeteksi adanya subvarian Omicron BA. 2, para peneliti mengatakan untuk bisa menyebar luas, sebuah varian atau virus harus memiliki kemampuan lebih menular atau memang hanya faktor keberuntungan saja.
"Kami tidak tahu faktor apa yang mendorong penyebaran BA.2, apakah itu kebetulan, apakah itu secara intrinsik lebih menular, apakah itu lebih menular dalam konteks kekebalan alami terhadap BA.1, itulah jawaban kami dan akan mulai pulih dalam beberapa minggu mendatang," kata Dr Lemieux. Pada kenyataannya, Dr Lemieux memperkirakan varian BA.2 ini akan terus menyebar selama beberapa minggu di beberapa tempat di dunia. Tetapi, ia sangat optimistis vaksin dan obat-obatan yang ada saat ini bisa mengendalikannya.
Penyebaran Subvarian Omicron BA.2
Sejak pertengahan November, lebih dari tiga lusin negara telah mengunggah hampir 15.000 sekuens genetik BA.2 ke GISAID, platform global untuk berbagi data virus corona. Hingga Selasa (25/1/2022), 96 dari kasus yang diurutkan itu berasal dari AS.
“Sejauh ini, kami belum melihatnya mulai berkembang di AS," kata Dr. Wesley Long, ahli patologi di Houston Methodist di Texas, yang telah mengidentifikasi tiga kasus BA.2 kepada AP.
Menurut Statens Serum Institut, yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Denmark, mutan muncul jauh lebih umum di Asia dan Eropa. Di Denmark, omicron menguasai 45% dari semua kasus Covid-19 pada pertengahan Januari, naik dari 20% dua minggu sebelumnya.
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa subvarian Omicron BA.2 sulit terdeteksi dengan tes PCR. Cara untuk mendeteksinya dapat dilakukan dengan Whole Genome Sequencing (WGS). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), dalam keterangan tertulisnya menjelaskan WGS adalah prosedur laboratorium untuk menentukan urutan basa dalam genom suatu organisme dalam satu proses. WGS menyediakan sidik jari DNA yang sangat tepat yang dapat membantu menghubungkan kasus satu sama lain sehingga memungkinkan wabah terdeteksi dan dipecahkan lebih cepat.
Advertisement