Sukses

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika, Arti, dan Sejarahnya

Istilah Bhinneka Tunggal Ika berasal dari frasa bahasa Jawa Kuno, Kakawin Sutasoma.

Liputan6.com, Jakarta Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang ada pada lambang burung Garuda. Istilah Bhinneka Tunggal Ika berasal dari frasa bahasa Jawa Kuno, Kakawin Sutasoma. Apa pengertian Bhinneka Tunggal Ika? 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan apabila mengacu pada arti secara harfiahnya, pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah “beranekaragam itu satu” atau berbeda-beda tetapi satu juga. Bhinneka Tunggal Ika adalah pendorong lahirnya nasionalisme Indonesia.

“’Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa’, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua,” isi kutipan Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab Kakawin Sutasoma dalam jurnal berjudul Persepsi Bhinneka Tunggal Ika oleh Citra Hepatica Muslimah dan Triwahyuningsih.

Agar bisa lebih memahami pengertian Bhinneka Tunggal Ika dan artinya, berikut Liputan6.com ulas penjelasannya, Jumat (4/2/2022).

2 dari 4 halaman

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika

Memahami pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tercipta sebelum negara Indonesia merdeka. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ada pada lambang Burung Garuda.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan pengertian Bhinneka Tunggal Ika dari kata Bhinneka Tunggal Ika adalah dari kata (frasa) dalam Kakawin Sutasoma (syair bahasa Jawa Kuno).

Kakawin Sutasoma merupakan karangan Mpu Tantular yang dituliskan menggunakan bahasa Jawa kuno dengan aksara Bali. Kakawin Sutasoma dikarang pada abad ke-14. Dijelaskan, kutipan frasa “Bhinneka Tunggal Ika” terdapat dalam petikan pupuh 139 bait 5 pada Kakawin Sutasoma.

“’Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa’, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua,” isi kutipan istilah Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab Kakawin Sutasoma melansir dalam jurnal Persepsi Bhinneka Tunggal Ika oleh Citra Hepatica Muslimah dan Triwahyuningsih.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah berasal dari kata Bhinneka dengan arti “beranekaragam.” Kata tunggal berarti “satu” dan ika berarti “itu.” Apabila mengacu pada arti secara harfiahnya, pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah “beranekaragam itu satu” atau berbeda-beda tetapi satu juga.

“Meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia,” dijelaskan.

Lahirnya persatuan dan kesatuan Indonesia dari pengertian Bhinneka Tunggal Ika di tengah keberagaman didasarkan atas berbagai perasaan sebagai bangsa yang tumbuh, yaitu:

1. Kesatuan sejarah di mana bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dalam suatu proses sejarah.

2. Kesatuan nasib di mana mengalami nasib yang sama karena pernah dijajah maka harus mencapai kebahagiaan secara bersama-sama.

3. Kesatuan kebudayaan di mana keberagaman kebudayaan tumbuh menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.

4. Kesatuan asas kerohanian di mana ide, cita-cita, dan nilai-nilai kerohanian yang secara bersama-sama dan keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.

 

3 dari 4 halaman

Arti Bhinneka Tunggal Ika

Dalam jurnal berjudul Bhinneka Tunggal Ika: Dalam Perspektif Filsafat Analitik oleh Rizal Mustansyir, arti Bhinneka Tunggal Ika menegaskan keanekaragaman di berbagai aspek kehidupanlah yang menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu dan utuh.

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Ada tiga arti penting dari pengertian Bhinneka Tunggal Ika. Ini penjelasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

1. Pendorong Lahirnya Nasionalisme Indonesia

Arti penting Bhinneka Tunggal Ika adalah pendorong lahirnya nasionalisme Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu juga.

Itu artinya, bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia.

Namun, keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia. Bukanlah perbedaan yang bertentangan, tetapi satu kebersamaan yang justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.

2. Penyemangat Membangun Indonesia Lebih Maju

Arti penting Bhinneka Tunggal Ika adalah menjadi penyemangat membangun Indonesia lebih maju. Bhinneka Tuggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia.

- Hidup saling menghargai antar masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit, dan lain-lain.

- Menumbuhkan kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka tunggal Ika agar keberagaman bangsa tidak mengarah kepada kekacauan atau sikap hanya mementingkan diri sendiri atau daerahnya sendiri tanpa peduli kepentingan bersama.

- Menjaga persatuan bangsa dan negara Indonesia.

- Meneruskan pejuangan para pendahulu untuk tetap menyatukan wilayah republik Indonesia menjadi wilayah kesatuan.

- Menghindari sikap negatif, seperti sukuisme, saparatisme, fanatisme agama secara sempit, rasisme, bahkan nasionalisme sempit atau chauvinisme.

- Meningkatkan identitas dan kebangaan sebagai bangsa Indonesia.

- Meningkatkan nilai kegotongroyongan dan solidaritas.

3. Benteng Persatuan Bangsa dan Negara Indonesia di Era Globalisasi

Arti penting Bhinneka Tunggal Ika adalah bagian dari benteng persatuan bangsa dan negara Indonesia di era globalisasi. Saat ini banyak kalangan menilai bangsa Indonesia mengalami kemunduran persatuan dan kesatuan. Penyebabnya adalah ketimpangan sosial.

Lalu kesenjangan ekonomi, belum stabilnya kondisi politik pemerintahan, dan dampak buruk globalisasi yang membawa kebudayaan-kebudayaan baru menjadikan komposisi kebudayaan masyarakat jadi lebih kompleks atau rumit. Ini menyebabkan terjadinya penyimpangan kebudayaan di masyarakat.

4 dari 4 halaman

Bhinneka Tunggal Ika dalam Peraturan Pemerintahan

Terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66/1951, Lambang Negara. Ditetapkan di Jakarta tanggal 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri, Sukiman Wirjosandjojo.

Tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi, "Di bawah lambang tertulis dengan huruf latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno, yang berbunyi: Bhinneka Tunggal Ika.

Penjelasan dari Pasal 5 tersebut, perkataan Bhinneka adalah gabungan dua perkataan: bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya itu bisa disalin, 'berbeda-beda tetapi tetap satu jua'.

Kalimat tersebut telah tua dan dipakai oleh pujangga ternama, Empu Tantular dalam arti, "di antara pusparagam adalah kesatuan".

Diambil dari penggalan kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Bhinneka berarti berbeda-beda, tunggal artinya satu, dan ika berarti itu. Sehingga secara bahasa, bhinneka tunggal ika, memiliki arti "berbeda-beda tetapi tetap satu".

Berikut ini penjelasan prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Common Denominator

Bangsa Indonesia memiliki keberagaman suku, agama, budaya, bahasa, hingga ras. Keberagaman ini tak lagi menjadi hambatan dalam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Di sinilah prinsip dari Bhinneka Tunggal Ika sebagai common denominator.

2. Tidak Bersifat Enklusif

Bhinneka Tunggal Ika tak bersifat enklusif. Maksudnya adalah bangsa Indonesia tak dibenarkan melakukan diskriminasi. Termasuk menggunggulkan kelompok satu tetapi menjatuhkan kelompok suku yang lain.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika inilah yang mengambil peran dalam kondisi ini. Menuntut menjadi saling ketergantungan dan menerima satu dengan yang lainnya.

3. Tidak Bersifat Formalistis

Bhinneka Tunggal Ika tak bersifat formalistis. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bersifat universal atau menyeluruh. Di sinilah kemudian Bhinneka Tunggal Ika menuntut bangsa Indonesia menjadi lebih rukun dan mau bergotong-royong.

4. Bersifat Konvergen

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika bersifat konvergen atau dewasa. Bangsa Indonesia dituntut untuk lebih dewasa menyikapi sebuah perbedaan. Hingga pada akhirnya, kesatuan dan persatuan benar-benar dapat terealisasikan. Tak ada yang diperbolehkan mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan golongan.