Liputan6.com, Jakarta Jenis-jenis koloid merupakan salah satu bentuk campuran dalam kimia yang perlu diketahui. Koloid atau larutan koloid atau sistem koloid merupakan larutan yang ukuran partikel zat terlarutnya kecil dan bersifat heterogen.Â
Koloid adalah zat yang sangat kecil yang tersebar merata di seluruh zat lain. Koloid merupakan campuran yang mengandung setidaknya dua partikel berukuran sedang dalam bentuk padat, cair, atau gas.
Advertisement
Baca Juga
Jenis-jenis koloid bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kamu mungkin sudah mengenali koloid jenis buih, aerosol, ataupun emulsi. Jenis-jenis tersebut bisa kamu kenali dengan melihat contohnya.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (7/2/2022) tentang jenis-jenis koloid.
Apa itu Koloid?
Sebelum mengenali jenis-jenis koloid, kamu perlu memahami pengertian koloid. Koloid merupakan campuran dua atau lebih zat, tetapi tidak tergabung secara kimia. Koloid adalah jenis campuran khusus di mana partikel kecil dari satu zat tersebar melalui zat lain. Koloid dapat terdiri dari gas-cair, cair-cair, padat-cair, atau padat-gas.
Menurut IUPAC, pengertian koloid adalah keadaan pembagian di mana molekul atau partikel polimolekul yang memiliki setidaknya satu dimensi dalam kisaran 1 nanometer dan 1 mikrometer, terdispersi dalam beberapa medium. Koloid merupakan setiap zat yang terdiri dari partikel yang secara substansial lebih besar dari atom atau molekul biasa tetapi terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang.
Koloid menunjukkan Efek Tyndall, yaitu fenomena di mana berkas cahaya yang datang pada koloid dihamburkan karena interaksi antara cahaya dan partikel koloid. Efek Tyndall juga membuat zat bening yang mengandung partikel kecil tampak agak biru.
Sifat terpenting dari sistem koloid adalah muatan permukaan partikel. Perlu diingat bahwa partikel adalah sekelompok atom atau molekul yang terikat. Ukuran partikel tersuspensi dalam koloid dapat berkisar dari 1 hingga 1000 nanometer (10 -9 meter). Agar campuran diklasifikasikan sebagai koloid, partikel tersuspensinya tidak boleh mengendap.
Dalam sistem koloid terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi adalah zat yang menyebar secara merata dalam zat lain. Medium pendispersi adalah zat yang menyebabkan penyebaran zat secara merata.
Advertisement
Sifat Koloid
Sifat-sifat koloid perlu diperhatikan agar kamu tidak salah. Koloid harus memiliki tiga sifat berikut agar dapat dibedakan dari dispersi lainnya:
- Koloid harus heterogen, yaitu terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, misalnya perak dan air.
- Koloid harus multifase, yaitu padat/cair, gas/cair, dll.
- Partikel harus tidak larut dalam larutan atau suspen.
Masing-masing karakteristik ini berinteraksi dengan yang lain, memberikan sistem koloid kualitas yang unik.
Jenis-Jenis Koloid Beserta Contohnya
Jenis-jenis koloid dipengaruhi oleh fase terdispersi dan medium pendispersi. Pada sistem koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas. Berikut jenis-jenis koloid yang perlu diketahui:
Sol
Sol adalah kombinasi dari padatan yang tersebar merata di seluruh cairan. Sol adalah koloid yang tersusun dari partikel padat dalam medium cair yang kontinu. Zat padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol, sedangkan sistem koloid padat atau semi padat disebut gel. Sol cukup stabil dan menunjukkan efek Tyndall. Contoh jenis-jenis koloid ini termasuk darah, tinta berpigmen, cairan sel, cat, antasida dan lumpur.
Buih
Jenis-jenis koloid yang kedua adalah buih. Buih atau busa adalah larutan gas dalam cairan. Zat yang terdispersi adalah gas. Ia memicu cairan menjadi berbusa dan berbusa. Contoh dari ini adalah krim cukur.
Emulsi
Emulsi terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan lain. Emulsi adalah jenis-jenis koloid yang merupakan kombinasi cairan. Hal ini pada dasarnya ketika satu cairan secara konsisten tersebar di seluruh cairan lain. Contoh dari ini adalah mayones atau susu.
Hidrokoloid
Jenis-jenis koloid berikutnya adalah hidrokoloid. Hidrokoloid adalah bentuk yang lebih rinci dari larutan koloid. Dalam larutan ini, cairan dari bahan yang tepat disebarluaskan dengan benar dalam air. Hidrokoloid biasanya digunakan dalam produk makanan untuk mempengaruhi tekstur, seperti dalam saus atau gelatin.
Aerosol
Aerosol, seperti asap atau kabut, terdiri dari padatan atau cairan yang terdispersi dalam gas. Aerosol merupakan suspensi koloid dari partikel padat atau cair dalam gas. Partikel memiliki diameter sebagian besar mulai dari 10 nm sampai 1000 nm (1 m). Komponen larutan adalah atom, ion, atau molekul. Kabut asap, sebagian besar asap, dan beberapa kabut serta awan dapat dianggap sebagai aerosol.
Advertisement
Contoh koloid
Setelah mengenali jenis-jenis koloid, kamu tentunya perlu memahami lebih lanjut tentang contohnya. Koloid bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh pertama adalah santan. Jika diperhatikan, santan terdiri dari air dan butiran minyak. Butiran minyak merupakan fase terdispersi dan air merupakan medium pendispersi. Minyak dan air merupakan elemen yang tidak menyatu. Butiran minyak pada santan bisa menyebar di seluruh air dan menjadikannya sebuah cairan yang terlihat menyatu, padahal tidak.
Contoh lain dari koloid adalah darah. Darah terdiri dari sel-sel darah yang bereda. Darah termasuk koloid karena dalam darah ukuran sel darah antara 1nm sampai 100nm. Selain cairan, koloid juga bisa berbentuk padat. Jeli misalnya. Jeli merupakan contoh dari koloid emulsi padat. Jeli terbuat dari air (fase terdispersi) yang dicampur bubuk jeli (medium pendispersi). Ketika air dan bubuk jeli dipanaskan, serat dari jeli bergerak bebas. Ketika didinginkan, serat ini kemudian akan memadat.