Sukses

Penyebab Muntaber pada Anak dan Bayi, Serta Gejala dan Cara Mengatasinya

Penyebab muntaber paling utama adalah gastroenteritis atau infeksi virus dan bakteri.

Liputan6.com, Jakarta Muntaber adalah kondisi ketika gejala muntah dan berak (flu perut) terjadi dalam waktu bersamaan. Muntaber bisa menyerang anak-anak dan bayi. Apa penyebab muntaber pada anak dan bayi? 

Melansir dari The National Health Service (NHS), pada Kamis (24/2/2022) penyebab muntaber pada anak dan bayi paling umum adalah gastroenteritis. Kondisi ketika terjadi infeksi usus karena virus (misalnya: Rotavirus dan Norovirus) atau bakteri yang juga menyebabkan diare.

Selain itu, penyebab muntaber pada anak dan bayi dapat dipengaruhi infeksi lainnya, alergi atau intoleransi, hingga keracunan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), untuk mengatasi diare akut pada bayi dapat diberikan suplemen zinc selama 10–14 hari. Meski demikian, melakukan penanganan tepat sesuai saran ahli atau dokter sesuai kondisi anak dan bayi sangat direkomendasikan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang penyebab muntaber pada anak dan bayi, serta gejala dan cara mengatasinya, Kamis (24/2/2022).

 

2 dari 3 halaman

Penyebab Muntaber pada Anak

The National Health Service (NHS) dalam keterangan tertulisnya menjelaskan penyebab muntaber pada anak dipengaruhi lima hal. Apa saja?

1. Gastroenteritis

Penyebab muntaber pada anak adalah gastroenteritis. Gastroenteritis merupakan infeksi usus. Penyebab muntaber pada anak ini adalah penyebab umum muntah pada anak-anak dan biasanya berlangsung beberapa hari.

“Ini adalah infeksi usus yang biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri, yang juga menyebabkan diare,” dijelaskan.

2. Alergi Makanan

Penyebab muntaber pada anak adalah alergi makanan. Alergi makanan menjadi sumber masalah utama muntah pada anak.

Lalu gejala lainnya, seperti ruam kulit yang menonjol, merah, gatal (urtikaria) dan pembengkakan pada wajah, sekitar mata, bibir, lidah atau langit-langit mulut.

“Waspadai makanan yang dapat menyebabkan muntah dan temui dokter umum untuk diagnosis jika dirasa anak mungkin memiliki alergi makanan,” dijelaskan.

3. Infeksi Lainnya

Penyebab muntaber pada anak adalah infeksi. Muntah bisa menjadi tanda terjadinya infeksi selain gastroenteritis, seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi telinga tengah, pneumonia atau meningitis.

Infeksi pada anak pun sangat mungkin menyebabkannya mengalami diare, demam, dan sakit perut. “Hubungi dokter umum anak jika mereka muntah dan mengalami gejala infeksi tambahan, seperti suhu tinggi (demam) dan mudah marah atau merajuk,” dijelaskan.

4. Radang Usus Buntu

Penyebab muntaber pada anak adalah radang usus buntu. Apendisitis adalah pembengkakan usus buntu yang menyakitkan. Ini kantong seperti jari yang terhubung ke usus besar.

Ini menyebabkan sakit perut parah yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Pada kondisi ini, diare bisa terjadi.

“Dalam kebanyakan kasus radang usus buntu, usus buntu perlu diangkat melalui pembedahan sesegera mungkin,” dijelaskan.

5. Racun

Penyebab muntaber pada anak adalah menelan racun. Menelan sesuatu yang beracun secara tidak sengaja dapat menyebabkan anak muntah. Jika anak mengalami hal demikian, hubungi dokter umum segera atau bawa anak ke rumah sakit terdekat.

3 dari 3 halaman

Penyebab Muntaber pada Bayi

Dipaparkan lebih lanjut, ada delapan penyebab muntaber pada bayi menurut NHS. Pada beberapa bayi, muntah merupakan hal normal, tetapi ada yang harus diwaspadai juga. Ini penjelasannya:

1. Gastroenteritis

Penyebab muntaber pada bayi adalah gastroenteritis. Kondisi ini menjadi penyebab umum muntah pada anak-anak dan bayi, biasanya berlangsung beberapa hari.

“Ini adalah infeksi usus yang biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri, yang juga menyebabkan diare,” dijelaskan.

2. Intoleransi Susu

Penyebab muntaber pada bayi adalah intolerasi susu. Kondisi intoleransi susu merupakan sumber masalah utama muntah dan diare pada anak dan bayi. Melakukan konsultasi dengan ahli tentang masalah ini pada anak sangat penting dilakukan.

Dijelaskan, Jika bayi memiliki alergi atau intolerasi yang menjadi penyebab muntaber, ia akan mengalami gejala lain, seperti diare, dan bengkak atau gatal di sekitar mulut, hidung, atau matanya selain muntah.

3. Refluks Gastro-Esofageal

Penyebab muntaber pada bayi adalah refluks di mana isi lambung keluar kembali ke kerongkongan. Ciri-ciri mengalami refluks adalah saat susu keluar dari mulut bayi yang dikenal dengan istilah gumoh.

Apa itu refluks pada bayi? Baby Center menjelaskan, refluks terjadi karena tabung yang membawa makanan bayi ke perutnya (kerongkongan) masih berkembang, sehingga ASI terkadang bisa bocor atau kembali setelah menyusu.

4. Botol Susu

Penyebab muntaber pada bayi adalah ketika bayi diberi botol dengan lubang terlalu besar. Ini yang menyebabkan bayi menelan terlalu banyak susu.

5. Tidak Sengaja Menelan Sesuatu yang Beracun

Penyebab muntaber pada bayi adalah ketika bayi tidak sengaja menelan sesuatu yang beracun. Bayi saat mengonsumsi sesuatu yang mengandung bakteri, bisa mengalami sakit perut.

Dicontohkan, jika bayi diberi susu formula, ini bisa terjadi jika dot dan botolnya tidak disterilkan dengan benar, atau jika dia minum susu formula yang tidak dibuat sesuai petunjuk pada kemasannya.

“Gejala keracunan makanan atau minuman pada bayi mirip dengan gejala infeksi virus: bayi mungkin mengalami demam, diare dan sakit perut serta sakit,” dijelaskan.

6. Stenosis Pilorus Kongenital

Penyebab muntaber pada bayi adalah stenosis pilorus kongentinal. Ini suatu kondisi saat lahir di mana saluran dari lambung ke usus telah menyempit, sehingga makanan tidak dapat melewatinya dengan mudah. Pada bayi, ini menyebabkan muntah proyektil.

7. Hernia Tercekik

Penyebab muntaber pada bayi adalah hernia tercekik. Hal ini membuat bayi akan sering muntah dan menangis seolah-olah mereka sangat kesakitan. Ini harus mendapat penanganan medis segera.

8. Intususepsi

Penyebab muntaber pada bayi adalah intususepsi. Kondisi di mana teleskop usus masuk dengan sendirinya. Bayi yang mengalami akan mengalami muntah, terlihat pucat, lemas, dan memiliki gejala dehidrasi.