Liputan6.com, Jakarta Belakangan masyarakat dibuat resah dengan keberadaan minyak goreng yang langka serta harga yang mahal. Tak bisa dipungkiri jika minyak goreng merupakan kebutuhan penting rumah tangga hingga usaha kuliner dan sebagainya.
Baca Juga
Advertisement
Akibatnya masyarakat berbondong-bondong mencari minyak goreng dengan harga murah di berbagai pasar hingga supermarket. Ditengah hiruk pikuk keterbatasan minyak goreng, pasangan ini mendadak jadi sorotan.
Bukan emas atau permata, mereka menikah dengan mas kawin minyak goreng. Pasangan asal Ponorogo, Jawa Timur itu pun lantas jadi buah bibir. Walaupun hanya satu liter, pernikahan itu tetap menjadi perbincangan.
Mereka ialah Supandi (60) dan wanita idamannya Sumiarti (54) yang tinggal di Desa Suru, Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo. Pasangan ini memilih minyak goreng karena kini memang sulit dicari dan berharga.
Mas Kawin Minyak Goreng
Dilansir dari Merdeka oleh Liputan6.com, Kamis (24/2/2022) pasangan pengantin Supadi (60) dan Sumariati (54) baru saja mengikat janji suci di tanggal cantik Selasa, 22 Februari 2022 (22/2/222) lalu. Warga Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ini memanfaatkan minyak goreng yang kini tengah langka di pasaran sebagai mas kawinnya.
"Memang benar dihari ini sebagai tanggal cantik ada satu pasangan yang melangsungkan pernikahan antara Supandi dan Sumiarti," kata Kepala KUA Sooko, Meky Hasan Tachtarudin, Selasa (22/2/2022).
"Mas kawinnya uang Rp 1 juta sama satu liter minyak goreng,"Â lanjutnya lagi.Â
Advertisement
Ijab Kabul Diulang 3 Kali
Selain mas kawinnya yang unik, momen ijab kabul pasangan berumur ini juga berbeda dari lain. Supandi sempat harus mengulangi ijab kabulnya sebanyak tiga kali karena kurang fokus saat mengucapkan ijab kabul.
Status pasangan ini sebelum melangsungkan pernikahan, diungkapkannya jika Supandi merupakan duda ditinggal mati. Begitu juga status Sumiarti yakni berstatus janda ditinggal mati.
"Karena keduanya merasa cocok dan nyaman, akhirnya keduanya memberanikan diri untuk mengikat status pernikahan," ucap Kepala KUA Sooko.
Dalam acara sakral yang sederhana itu, pengantin wanita diketahui menggunakan baju kebaya bernuansa ungu. Sedangkan, pengantin pria menggunakan batik dengan warna senada.