Sukses

10 Cara Mengatasi Pemanasan Global Sesuai Kesepakatan Dunia Internasional, Peran Pelajar?

Pemanasan global adalah akibat adanya efek rumah kaca.

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas manusia berperan sangat besar menjadi penyebab pemanasan global atau global warming. Mulai dari aktivitas sehari-hari hingga kegiatan industri, yang berdampak pada efek rumah kaca. Gas rumah kaca berupa karbon dioksida yang menumpuk di atmosfer, akan merangkap panas yang seharusnya bisa keluar.

Dalam elektronik modul berjudul Fisika Paket C Tingkatan V oleh Marga Surya Mudhari yang dipublikasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penyebab pemanasan global adalah akibat adanya efek rumah kaca (green house effect). Lalu bagaimana cara mengatasi pemanasan global itu?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia internasional terdiri dari IPPC, protokol kyoto, kerja sama APPCDC, dan protokol montreal. Sementara bagi pelajar, bagaimana cara mengatasi pemanasan global?

Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia internasional dan yang bisa dilakukan oleh pelajar, Sabtu (26/2/2022).

2 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Pemanasan Global Sesuai Kesepakatan Dunia Internasional

1. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change)

Cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepatakan dunia internasional adalah mendirikan IPCC. Pendiriannya dilakukan pada tahun 1988. Diprakarsai oleh Badan PBB untuk lingkungan (United Nations Environment Programme) dan organisasi meteorologi dunia (World Meteorology Organization).

Pendirian panel antar pemerintah sebagai cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia yang dikenal dengan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) terdiri atas 300 lebih pakar perubahan iklim dari seluruh dunia.

IPCC bersekretariat di Jenewa (Swiss) dan bertemu satu tahun sekali di sebuah rapat pleno yang membahas tiga hal utama:

- Informasi ilmiah mengenai perubahan iklim

- Dampak, adaptasi dan kerentanan

- Mitigasi perubahan iklim

IPCC memberikan kesimpulan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia memberikan kontribusi pada gas rumah kaca alami dan akan menyebabkan atmosfer bertambah panas. IPCC memperkirakan penggandaan emisi gas rumah kaca akan menyebabkan pemanasan global sebesar 1,5 – 4,5 derajat celcius.

2. Protokol Kyoto

Cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia adalah diadakannya protokol kyoto. Protokol Kyoto diadopsi pada sesi ketiga Konferensi Pihak Konvensi (UNFCCC) pada 1997 di Kyoto, Jepang. Semua pihak dalam UNFCCC dapat menandatangani atau meratifikasi Protokol Kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan.

Negara-negara yang meratifikasi protokol sebagai cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia ini berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya.

Begitu pula bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 °C dan 0,28 °C pada tahun 2050.

3. Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC)

Cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia mengandakan kerja sama dalam Asia Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC). Kerja sama internasional sebagai cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia seperti APPCDC bersifat sukarela.

Dilakukan negara Australia, Kanada, India, Jepang, Republik Rakyat Cina, Korea Selatan yang mulai mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 Juli 2005. Menteri Luar Negeri, Lingkungan dan Energi dari negara-negara peserta sepakat bekerja sama dalam pengembangan dan transfer teknologi untuk pengurangan emisi gas rumah kaca yang bersesuaian dengan UNFCC dan perangkat internasional lainnya seperti Protokol Kyoto.

4. Protokol Montreal

Cara mengatasi pemanasan global sesuai kesepakatan dunia adalah mengadakan protokol montreal. Ini sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon.

Dilakukan dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon. Traktat ini berlaku sejak 1 Januari 1989.

Traktat difokuskan pada beberapa kelompok senyawa hidrokarbon, halogen, yang diyakini memainkan peran penting dalam penipisan lapisan ozon. Semua zat tersebut memiliki klorin atau bromin.

3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Pemanasan Global Lainnya

Apa saja langkah nyata cara mengatasi pemanasan global yang bisa dilakukan, termasuk oleh para pelajar?

“Pemahaman tentang pemanasan global yang ditanamkan hari ini berdampak besar pada generasi mendatang,” dijelaskan.

Ini penjelasan cara mengatasi pemanasan global lainnya yang perlu diketahui:

1. Hemat Listrik

Cara mengatasi pemanasan global adalah mulai dengan menghemat listrik. Gas rumah kaca itu didominasi dari karbondioksida (CO2). Sebagian besar dari CO2 dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil.

Jika berhemat listrik maka secara tidak langsung dapat mengurangi kadar CO2 di atmosfer. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menghemat listrik antara lain:

- matikan peralatan listrik jika sudah tidak digunakan,

- menggunakan barang elektronik yang low watt (daya listrik rendah),

- matikan lampu pada saat tidur,

 - mengoptimalkan sinar matahari pada siang hari sebagai penerangan di dalam rumah, dan sebagainya.

2. Menanam Pohon

Cara mengatasi pemanasan global adalah mulai menanam pohon. CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer.

3. Melestarikan Hutan

Cara mengatasi pemanasan global adalah mulai dengan melestarikan hutan. Hutan memiliki banyak fungsi antara lain: sebagai paru-paru dunia yang menyuplai oksigen, sumber keanekaragaman hayati karena hutan merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna, sumber cadangan air, dan sebagainya.

Fungsi hutan begitu penting terutama dalam mengurangi dampak pemanasan global. Maka sangat perlu menjaga dan melestarikan hutan. Pengalihan fungsi hutan untuk lahan produktif seperti perkebunan kelapa sawit, lahan pertanian harus dilakukan dengan bijak dan memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian.

“Pemerintah perlu membuat kebijakan yang jelas dan tegas mengenai kelestarian lingkungan hidup. Pelaku pembakaran hutan harus ditindak tegas dengan hukuman yang berat agar pelakunya jera karena akibat perbuatan mereka berdampak pada kehidupan orang banyak,” dijelaskan.

4. Hemat Bahan Bakar

Mobil sebagai penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak ada pengaturan penggunaan mobil pribadi dengan baik.

Selalu rutin uji emisi kendaraan bermotor dapat meminimalisir jumlah gas buangan CO2, ini cara mengatasi pemanasan global.

Mesin kendaraan yang tidak dirawat dengan baik akan menyebabkan pembakaran pada mesin menjadi tidak sempurna. Akibatnya performa kendaraan bermotor menjadi kurang baik, terlebih lagi gas buangan hasil pembakaran menjadi lebih banyak.

5. Mengurangi Penggunaan Bahan Perusak Ozon

Cara mengatasi pemanasan global adalah mulai mengurangi penggunaan bahan perusak ozon pada alat elekronik tertentu.

Penggunaan bahan perusak ozon ada pada bahan pelarut dan pembersih, alat pendingin (kulkas dan AC), hair spray, semprotan nyamuk, dan sebagainya.

Penggunaan secara berlebihan menyebabkan bolongnya lapisan ozon sehingga menimbulkan terjadinya pemanasan global.

6. Penggunaan Energi Alternatif Baru

Cara mengatasi pemanasan global adalah mulai dengan menggunakan energi alternatif baru. Selama ini sebagian besar energi listrik dihasilkan dari pembakaran batubara ataupun minyak bumi yang menghasilkan gas rumah kaca.

Penggunaan energi terbaharui dengan memanfaatkan tenaga air, angin, dan panas bumi dapat mengurangi produksi CO2 yang dilepas ke udara. Energi nuklir dapat menjadi sebuah energi alternatif untuk mengurangi pemanasan global meskipun masih kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya.