Liputan6.com, Jakarta Posesif adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga, terutama bagi anak muda. Banyak orang menggunakan kata ini di media sosial untuk menceritakan hubungan dengan pasangan, teman, ataupun keluarga.Â
Baca Juga
Posesif adalah istilah yang berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lainnya. Posesif biasanya digunakan untuk seorang pasangan yang terlalu mengekang, ataupun orang tua yang terlalu banyak membatasi gerak anaknya.
Advertisement
Posesif adalah sifat mengekang yang berlebihan terhadap seseorang. Biasanya sifat mengekang ini ditujukan pada seseorang yang dicintai. Posesif biasanya ditujukan untuk melindungi orang yang dicintai dari sesuatu yang kamu anggap akan membahayakannya. Walaupun begitu, tidak jarang hal ini malah membuat kesal dan membuat seseorang menjadi tidak nyaman.
Berikut Liputan6.com rangkum dairi berbagai sumber, Selasa (15/3/2022) tentang posesif.Â
Posesif adalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), posesif adalah berasa menjadi pemilik atau mempunyai sifat cemburu. Namun, posesif adalah istilah yang berbeda dengan cemburu ataupun protektif. Posesif adalah sifat cemburu yang kelewat batas dan diikuti dengan rasa rendah diri yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan seseorang mengekang dan membatasi gerak orang yang disayanginya.
Menurut para ilmuan, posesif adalah awal dari sikap mengontrol, mengatur, atau menguasai orang lain. Oleh karena itu, sifat posesif seringkali disebut juga dengan controlling behaviour. Sifat posesif cenderung dimulai dengan sangat lambat dan kerap sulit dideteksi pada awalnya. Pada hubungan percintaan, sifat ini sering dianggap sebagai bentuk perhatian dan rasa sayang dari pasangan.
Padahal, posesif adalah sifat yang tentunya tidaklah romantis, dan bukan juga merupakan cara menunjukkan wujud perhatian atau kasih sayang yang tepat. Posesif adalah cara seseorang dalam mengatasi perasaan cemburu, takut, atau kurangnya rasa percaya diri terhadap pasangan.
Posesif adalah sifat yang bisa ditunjukkan dengan serangkaian tindakan manipulasi, eksploitasi, dan intimidasi terhadap seseorang untuk alasan egois. Secara tidak sadar, hal-hal ini telah merampas kebebasan orang lain.
Adapun hal ini bisa mengarah pada bentuk pelecehan, termasuk abusive relationship. Pada kondisi tertentu, sifat posesif juga bisa menjadi indikatsi bahwa ada masalah kesehatan mental yang serius, seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian narsistik, atau bahkan skizofrenia.
Advertisement
Ciri-Ciri Posesif
Ciri-ciri seseorang yang posesif adalah sebagai berikut:
- Melakukan pengawasan sepanjang waktu.
Jika pasangan kamu terus menerus menelepon dan menanyakan di mana dan bersama siapa, mungkin itu salah satu ciri sikap posesif. Tak hanya menghubungi via telepon, hal ini kerap ditunjukkan dengan mengawasi atau memata-matai melalui semua akun media sosial.
- Mengatur sosialiasi dengan orang lain.
Ciri-ciri orang posesif selanjutnya yaitu suka mengontrol juga mulai mengatur dengan siapa saja kamu boleh bergaul. Bukan untuk melindungi, hal ini dilakukan karena bersikap cemburu. Sebagai contoh, pasangan akan melarang kamu untuk bertemu dengan teman-teman karena perhatian kamu menjadi kurang saat berkumpul bersama orang lain.
- Melakukan kritik pada pendapat pasangan.
Bila pasangan terus menerus mengkritik atau menentang pendapat kamu tentang suatu masalah, ini bisa menjadi ciri bahwa ia berusaha mengontrol kamu. Apalagi jika ia melakukannya secara sengaja agar kamu terus berada di bawah kontrolnya dan tidak membiarkan kamu melakukan apa yang diinginkan. Ia akan menentang dan mengkritik dari hal yang kecil agar bisa memengaruhi kamu hingga ke hal yang besar.
- Ahli membuat pasangan merasa bersalah.
Orang yang suka mengontrol mencoba membuat kamu merasa bersalah, atau terus mencari kesalahan bila kamu tidak bersikap sesuai dengan keinginannya. Padahal, apa yang diinginkannya tidak selalu benar. Demikian, kamu akan terus meminta maaf dan ia akan selalu bisa mengendalikanmu.
- Emosinya tidak stabil.
Ciri-ciri orang posesif berikutnya adalah emosi dan suasana hati yang tidak stabil. Sering kali, orang yang suka mengontrol menjadi mudah marah bila kamu melakukan sesuatu yang tidak sesuai atau yang menurutnya salah. Bahkan terkadang, ancaman, seperti ingin bunuh diri, atau kekerasan fisik mungkin saja dilakukan agar kamu bisa mematuhinya.
Penyebab Sifat Posesif
Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab sifat posesif itu muncul pada diri seseoarang, yaitu:
Kenyamanan Ketika Pegang Kendali
Kemampuan mengendalikan orang lain memberikan perasaan aman, karena kamu jadi memiliki kekuatan untuk menjaga segalanya untuk tetap stabil. Namun, kenyamanan ini dapat menimbulkan ketagihan, sehingga terus ingin menjadi pengendali. Padahal sebenarnya, karakter ini justru dapat berarti kurangnya rasa percaya diri.
Bergantung secara Berlebihan
Terlalu bergantung kepada pasangan akan membentuk pribadi yang posesif. Kamu atau pasangan mungkin ingin, dan secara tidak sadar menghalangi kebebasan untuk berkumpul dengan orang lain.
Ketakutan Tersembunyi
Ketakutan atau kegelisahan yang tersembunyi, seperti takut dikasihani oleh orang lain, takut ditinggalkan, takut mengalami emosi yang menyakitkan, atau takut akan kegagalan (perfeksionisme, termasuk memiliki pasangan yang perfeksionis) bisa menjadi pemicu sifat ini. Biasanya, ini juga terkait dengan peristiwa traumatis yang pernah terjadi pada masa lalu, seperti pernah ditinggalkan oleh orang yang disayang.
Kurangnya Rasa Percaya
Kurang percaya diri dalam hubungan juga bisa jadi salah satu penyebabnya. Kamu mungkin jadi merasa cemburu yang tidak sehat atau tanpa alasan yang jelas terhadap pasangan, atau tidak yakin rekan kerja dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Advertisement
Cara Mengatasi Sifat Posesif
Melansir lifehack.org, cara mengatasi sifat posesif adalah sebagai berikut:
- Lupakan Masa Lalu. Mungkin kamu pernah ditipu atau dibohongi sebelumnya, tetapi saat ini kamu sedang menjalani hubungan yang baru. Jangan biarkan masa lalu merusak apa yang kamu miliki sekarang.
- Jangan Terlalu Berlebihan. Semakin kamu khawatir pasangan tidak mencintai atau tidak jujur, semakin kamu akan mendorongnya menjauh. Kamu harus memiliki kepercayaan bahwa kamu dicintai oleh pasangan karena ia telah memilih untuk menjalin hubungan denganmu.
- Jalani Hidup Sendiri. Jika memiliki pekerjaan sendiri, hobi sendiri, dan kehidupan sosial sendiri, kamu akan menjadi orang yang lebih menarik bagi pasangan. Menghabiskan waktu bersama tentu saja penting, tetapi menyenangkan juga untuk menghabiskan waktu terpisah dan memiliki berbagai hal untuk dibagikan dan dibicarakan saat kamu bertemu.
- Hindari Cemburu. Kecemburuan bukan hanya dapat membunuh hubungan dengan cepat, tetapi juga akan membuat kamu merasa getir dan penuh kebencian dalam kehidupan sehari-hari. Ubah sikap itu menjadi sesuatu yang positif dengan menyadari bahwa pasangan telah memilih kamu karena kamu adalah orang yang hebat dan berkualitas.
- Kenali Teman Satu Sama Lain. Cara terbaik untuk tidak cemburu adalah akrab dengan lingkungan sosial masing-masing. Jika tahu dengan siapa pasangan kamu menghabiskan waktu, maka tidak akan ada alasan untuk khawatir.
- Jangan Mencoba Mengubah Pasangan. Saat setuju untuk memulai komitmen, kamu pasti tahu siapa pasangan kamu dan bagaimana sifat serta sikapnya. Untuk itu, jangan coba untuk mengubahnya menjadi orang lain sesuai dengan versi kamu. Terima ia apa adanya.
- Menemukan Akar Masalah. Mencari akar dari masalah kamu bisa menjadi posesif terhadap pasangan adalah salah satu solusi yang tepat dalam membangun hubungan asmara yang sehat. Entah itu ketakutan akan hubungan masa lalu, atau bahkan sesuatu yang terjadi di masa kanak-kanak, kamu perlu mencari tahu apa yang menyebabkan kamu merasa dan bertindak seperti ini.