Liputan6.com, Jakarta Saraf kejepit sudah tak asing lagi di telinga orang Indonesia. Terbaru, artis Raffi Ahmad mendadak dilarikan ke rumah sakit usai mengeluhkan rasa sakit di bagian pinggang. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di rumah sakit, diketahui Raffi Ahmad mengalami saraf kejepit.
Baca Juga
Advertisement
Saraf kejepit atau herniated disc adalah adalah kondisi yang terjadi saat salah satu bantalan atau cakram menekan tulang belakang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor risiko dan kebiasaan sehari-hari.
Saraf kejepit dapat menimbulkan berbagai gejala, dan salah satunya adalah nyeri sendi yang tak tertahankan. Rasa sakit pada sendi tersebut dapat muncul di berbagai bagian tubuh dan biasanya juga diikuti gejala lain, seperti kebas atau kesemutan.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai penyebab saraf kejepit beserta gejala dan pengobatannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (17/3/2022).
Mengenal Saraf Kejepit
Secara umum, saraf kejepit merupakan kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan. Sebab saraf menjalar sepanjang tubuh, saraf kejepit juga bisa terjadi di berbagai lokasi dalam tubuh. Seperti di area pinggang dan pergelangan tangan.
Saraf kejepit atau herniated disc terjadi ketika beberapa nukleus mendorong keluar melalui robekan pada annulus. Kondisi ini paling sering terjadi di tulang belakang leher. Keluarnya nukleus yang seperti jeli ini diduga melepaskan zat kimia yang bisa mengiritasi saraf di sekitarnya dan menimbulkan rasa sakit yang signifikan. Cakram yang keluar juga bisa menekan saraf dan menyebabkan rasa sakit bila ditekan.
Saraf kejepit biasanya disebabkan karena keausan atau penggunaan anggota tubuh tertentu yang berlebihan secara bertahap sebagai akibat melakukan gerakan berulang-ulang dari waktu ke waktu. Keausan secara bertahap akibat penuaan atau degenerasi cakram juga paling sering menyebabkan saraf kejepit. Hal itu karena seiring bertambahnya usia, cakram menjadi kurang fleksibel dan lebih rentan robek atau pecah, bahkan hanya dengan sedikit tekanan atau gerakan memutar.Â
Meski begitu, kebanyakan orang tidak mengetahui apa penyebab saraf kejepit yang mereka alami. Terkadang, mengangkat barang tanpa menekuk lutut terlebih dahulu atau memutar tubuh saat mengangkat benda yang berat bisa menyebabkan saraf kejepit.
Advertisement
Gejala Saraf Kejepit
Saraf kejepit sering kali dianggap sebagai nyeri sendi biasa. Namun, ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa Anda mengalami saraf kejepit, di antaranya:
1. Mati rasa atau berkurangnya sensasi di area yang dilalui oleh saraf.
2. Munculnya rasa nyeri yang tajam atau seperti terbakar.
3. Kesemutan.
4. Otot terasa lemah.
5. Kaki dan tangan sering kali sulit digerakkan.
6. Nyeri terpusat, bahkan rasa nyeri tersebut akan memburuk saat anda tertidur.
Penyebab Saraf Kejepit
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf kejepit adalah sebagai berikut ini:
1. Terluka atau cedera pada tulang belakang.
2. Postur tubuh yang tidak baik dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf.
3. Rematik atau arthritis pergelangan tangan.
4. Stres dari pekerjaan yang berulang-ulang.
5. Aktivitas olahraga yang rentan cedera.
6. Berat badan yang berlebihan juga menekan saraf.
7. Sering melakukan aktivitas yang memberatkan tulang belakang, misalnya mengangkat beban berat.
8. Faktor usia. Semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek.
9. Faktor genetik.
10. Merokok dapat menyebabkan suplai oksigen ke cakram tulang belakang berkurang sehingga menyebabkan kerusakan lebih cepat.
Advertisement
Cara Mengobati Saraf Kejepit
Pengobatan saraf kejepit bergantung pada kondisi pasien sendiri, yakni seberapa nyeri yang muncul serta tingkat keparahan saraf kejepit. Lama pengobatan saraf kejepit juga bisa berbeda pada masing-masing orang. Secara umum, pengobatan saraf kejepit dibagi menjadi beberapa bagian, seperti:
1. Fisioterapi
Untuk menangani saraf kejepit, fisioterapi diperlukan untuk memperkuat otot-otot di daerah yang mengalami saraf kejepit. Latihan memperkuat otot diperlukan guna mengurangi tekanan pada saraf.
2. Pemberian obat penghilang nyeri
Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen, bisa diberikan untuk meredakan rasa sakit. Dokter juga dapat memberikan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri.
3. Operasi
Pada beberapa kasus, operasi adalah cara yang perlu dilakukan untuk menyembuhkan saraf kejepit. Dokter menyarankan operasi bila metode pengobatan lain tidak mampu memperbaiki gejala saraf kejepit anda setelah enam minggu, apalagi bila anda terus mengalami gejala berikut:
a. Nyeri yang tidak terkontrol.
b. Mati rasa atau kelemahan.
c. Kesulitan berdiri atau berjalan.
d. Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus.
e. Gangguan sensorik.
Cara Mencegah Saraf Kejepit
Kondisi saraf terjepit ini masih bisa dicegah dengan beberapa cara, seperti:
1. Postur tubuh saat duduk dalam posisi baik dan benar.
2. Hindari menyilangkan kaki saat duduk dalam waktu lama.
3. Menjaga berat badan agar ideal.
4. Ambil rehat sejenak ketika melakukan kegiatan yang berulang.
5. Menggunakan brace atau korset untuk menjaga posisi tubuh dengan baik.
6. Olahraga untuk menguatkan otot dan membuat tubuh rileks.
7. Berhenti merokok.
Advertisement