Sukses

Arti Antagonis adalah Suka Menentang Tokoh Protagonis, Ketahui Fungsinya

Antagonis adalah tokoh dengan watak buruk.

Liputan6.com, Jakarta Antagonis adalah bagian dari penokohan dalam unsur intrinsik karya sastra. Apa arti antagonis itu? Memahami arti antagonis adalah tokoh dengan watak buruk yang suka menentang pemeran utama (protagonis).

“Arti antagonis adalah orang yang suka menentang seperti melawan dan sebagainya. Dalam ilmu Sastra, arti antagonis adalah penentang dari tokoh utama (protagonis) atau tokoh lawannya,” dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Ada tiga fungsi tokoh antagonis yang perlu diketahui. Dalam buku berjudul Trichoderma: Si Agen Antagonis (2017) oleh Rina Sriwati, tokoh antagonis adalah memiliki fungsi membuat jalan cerita menarik, menciptakan alur dan emosi, serta sumber konflik.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang tokoh antagonis dan fungsi tokoh antagonis dalam cerita, Jumat (25/3/2022).

2 dari 4 halaman

Arti Antagonis adalah Tokoh dengan Watak Buruk dan Suka Menentang

Memahami arti antagonis adalah tokoh yang memiliki watak buruk. KBBI menjelaskan arti antagonis adalah orang yang suka menentang seperti melawan dan sebagainya.

Dalam ilmu Sastra, arti antagonis adalah penentang dari tokoh utama (protagonis) atau tokoh lawannya. Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, arti antagonis adalah berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata, yakni “anti” artinya melawan dan “agonis” artinya aktor.

Sosok sesuai arti antagonis adalah memiliki peran sebagai musuh, penjahat, petarung, pendendam, pembohong, sombong, tidak bersahabat, suka pamer, pembuat masalah, dan masih banyak lagi lainnya.

Karakteristik sesuai arti antagonis adalah memiliki peran membuat masalah dan tokoh protagonis yang memiliki peran menyelesaikannya. Ciri khas antagonis adalah pintar memutar balikkan fakta.Banyak penonton, pembaca, dan pendengar yang pasti membenci kehadiran tokoh antagonis.

Padahal tanpa antagonis, cerita tak akan hidup dan semenarik jika ada sosoknya. Itulah arti tokoh antagonis yang ada di dalam karya sastra seperti drama, novel, cerpen, film, serial, komik, dan lain sebagainya.

3 dari 4 halaman

3 Fungsi Tokoh Antagonis

Apa saja yang menjadi fungsi sesuai arti antagonis adalah tokoh yang berwatak buruk? Dalam buku berjudul Trichoderma: Si Agen Antagonis (2017) oleh Rina Sriwati, ada tiga fungsi tokoh antagonis yang perlu diketahui.

1. Membuat Jalan Cerita Semakin Menarik

Fungsi tokoh antagonis adalah kunci utama yang membuat jalan cerita menjadi semakin menarik untuk diikuti. Tokoh antagonis adalah mempunyai fungsi untuk membuat jalannya cerita semakin menarik sehingga cerita tidak terkesan monoton.

2. Menciptakan Alur dan Emosi Penonton

Fungsi tokoh antagonis adalah mampu menciptakan atau membawa alur dan emosi para penonton, pendengar, hingga pembaca. Fungsi tokoh antagonis adalah dapat membawa alur emosi penonton atau pembaca sehingga lebih emosional. Tanpa adanya tokoh antagonis, cerita tokoh protagonis akan terlihat terlalu over power.

3. Pemicu atau Sumber Konflik

Fungsi tokoh antagonis adalah menjadi pemicu atau sumber adanya sebuah konflik. Konflik dalam sebuah cerita akan membuat alurnya menjadi lebih menarik dan ini diciptakan oleh sosok antagonis. Oleh karena itu, kehadiran tokoh antagonis adalah dapat berperan sebagai pemicu konflik.

4 dari 4 halaman

Unsur Intrinsik Lainnya

Tokoh atau penokohan atau watak yang menjadi cikal bakal adanya sosok antagonis adalah bagian dari unsur intrinsik sebuah karya sastra. Ini penjelasan tentang unsur intrinsik lainnya yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Tema

Unsur intrinsik yang wajib ada yang pertama adalah tema. Tema merupakan ide pokok atau gagasan utama dalam sebuah cerita drama.  Jika sebuah drama tak memiliki tema yang jelas, pementasan drama tidak akan berjalan dengan lancar, para pemain pun akan kesulitan memerankan karakter yang diminta. 

Tema juga berfungsi untuk membantu para penonton memahami dan menangkap maksud dan tujuan pementasan tersebut. Tema yang jelas juga dapat menentukan sasaran penonton yang ingin dituju. Misalnya, tema percintaan, yang lebih banyak ditonton kalangan remaja hingga dewasa. 

2. Alur

Unsur intrinsik selanjutnya adalah alur. Alur adalah jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama, sejak narasi awal hingga akhir drama. Alur inilah yang nantinya berperan menciptakan permasalahan, konflik, klimaks, dan penyelesaian permasalahan. Adanya alur dalam drama akan membuat drama menjadi lebih menarik.

3. Tokoh

Tokoh atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran. Agar pementasan drama lebih menarik, tokoh harus memiliki watak yang menonjol. Dengan adanya unsur intrinsik satu ini, penonton akan lebih mudah memahami dan menghayati drama yang dipentaskan.

4. Watak

Unsur intrinsik selanjutnya adalah watak. Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Dalam drama ada beberapa watak yang biasanya selalu muncul, yakni protagonis dan antagonis.

Watak protagonis adalah watak (karakter) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya: penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya: sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya

5. Latar

Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita drama. Latar menjadi salah satu unsur intrinsik yang juga tak boleh dilewatkan dalam sebuah pementasan drama. 

Pada umumnya, latar akan disesuaikan dengan kondisi suasana saat cerita berlangsung. Sehingga penonton lebih bisa memahami kapan, di mana, serta suasana dalam drama. Selain latar yang tak boleh dilewatkan, dekorasi panggung juga bisa dibuat sedemikian mirip dengan setiap adegan. Berbagai jenis properti dapat mendukung pementasan lebih hidup dan mengesankan. 

6. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Biasanya, amanat atau pesan ini disampaikan tersirat ataupun tersurat dalam dialog tokoh utama.