Liputan6.com, Jakarta Chauvinisme adalah suatu paham atau sikap yang bisa dimiliki individu atau kelompok dalam suatu bangsa atau negara. Dalam penggunannya, chauvinisme adalah istilah merujuk pada bias ekstrem atau kesetiaan yang berlebihan. Chauvinisme adalah sikap yang mengarah pada perilaku negatif.
Baca Juga
Advertisement
Terkadang, chauvinisme adalah sikap yang bisa menimbulkan kebencian dan perpecahan antar bangsa. Chauvinisme adalah bentuk superioritas yang merugikan. Chauvinisme adalah sikap yang kerap dikaitkan dengan fanatisme.
Dalam pengertian modern, chauvinisme adalah ideologi nasionalisme agresif, kebijakan eksklusivitas dan superioritas nasional. Berikut pengertian tentang chauvinisme, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (27/3/2022).
Apa itu chauvinisme?
Menurut KBBI, chauvinisme adalah sikap cinta tanah air secara sangat berlebihan. Istilah chauvinisme berasal dari nama Nicholas Chauvin, seorang tentara Prancis yang begitu setia kepada Napoleon sehingga ia terus dengan semangat mendukung kerajaan bahkan setelah Napoleon menolaknya.
Menurut Britannica, chauvinisme adalah sifat patriotisme yang berlebihan dan tidak masuk akal. Orang yang memiliki sifat chauvinisme adalah seseorang yang secara membabi buta dan antusias percaya pada superioritas bangsa atau negara.
Chauvinisme menjadi berarti segala jenis ultranasionalisme dan digunakan secara umum untuk mengkonotasikan keberpihakan atau keterikatan yang tidak semestinya pada suatu kelompok atau tempat di mana seseorang berasal.
Advertisement
Seperti apa perilaku chauvinisme?
Chauvinisme adalah kepercayaan pada superioritas atau dominasi kelompok atau orang sendiri. Kelompok ini dianggap kuat dan berbudi luhur, sementara yang lain dianggap lemah, tidak layak, atau inferior. Chauvinisme dapat digambarkan sebagai bentuk patriotisme dan nasionalisme yang ekstrem. Ini bisa berupa keyakinan yang kuat akan keunggulan dan kemuliaan nasional.
Para chauvinis, meninggikan bangsa mereka, membiarkan diri mereka mempermalukan perwakilan dari negara lain, mereka berada pada garis depan kebencian orang asing. Para ideolog chauvinisme, berbeda dengan penganut nasionalisme, yang mengakui kesetaraan semua orang, selalu memberikan hak khusus pada bangsanya sendiri.
Penggunaan istilah chauvinisme
Chauvinisme telah meluas artinya menjadi pengabdian fanatik dan keberpihakan yang tidak semestinya kepada kelompok atau tujuan mana pun yang menjadi miliknya. Keberpihakan ini terutama mencakup prasangka terhadap atau permusuhan terhadap orang luar atau kelompok saingan. Chauvinisme dianggap sebagai pengabdian yang militan, tidak masuk akal, dan sombong.
Chauvinisme juga dapat menggambarkan sikap superioritas terhadap lawan jenis, seperti pada chauvinisme laki-laki. Chauvinisme juga digunakan untuk menunjukkan sikap yang sama di pihak manusia terhadap spesies lain. Dalam pengertian ini, chauvinisme adalah irasional, karena tidak ada bangsa atau kelompok etnis yang dapat mengklaim diri lebih unggul dari yang lain.
Advertisement
Chauvinisme gender
Chauvinisme juga dapat digunakan untuk merujuk pada teori superioritas gender. Ini adalah stereotip sosial, keyakinan yang mengklaim bahwa satu jenis kelamin lebih baik dari yang lain, dan dengan demikian membenarkan ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan. Belakangan, pandangan ini sering disebut seksisme.
Chauvinisme pria adalah bentuk paling umum dari seksisme. Ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut: seorang pria selalu benar hanya setelah ia dilahirkan sebagai seorang pria; laki-laki lebih penting dan lebih pintar dari perempuan, karena logika laki-laki didasarkan pada akal; kata-kata pria adalah hukum bagi seorang wanita. Ada juga chauvinisme perempuan yang merupakan keyakinan bahwa perempuan secara moral lebih tinggi dari laki-laki.
Ciri-ciri chauvinisme
Fanatik
Ciri-ciri chauvinisme yang pertama adalah sikap fanatik terhadap negara atau bangsanya. Orang chauvinis percaya jika ras dan bangsanya adalah yang terbaik. Ini membuat mereka begitu meninggikan dan membanggakan bangsanya sendiri secara berlebihan.
Memandang rendah
Chauvin menganggap bangsanya yang terbaik sambil menganggap bangsa lain lebih rendah. Bahkan, chauvinis bisa melakukan penindasan pada minoritas. Ini karena mereka menganggap dirinya lebih baik dan berhak.
Punya pemimpin diktator
Tak jarang, chauvinis dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki kecenderungan revolusionis dan diktatoris. Revolusionis yang dimaksud adalah memimpin dengan kekerasan. Sedangkan diktator maksudnya tidak memimpin secara demokratis dan pemimpin tersebut punya kekuasaan sangat mutlak serta tidak bisa diganggu gugat oleh siapa saja.
Advertisement
Contoh sikap chauvinisme
Chauvinisme negara
Seseorang dari negara A memandang negaranya paling berdaya, kemudian memandang rendah orang dari negara lain. Ia membandingkan negaranya dengan negara lain dan merasa negaranya yang lebih baik dan menghina negara lain.
Chauvinisme rasial
Chauvinisme rasial, mengacu pada preferensi rasial ekstrem yang dibuat oleh individu atau kelompok dalam masyarakat terhadap satu ras tertentu. Contoh, ras A merupakan ras dominan di sebuah negara. Ras A ini merasa bahwa rasnya terbaik dan merendahkan ras lain. Pada akhirnya, muncul perbudakan, penganiayaan, hingga penjajahan.
Chauvinsime laki-laki
Seorang laki-laki menganggap bahwa perempuan tidak layak menjadi pemimpin. Menurutnya, perempuan lebih menggunakan perasaan dibanding logikanya yang membuat perempuan tidak bisa membuat keputusan dengan baik. Laki-laki tersebut merasa lebih dominan dan merendahkan kemampuan perempuan.