Sukses

Pola Lantai Adalah Posisi Penari Saat Menampilkan Tarian, Ketahui Fungsi dan Jenisnya

Pola lantai adalah posisi penari saat menampilkan tariannya.

Liputan6.com, Jakarta Pola lantai adalah posisi penari saat menampilkan tariannya. Pola tersebut berupa garis-garis yang dilewati seorang penari atau dalam formasi penari kelompok di atas panggung. Hal ini dilakukan supaya para penari terlihat kompak dan gerakan menjadi indah.

Pada beberapa tarian yang dilakukan perseorangan, berpasangan, maupun berkelompok, biasanya para penari membentuk posisi atau formasi tertentu. Bentuk posisi dan formasi tertentu pada tari itulah yang disebut dengan pola lantai.

Teknik pola lantai ini berlaku bagi tarian modern dan tradisional. Dalam pelaksanaannya, pola lantai dalam suatu tarian disesuaikan dengan jumlah penarinya. Sedangkan, dalam menarikan tarian daerah atau tradisional, para penari akan mengikuti pola lantai tertentu.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian pola lantai beserta fungsi dan jenis-jenisnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (31/3/2022).

2 dari 5 halaman

Pengertian Pola Lantai

Pola lantai adalah garis atau arah langkah yang dilalui oleh para penari pada saat melakukan gerak tari. Selain itu, pengertian lain mengenai pola lantai adalah garis yang dibuat oleh formasi penari kelompok atau gambaran posisi penari dalam area pementasan.

Pendapat lainnya, pola lantai adalah garis dengan bentuk tertentu yang dilalui oleh para penari ketika melakukan gerakan tari, yang membantu para penari memahami formasi tari yang mereka bawakan. Pola lantai digunakan bukan hanya pada tarian berkelompok, tapi juga pada tarian yang ditampilkan individu.

Sedangkan menurut Muhdi Kurnia, pengertian pola lantai adalah sebuah garis atau pola yang dibentuk sebagai cara bagi penari dalam berpindah, bergerak, maupun bergeser ke posisi untuk penguasaan panggung. Garis atau pola yang dimaksud adalah pola garis maya atau khayal yang dibuat penari saat melakukan gerakan tari.

3 dari 5 halaman

Fungsi Pola Lantai

Pola lantai telah menjadi suatu hal penting yang perlu diperhatikan, dalam penampilan seni tari tradisional maupun tarian kreasi baru. Tidak hanya untuk menempatkan posisi dan formasi penari untuk memper indah tarian, tetapi pola lantai juga memiliki makna tersendiri, sesuai dengan tema dari penampilan tarinya. Berikut ini beberapa fungsi pola lantai adalah:

1. Membuat gerakan penari terlihat selaras dan sinkron.

2. Membuat penari tidak bertabrakan dengan penari lainnya dalam tarian yang dilakukan secara berkelompok.

3. Membedakan tarian yang satu dan lainnya.

4. Membuat tarian terlihat lebih menarik.

5. Menjadikan penari lebih mudah untuk menguasai panggung dan terlihat jelas oleh para penonton.

6. Membantu memberikan tekanan atau kekuatan pada suatu tokoh tertentu yang ditonjolkan.

7. Menghidupkan karakteristik gerak dari keseluruhan pertunjukan tari.

8. Membentuk komposisi, menyesuaikan tari dengan bentuk ruang pertunjukan.

4 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Pola Lantai

Secara umum, pola lantai dalam seni tari ada dua desain, yakni garis lurus dan lengkung. Pola lantai garis lurus terdiri dari beberapa pola, yakni vertikal, harizontal dan diagonal. Berikut penjelasannya:

1. Pola Lantai Garis Lurus

a. Vertikal

Pola lantai vertikal memiliki pola lurus memanjang. Memiliki fungsi membentuk formasi lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola ini dilakukan oleh penari lebih dari satu orang. Pola ini digunakan tarian klasik, karena pola lantai yang satu ini melambangkan antara ikatan manusia dengan Tuhannya. Sehingga pola lantai ini memiliki arti magis, yang kuat dan mendalam. Tarian tradasional Indonesia yang menggunakan pola lantai ini adalah tari Serimpi dari Jawa Tengah, tari Yospan dari Papua, tari Pasambahan dari Sumatera Barat dan tari Baris Cengkedan dari Bali.

b. Horizontal

Selain itu, ada pula pola lantai horizontal ini memiliki bentuk barisan, dengan posisi penarinya berjajar dari kiri ke kanan, atau berjajar dari kanan ke kiri. Pola lantai horizontal ini memiliki arti yang melambangkan antara ikatan manusia satu dengan manusia yang lain. Beberapa tarian tradisional dari Indonesia, yang menggunakan pola lantai horizontal, yaitu tari Indang dari Sumatera Barat dan tari Saman dari Aceh.

c. Diagonal

Selanjutnya, ada pola lantai diagonal yang memiliki bentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri, yang dilakukan oleh para penari, agar tarian terlihat lebih kokoh dan kuat. Pola lantai yang satu ini bisa membuat penari menjadi lebih indah, saat membawakan suatu tarian. Tarian tradisional yang menggunakan pola lantai ini, yaitu tari Sekapur Sirih dari Jambi, tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, dan tari Pendet dari Bali.

2. Pola Lantai Garis Melengkung

Berikutnya, jenis pola lantai adalah pola lantai melengkung, yang terdiri dari beberapa jenis bentuk pola lantai, yaitu garis lingkaran, angka delapan, huruf U dan lengkung ular. Pola lantai melengkung ini bisa membuat tarian tradisional menjadi lebih indah. Tarian tradisional banyak yang menggunakan pola lantai jenis melengkung, seperti tari Ma’badong Toraja dari Sulawesi Utara, tari Piring dari Sumatera Barat dan tari Randai dari Sumatera Barat.

5 dari 5 halaman

Unsur-Unsur Pola Lantai

Berikut ini terdapat sejumlah unsur-unsur pola lantai dalam seni tari, antara lain:

1. Ruang

Ruang dalam tari terdapat dua jenis yaitu ruang nyata dan ruang khayalan. Ruang nyata adalah ruang yang benar-benar nyata. Sedangkan, ruang khayalan hanya ada di dalam pikiran sang penari. Ruang khayalan bertujuan untuk memberikan kesan tertentu.

2. Waktu

Dalam tari tradisional, waktu harus sesuai dengan irama tarian. Irama tarian sendiri bersifat berulang dan teratur. Unsur waktu dalam tari adalah tempo, meter, dan ritual.

3. Tenaga

Tenaga adalah energi yang digunakan untuk melakukan sebuah gerakan. Tenaga sendiri disesuaikan dengan perwujudan gerak tokoh tari, dalam tenaga ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu kualitas, intensitas, dan tekanan.