Sukses

Stunting adalah Gangguan Pertumbuhan Anak Akibat Kurang Gizi, Kenali Ciri-Cirinya

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang mayoritas disebabkan oleh masalah nutrisi.

Liputan6.com, Jakarta Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang mayoritas disebabkan oleh masalah nutrisi. Tidak hanya tubuh pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk anak. Untuk itu, stunting perlu untuk dicegah.

Secara umum, stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Selain itu, masih ada banyak ciri-ciri stunting pada anak-anak yang perlu anda ketahui.

Di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke-3 untuk jumlah stunting terbanyak. Pada tahun 2018, walaupun jumlahnya turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masih ada 3 dari 10 balita Indonesia yang mengalami stunting.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai apa itu stunting beserta ciri-ciri dan cara mencegahnya pada anak yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (3/4/2022).

2 dari 5 halaman

Apa Itu Stunting

Menurut WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan terhambat gizinya jika tinggi badan mereka terhadap usia lebih dari dua deviasi standar di bawah median standar pertumbuhan anak WHO.

Stunting bisa dimulai sejak janin masih dalam kandungan, yang disebabkan oleh asupan makanan ibu yang kurang bergizi selama kehamilan. Akibatnya, pertumbuhan bayi bisa terhambat yang bisa terus berlanjut setelah kelahiran.

Selain itu, pemenuhan gizi yang tidak memadai selama 1000 hari pertama kelahiran juga bisa menyebabkan anak mengalami stunting. Hal itu bisa terjadi bila ibu tidak memberikan bayi ASI eksklusif atau makanan pendamping ASI (MPASI) dengan kandungan nutrisi yang rendah, sehingga anak tidak mendapatkan gizi yang dibutuhkan. 

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Stunting pada Anak

Untuk membantu Anda mengenali ciri-ciri anak stunting, mari lihat poin-poin di bawah ini.

1. Tubuhnya Lebih Pendek dari Teman Sebaya

Kurangnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh si Kecil akan mengganggu tumbuh kembang tulang dan ototnya. Ciri-ciri anak stunting yang pertama adalah tubuhnya lebih pendek dari teman-teman sebaya, karena tulangnya tidak dapat tumbuh optimal. Meski demikian, perbedaan tinggi badan akibat stunting ini cenderung akan mencolok. Jika masih dalam postur tubuh rata-rata, mungkin anak tidak mengalami stunting dan dipengaruhi faktor genetik atau yang lainnya.

2. Daya Tahan Tubuh Kurang Baik

Selanjutnya, ciri-ciri stunting adalah daya tahan tubuh kurang baik. Nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak juga digunakan untuk membangun daya tahan tubuh. Ketika asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhannya, maka daya tahan tubuh anak juga akan menjadi lemah. Ini yang menyebabkan anak mudah terserang penyakit, yang akan memperparah gangguan tumbuh kembangnya. Ketika anak cenderung mudah terkena penyakit, bahkan penyakit ringan sekalipun, Anda bisa menduga jika anak mengalami stunting.

3. Perkembangan Kognitif Terganggu

Perkembangan faktor kognitif pada anak-anak juga sangat tergantung dengan asupan nutrisi setiap hari. Ciri-ciri anak stunting yang selanjutnya adalah kemampuan kognitif anak tidak dapat berkembang optimal, dan bisa membuatnya kurang dapat menyerap rangsangan dengan baik. Akibatnya anak akan menjadi kurang cerdas, dan tidak dapat memenuhi milestone tumbuh kembangnya.

4. Postur Kurang Ideal

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki postur tubuh yang tidak ideal. Misalnya seperti yang disebutkan pada poin pertama tadi, anak cenderung pendek. Pada kasus lain stunting juga dapat menyebabkan anak menjadi terlalu gemuk, karena adanya gangguan sistem endokrin tubuh sehingga metabolismenya tidak berjalan dengan normal.

5. Bertambah Gemuk

Pada anak stunting, ia akan mengalami gangguan sistem endokrin tubuh yang memengaruhi metabolisme lemak. Hal tersebut membuat anak stunting lebih mudah gemuk akibat metabolisme lemak yang terganggu.

6. Wajah Lebih Muda dari Anak Seusianya 

Pada anak yang mengalami stunting, wajahnya terlihat lebih muda dibandingkan anak seusianya. Ciri-ciri stunting yang satu ini terjadi akibat pertumbuhan anak yang lebih lambat, sehingga ia terlihat lebih muda. 

7. Anak Menjadi Lebih Pendiam

Anak yang mengalami stunting jarang melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya. Ini kemungkinan karena anak menjadi minder akibat tumbuh kembangnya berbeda dengan anak seusianya. 

8. Pertumbuhan Gigi Terlambat

Seperti dijelaskan sebelumnya, tumbuh kembang anak stunting cenderung melambat. Ini juga mencakup pertumbuhan giginya yang akan lebih lambat dibandingkan anak seusianya. 

4 dari 5 halaman

Penyebab Stunting pada Anak

Berikut ini ada beberapa penyebab stunting adalah:

1. Pengetahuan ibu yang kurang memadai

Sejak di dalam kandungan, bayi sudah membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencapai ini, ibu harus berada dalam keadaan sehat dan bergizi baik. Jika ibu tidak memiliki pengetahuan akan asupan nutrisi yang baik untuknya dan janin, hal ini akan sulit didapatkan.

Begitu pula setelah lahir, 1000 hari pertama kehiduan (0-2 tahun) adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.

Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan saat hamil yang kemungkinan diawali ketidaktahuan ibu akan larangan terhadap hal ini.

2. Infeksi berulang atau kronis

Selanjutnya, penyebab stunting adalah infeksi yang berulang. Tubuh mendapatkan energi dari asupan makanan. Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting. Terjadinya infeksi sangat erat kaitannya dengan pengetahuan ibu dalam cara menyiapkan makan untuk anak dan sanitasi di tempat tinggal.

3. Sanitasi yang buruk

Berikutnya, penyebab stunting adalah sanitasi yang buruk. Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum disertai kurangnya ketersediaan kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini bisa meninggikan risiko anak berulang-ulang menderita diare dan infeksi cacing usus (cacingan).

4. Terbatasnya layanan kesehatan

Kenyataannya, masih ada daerah tertinggal di Indonesia yang kekurangan layanan kesehatan. Padahal, selain untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.

5. Lingkungan tidak mendukung

Kelalaian atau ketidakhadiran pengasuh dapat menyebabkan kebutuhan makan anak tidak maksimal dan kesempatan bagi anak untuk bermain dan belajar menjadi lebih sedikit, keduanya berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Selain itu, ketika akses untuk mendapatkan makanan yang berkualitas terbatas atau bahkan terhambat sama sekali. Karena alasan ekonomi, anak jadi tidak mendapat gizi yang seharusnya sumber hewani seperti produk susu, telur dan daging.

6. Infeksi

Selanjutnya, penyebab stunting adalah karena terserang infeksi. Penyakit diare dan penyakit pernapasan diketahui berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Stunting terjadi ketika tinggi badan anak tergolong rendah untuk berat badan mereka. Ini dapat memiliki konsekuensi jangka panjang pada pertumbuhan linier, terutama ketika tidak didukung dengan asupan makanan yang sehat.

5 dari 5 halaman

Cara Pencegahan Stunting

Berikut ini terdapat beberapa cara pencegahan stunting menurut IDAI, yaitu:

1. Upaya tindakan pencegahan stunting dimulai dari masa kehamilan

Bagi ibu hamil, upaya yang dapat dilakukan pencegahan stunting adalah melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.

2. Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:

a. Setiap bulan ketika anak anda berusia 0 sampai 12 bulan.

b. Setiap 3 bulan ketika anak anda berusia 1 sampai 3 tahun.

c. Setiap 6 bulan ketika anak anda berusia 3 sampai 6 tahun.

d. Setiap tahun ketika anak anda berusia 6 sampai 18 tahun.

3. Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang memadai.

4. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar.