Sukses

Tawadhu Adalah Rendah Hati, Ketahui Jenis-Jenis dan Penerapannya

Arti tawadhu adalah sikap rendah hati atau tidak sombong.

Liputan6.com, Jakarta Istilah tawadhu kerap terdengar dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi sebagian besar umat Islam di Indonesia. Meskipun begitu, masih banyak orang yang belum mengetahui arti tawadhu, baik secara harafiah dan secara tafsir.

Arti tawadhu adalah sikap rendah hati atau tidak sombong. Sikap ini merupakan sikap terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat muslim. Memiliki perilaku tawadhu atau rendah hati merupakan salah satu cerminan seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT.

Dalam pelaksanaannya, sikap tawadhu tidak dapat diukur. Seseorang yang memiliki tata krama yang baik belum tentu memiliki sikap tawadhu. Tawadhu hanya bisa dilihat dalam praktik lahiriah yang dilakukan dengan terukur dan wajar.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai arti tawadhu beserta jenis-jenis dan penerapannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (4/4/2022).

2 dari 4 halaman

Arti Tawadhu

Secara bahasa, arti dari tawadhu adalah ketundukan dan rendah hati. Asal katanya berasal dari Tawaadha'atil ardhu yang berarti tanah itu lebih rendah daripada tanah di sekelilingnya. Memiliki sifat tawadhu adalah merasa diri kita orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan. Dengan sifat tawadhu pun kita senantiasa akan merendahkahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama.

Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakkan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Dengan kata lain, tawadhu adalah sebuah tindakan yang percaya diri, optimis, berani, serta tidak merasa diri kita lebih baik dari orang lain sekalipun memiliki banyak kelebihan.

Seseorang yang berhasil mengamalkan tawadhu dalam kesehariannya akan dicintai dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Hal ini karena Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berakhlak baik serta tidak memiliki sifat meninggikan diri sendiri. Perihal ini sesuai dengan terjemahan surat Al-Furqon ayat 63, yakni:

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqon ayat 63)

3 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Sikap Tawadhu

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis sikap tawadhu menurut islam, antara lain:

1. Tawadhu di hadapan kedua orang tua

Jenis sikap tawadhu yang pertama adalah tawadhu terhadap kedua orang tua. Sikap tawadhu terhadap orang tua adalah bentuk rasa hormat yang disertai perasaan kasih sayang. Sikap tersebut, sesuai dengan surat Al Isra' ayat 24.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”

2. Tawadhu' terhadap sesama muslim

Jenis sikap tawadhu yang lain adalah tawadhu sesama muslim. Sikap tawadhu terhadap sesama muslim merupakan kesatuan yang saling memperkuat rasa ukhuwah islamiyah supaya tidak terputus. Sikap tersebut sesuai dengan surat Asy-Syu'araa ayat 215:

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.”

3. Tawadhu dalam pergaulan

Orang yang tawadhu menyadari bahwa karunia besar yang dimiliki merupaakan karunia dari Allah SWT. Sikap tersebut sesuai dengan surat Luqman ayat 19:

“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

4 dari 4 halaman

Contoh Penerapan Sikap Tawadhu dalam Keseharian

Nabi Muhammad yang merupakan Rasul utusan Allah ini memiliki sifat-sifat baik yang dapat kita teladani, salah satunya adalah sikap tawadhu. Memiliki sikap tawadhu menjadi salah satu perintah Allah yang disebutkan dalam sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:

“Dan sesungguhnya Allâh mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” (HR. Muslim no. 2865).

Sikap tawadhu adalah sikap seseorang yang memposisikan diri tidak lebih tinggi dibandingkan manusia lainnya. Secara harfiah, tawadhu adalah rendah hati, tanpa merasa hina dan rendah diri. Sikap tawadhu ini dimiliki oleh seorang yang tidak memandang dirinya lebih baik dari orang lain meskipun dirinya memiliki kelebihan dibanding orang lain.

Dari pemaparan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa contoh sikap tawadhu yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan tidak berlebihan dalam berpakaian, bertutur kata dengan santun kepada sesama, berhias seperlunya, selalu sedia menolong pada sesama, selalu berdoa dan meminta pada Allah, serta juga menghormati sesama manusia.

Sikap tawadhu ini memiliki keutamaan yang bermanfaat bagi yang mengamalkannya. Keutamaan sikap tawadhu adalah diangkat derajatnya oleh Allah setinggi-tingginya. Hal ini dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:

“Tidaklah seorang bersifat rendah hati (Tawâdhu’) karena Allâh, kecuali Allâh mengangkatnya.” (HR Muslim).

Dengan memahami bagaimana penerapan sikap tawadhu dan juga keutamaannya yang diperoleh, dapat dijadikan sebagai penyemangat untuk meningkatkan sikap tawadhu dalam diri agar menjadi hamba Allah yang selalu diberi limpahan rahmat dari Allah SWT.