Sukses

Doa Niat Puasa Harian Selama Ramadhan, Pahami Rukun dan Syarat Sahnya

Ketahui pentingnya doa niat puasa.

Liputan6.com, Jakarta Doa niat puasa wajib dilakukan sebelum menjalankan ibadah ini. Niat merupakan salah satu rukun puasa yang menentukan puasa sah atau tidak. Tanpa doa niat puasa, ibadah puasa tidak akan diterima Allah.

Doa niat puasa ini berlaku baik untuk puasa Ramadhan maupun puasa sunah. Dianjurkan untuk memperbarui doa niat puasa setiap hari. Doa niat puasa bisa dilakukan malam sebelum menjalankan puasa.

Di bulan Ramadhan, sudah semestinya menghafal doa niat puasa. Niat ini bisa dibaca setelah berbuka puasa, setelah tarawih, sebelum tidur, atau setelah sahur. Doa niat puasa tidak boleh dilakukan setelah fajar tiba.

Berikut doa niat puasa harian selama Ramadhan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(4/4/2022).

2 dari 5 halaman

Keutamaan niat puasa

 Dalam Islam, niat adalah awal dari segala ibadah. Setiap ibadah yang dilakukan umat Islam, harus diawali dengan niat. Keutamaan niat ini sesuai dengan hadis yang berbunyi:

Dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan." (HR. Bukhari)

Doa niat puasa menjadi syarat sah berpuasa. Berikut hadis tentang niat puasa:

“Barang siapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ad-Daru Quthni dan Al-Baihaqi).

Dari hadis ini, dijelaskan bahwa membaca niat puasa, wajib hukumnya. Niat puasa harus dibaca di malam hari sebelum terbitnya fajar.

3 dari 5 halaman

Niat puasa Ramadhan harian

Doa niat puasa Ramadhan perlu dilakukan setiap hari sebelum memulai puasa. Niat puasa harus dibaca dengan penuh keikhlasan dan diniatkan karena Allah semata. Berikut niat puasa Ramadhan setiap hari:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā

Artinya:

“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.”

4 dari 5 halaman

Rukun puasa Ramadhan

Ada dua rukun puasa Ramadhan yang menjadi pedoman umat Muslim. Rukun puasa Ramadhan tersebut meliputi:

Niat

Doa niat di bulan Ramadhan merupakan tahapan penting dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Niat dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Niat doa puasa Ramadhan diucapkan sebelum fajar tiba. Beberapa hadis menjelaskan juga bahwa niat bisa diucapkan malam harinya sebelum sahur atau setelah sholat tarawih.

Niat melaksanakan puasa harus dilakukan sebelum terbit fajar, bila tidak berniat sebelum fajar, maka puasa tidak sah. Anda harus mengikuti rukun puasa Ramadan satu ini bila tidak ingin puasa yang hendak dijalani menjadi sia sia.

Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa

Rukun puasa Ramadan yang kedua adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai waktu berbuka puasa. Rukun puasa Ramadan ini sesuai dengan firman Allah pada QS. Al Baqarah ayat 187 yang berbunyi:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187).

5 dari 5 halaman

Syarat wajib puasa

Beragama Islam

Syarat wajib dan sah berpuasa Ramadan yang pertama adalah beragama islam. Diwajibkan untuk umat muslim, maka ibadah puasa hanya dijalankan untuk penganut agama Islam saja.

Berakal Sehat

Syarat wajib dan sah selanjutnya adalah berakal sehat atau tidak gila. Selain harus beragama Islam, ibadah puasa juga harus dilaksanakan orang berakal. Yang artinya, ibadah puasa tidak sah apabila dilakukan orang dalam keadaan tidak sehat atau gila.

Baligh

Syarat wajib dan sah ibadah puasa ramadan adalah Baligh. Baligh berarti orang yang menjalankan ibadah puasa harus sudah cukup umur. Cukup umur disini artinya, seseorang yang menjalankan puasa sudah mengalami tanda-tanda pubertas.

Mampu

Mampu berarti, orang yang menjalankan ibadah puasa harus sehat jasmani dan rohani. Tidak sakit dan tidak melakukan perjalanan jauh atau musafir. Apabila umat muslim tengah sakit atau melakukan perjalanan jauh, maka keduanya diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, umat muslim diwajibkan mengganti di lain waktu, sebelum bulan Ramadan kembali datang.

Suci dari Haid dan Nifas

Syarat yang satu ini berlaku bagi wanita. Ini menjadi syarat wajib dan sah berpuasa. Wanita yang sedang haid atau nifas boleh tidak berpuasa, namun wajib menggantinya di hari setelah bulan Ramadan.

Mengetahui Awal Ramadan

Syarat lain dalam berpuasa adalah mengetahui awal bulan Ramadan. Caranya dengan melihat hilal secara langsung dan melalui saksi yang dapat dipercaya. Namun, bila tidak dapat dilihat maka bisa menentukan awal bulan suci Ramadan dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari.