Sukses

Alkafirun Artinya dan Tafsir dalam Al Qur'an, Ajarkan Toleransi

Alkafirun mengajarkan tentang toleransi.

Liputan6.com, Jakarta Alkafirun artinya merupakan surah ke-109 dalam Al Qur'an. Surah ini termasuk surah Makkiyah dan terdiri dari 6 ayat. Alkafirun artinya sangat terkait dengan toleransi antar umat beragama. 

Pada masa diturunkannya, Alkafirun artinya digunakan Nabi Muhammad SAW untuk menjawab kompromi orang-orang kafir tentang penyembahan Tuhan selain Allah. Selanjutnya, Alkafirun artinya merupakan peringatan bagi pengikut Islam terhadap penyembahan berhala.

Sebagai pedoman umat Islam, Alkafirun artinya menjadi tuntunan umat Islam ketika hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Surah Alkafirun artinya merupakan wujud toleransi hidup dalam perbedaan. Berikut penjelasan tentang Alkafirun artinya, makna, dan manfaatnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(5/4/2022).

2 dari 6 halaman

Sejarah diturunkannya Alkafirun

Surah Alkafirun diturunkan di kota Mekah ketika para pemimpin Quraisy masih berusaha untuk mendapatkan dukungan dari Nabi Muhammad SAW. Dalam upaya mereka untuk mendapatkan kemurahan Nabi, orang-orang Quraisy menawarinya kekayaan, status, dan wanita cantik untuk dinikahi jika Nabi berhenti berkhotbah tentang Allah.

Orang-orang Quraisy mengatakan kepada Nabi bahwa mereka akan menerima Allah sebagai tuhan mereka selama satu tahun dan, sebagai imbalannya, Nabi harus setuju untuk berdoa kepada Tuhan kaum Quraisy di tahun berikutnya. Mereka menawarkan bahwa jika apa yang Nabi bawa lebih baik, mereka akan mengambil bagian dan berbagi kebaikan, dan jika kasusnya berlawanan, maka Nabi harus berbagi kebaikan.

Juga, Quraisy menuntut agar Nabi berhenti mengkritik dewa-dewa mereka. Sebagai jawaban atas usulan kompromi inilah Surah Alkafirun diturunkan. Alkafirun artinya menjawab bahwa tawar-menawar dalam hal iman dan agama tidak dapat diterima.

3 dari 6 halaman

Tafsir surah Alkafirun

Berikut tafsir surah Alkafirun artinya, dirangkum dari Qur'an Kemenag:

Ayat 1

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ - ١

qul yā ayyuhal-kāfirụn

Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!

Tafsir:

Wahai Nabi Muhammad, katakanlah, “Wahai orang-orang yang me-milih kafir sebagai jalan hidup!

Ayat 2

لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ - ٢

lā a'budu mā ta'budụn

aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

Tafsir:

Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa "Tuhan" yang mereka sembah bukanlah "Tuhan" yang ia sembah. Orang kafir menyembah "Tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam suatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang mereka dakwakan. Sedang Nabi saw menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak dan istri.

4 dari 6 halaman

Tafsir surah Alkafirun

Ayat 3

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ - ٣

wa lā antum 'ābidụna mā a'bud

dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

Tafsir:

Selanjutnya Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad, karena sifat-sifat-Nya berlainan dengan sifat-sifat "Tuhan" yang mereka sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.

Ayat 4

وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ - ٤

wa lā ana 'ābidum mā 'abattum

dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

Tafsir:

Jika dua ayat sebelumnya menerangkan ketidaksamaan Tuhan Nabi Muhammad dan Tuhan orang kafir, dua ayat berikut menjelaskan ketidaksamaan peribadahan kepada keduanya. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah karena kamu adalah orang-orang musyrik. Aku menyembah Tuhanku dengan bertauhid seperti yang Dia ajarkan kepadaku.

5 dari 6 halaman

Tafsir surah Alkafirun

Ayat 5

وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ - ٥

wa lā antum 'ābidụna mā a'bud

dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

Tafsir:

Sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi saw dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad adalah Tuhan yang Mahasuci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu.

Ayat 6

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ - ٦

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Tafsir:

Tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhan. Wahai orang kafir, untukmu agamamu, yakni kemusyrikan yang kamu yakini, dan untukku agamaku yang telah Allah pilihkan untukku sehingga aku tidak akan berpaling ke agama lain. Inilah jalan terbaik dalam hal toleransi antar umat beragama dalam urusan peribadahan kepada Tuhan.

6 dari 6 halaman

Makna surah Alkafirun tentang toleransi

Surah Alkafirun artinya membimbing orang-orang tentang perilaku yang tepat dan sikap yang benar terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan. Ayat-ayat tersebut menginformasikan umat Islam bagaimana mereka perlu memiliki keyakinan yang teguh dalam agama mereka dan menjawab siapa pun yang tidak percaya kepada Allah.

Alkafirun artinya juga mengisyaratkan bahwa bahkan orang bebas untuk percaya pada agama apa pun yang menyerukan iman mereka. Surah Al-Kafirun mengajarkan orang untuk teguh dalam iman mereka. Ini menunjukkan bahwa pengikut sejati tidak boleh mengorbankan ajaran Islam untuk siapa pun atau membiarkan orang lain merusak hubungan mereka dengan Allah.

Surah mengatakan bahwa untukmu adalah agamamu dan untukku agamaku. Ini menunjukkan bahwa orang bebas memilih apa yang mereka ikuti dan Islam tidak bisa dipaksakan kepada siapa pun. Namun, Muslim harus ingat bahwa orang bertanggung jawab atas pilihan mereka dan harus menghadapi konsekuensinya sendiri.