Sukses

Adzan Ashar, Lafaz, Bacaan Doa, dan Amalan Sunah yang Dianjurkan

Adzan Ashar adalah tanda melaksanakan sholat Ashar sudah masuk bagi umat Islam.

Liputan6.com, Jakarta Adzan Ashar adalah tanda melaksanakan sholat Ashar sudah masuk bagi umat Islam. Sholat Ashar merupakan satu dari lima sholat wajib yang wajib dilaksanakan oleh seorang muslim. Oleh karena itu, kamu harus segera melaksanakan sholat saat kamu mendengarkan adzan.

Waktu sholat Ashar yaitu pada petang hari, tepatnya di antara waktu zuhur dan terbenamnya matahari. Sholat Ashar merupakan sholat wajib yang dilakukan sebanyak empat rakaat. Waktu pelaksanaannya di berbagai daerah di Indonesia berbeda-beda.

Adzan Ashar biasanya berkumandang pada petang hari. Bisa saja di daerah yang berdekatan adzan Ashar berkumandang pada waktu yang berbeda-beda. Namun, perbedaan ini biasanya hanya beberapa menit saja.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (12/4/2022) tentang adzan Ashar.

2 dari 5 halaman

Lafaz Adzan dan Artinya

Berikut lafaz adzan Ashar yang perlu kamu ketahui:

Allahu akbar Allahu akbar, Allahu akbar Allahu akbar

Asyhadu allaa ilaaha illallah, Asyhadu allaa ilaaha illallah

Asyhadu anna muhammadar rosuulullah, Asyhadu anna muhammadar rosuulullah

Hayya ‘alash shalaah, Hayya ‘alash shalaah

Hayya ‘alal falaah, Hayya ‘alal falaah

Allahu akbar, Allahu kabar laa ilaaha illallah

 

Arti lafaz adzan Ashar yaitu sebagai berikut:

Allah SWT Maha Besar, Allah SWT Maha Besar

Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan melainkan Allah SWT

Aku bersaksi bahwa nabi Muhammad SAW itu adalah utusan Allah SWT

Marilah Sembahyang (sholat)

Marilah menuju kepada kejayaan

Sesungguhnya sudah hampir mengerjakan sholat

Allah SWT Maha Besar, Allah SWT Maha Besar

Tiada Tuhan melainkan Allah SWT

3 dari 5 halaman

Cara Menjawab Adzan

Ketika mendengar suara Adzan Ashar, disunahkan untuk menjawabnya. Cara menjawab adzan Ashar ini sudah diajarkan Rasulullah dengan jelas. Berikut hadisnya:

“Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim no. 384).

Hadis lain yang menganjurkan menjawab Adzan adalah:

Dari Abu Basyr, ia berkata: aku mendengar Abu al-Malih bercerita dari Abdullah bin ‘Utbah, dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha bahwa sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mendengar muadzin (mengumandangkan adzan), Nabi berucap sebagaimana ucapan muadzin hingga ia diam (berhenti).” (hadits hasan riwayat Imam Ibnu Khuzaimah, Imam al-Hakim, Imam al-Nasai, Imam Ahmad, dan Imam Abu Ya’la).

Dari hadis di atas, adalah sunah menjawab seruan Adzan. Cara menjawab Adzan adalah dengan membalasnya dengan melafalkan ucapan serupa. Tapi, untuk lafal "hayya ala assholat dan hayya ala alfalaah" dibalas dengan ‘la haula walla quwwata illa billah”. Ini sesuai dengan hadis yang berbunyi:

Dari Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mendengar muadzin mengumandangkan adzan beliau berucap seperti yang diucapkan muadzin. Ketika muadzin berucap: “ Hayya ‘alash shalah, hayya ‘alal falah,” Nabi mengucapkan: “ Laa haula wa laa quwwata illaa billahi” (tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah). (HR Imam Ahmad bin Hanbal).

4 dari 5 halaman

Amalan saat Mendengar Adzan Ashar

Bersalawat

Sesuai pada hadis yang telah disebutkan sebelumnya, disunahkan untuk bersalawat ketika mendengar Adzan Ashar. Ini sesuai dengan hadis yang berbunyi:

Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang berucap ketika mendengar adzan: ‘Asyhadu alla ilaha illallaah wahdahu laa syariika lah, radliitu billaahi rabba wa bil-islaami diina wa bi-muhammadin nabiyya’ (Aku bersaksi tidak ada tuhan kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi), maka diampuni (dosanya).” (HR Imam al-Hakim, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ibnu Abi Syaibah).

Menghentikan Aktivitas

Ketika Adzan Ashar berkumandang, dianjurkan untuk berhenti berbicara dan beraktivitas. Ini karena Adzan adalah panggilan dari Allah SWT yang harus dihormati.

Berdoa Sesuai Keinginan

Waktu antara adzan Ashar dan iqamah adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa. Ini sesuai dengan hadis:

“Doa antara adzan dan iqamah tidak ditolak.” [HR. Abu Dawud)

Doa yang dipanjatkan di antara waktu adzan dan iqamah tidak akan tertolak. Jadi, waktu Adzan ini merupakan waktu yang baik untuk berdoa.

Menyegerakan Sholat

Amalan selanjutnya ketika mendengar Adzan Ashar adalah menyegerakan sholat. Sebab Adzan adalah panggilan untuk sholat, sudah sepantasnya segera menunaikannya ketika adzan usai. Sholat akan didirikan dengan ditandai iqamah.

Selain itu, berikut beberapa adab saat mendengarkan adzan Ashar:

- Disunahkan menghadap kiblat, karena kiblat merupakan arah yang paling baik dan paling mulia.

- Mengambil air wudhu untuk mensucikan diri dari hadas kecil maupun besar.

- Berdiri ketika mengumandangkan azan.

- Menengok ke kanan, hanya kepala saja, saat mengucapkan Hayya alas shalah’, dan menengok ke kiri saat mengucapkan ‘Hayya alal falah’

- Tidak mencaci dan merendahkan, seperti memanjangkan bacaan azan terlalu panjang dan melagukan bacaan azan seperti nyanyian.

5 dari 5 halaman

Doa Setelah Adzan Ashar

Setelah adzan Ashar berhenti, disunahkan untuk membaca doa setelah Adzan. Doa ini berbunyi:

Allaahumma robba haadzihid da'watit taammah, washsholaatil qoo-imah, aati muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal 'aaliyatar rofii'ah, wab'atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa'adtah, innaka laa tukhliful mii'aadz.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna dan sholat yang ditegakkan ini, berikanlah dengan limpah karunia-Mu kepada Nabi Muhammad kedudukan dan keutamaan (paling tinggi) dan limpahkanlah kepadanya tempat yang terpuji yang telah engkau janjikan.”