Liputan6.com, Jakarta Mengetahui penyebab diare pada bayi cukup penting supaya ibu dapat membeikan penanganan yang tepat. Pasalnya, bayi berumur 0-6 bulan rentan terkena diare. Diare bisa membuat Si Kecil menderita, sehingga ia akan terus menangis karena merasa tidak nyaman.
Secara alami, bayi memang punya kecenderungan untuk buang air besar lebih sering daripada anak-anak maupun orang dewasa. Terkadang bayi malah bisa buang air besar setiap kali selesai minum ASI. Namun, bila Si Kecil buang air besar terlalu sering dan tekstur tinjanya lebih encer, berbau, dan lebih banyak, maka itu tandanya Si Kecil terkena diare.
Sebagian kasus, diare pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, bayi juga berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya, jika diare yang dialaminya tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai penyebab diare pada bayi beserta gejala dan cara menanganinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber,Sabtu (16/4/2022).
Penyebab Diare pada Bayi
1. Intoleransi Laktosa
Laktosa adalah sumber karbohidrat terpenting dalam ASI dan susu formula. Namun, tidak semua bayi bisa mencerna laktosa ini dengan baik. Bila bayi menunjukkan reaksi tidak wajar setelah mengonsumsi protein susu, baik itu susu hewani segar maupun susu formula, itu tandanya ia memiliki intoleransi laktosa. Kondisi ini bisa terjadi karena bayi belum mampu menghasilkan enzim laktosa yang cukup untuk mencerna laktosa secara optimal. Bila Si Kecil memiliki intoleransi laktosa, ibu disarankan untuk mengganti susu yang bisa memicu kondisi tersebut dengan susu formula khusus.
2. Tidak Cocok dengan Susu Formula
Bayi yang diare juga mungkin saja disebabkan karena ia tidak cocok dengan susu formula yang ibu berikan. Ibu perlu tahu bahwa beberapa zat tambahan dalam susu formula serta cara ibu meracik susu juga bisa memicu diare pada bayi. Jadi, ibu disarankan untuk mengikuti takaran yang benar sesuai petunjuk di kemasan ketika meracik susu. Namun, bila Si Kecil diare disertai muntah-muntah, konstipasi, dan sebagainya, coba bicarakan dengan dokter untuk meminta rekomendasi merk susu sebagai penggantinya.
3. Alergi Makanan
Bayi yang berusia 0-6 bulan memiliki sistem pencernaan yang masih belum sempurna, sehingga ia cukup rentan mengalami alergi. Meskipun ibu memberinya ASI eksklusif, bayi masih berpotensi mengalami alergi dari jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Beberapa jenis makanan yang biasanya memicu alergi pada bayi adalah susu dan makanan olahan susu, makanan berprotein, makanan pedas, makanan asam, dan kafein. Karena itu, selama masa menyusui, ibu disarankan untuk menghindari makanan yang diduga kuat menjadi penyebab Si Kecil diare.
Advertisement
Penyebab Diare pada Bayi
4. Infeksi Virus
Sebagian besar kasus diare pada bayi disebabkan karena adanya infeksi virus. Salah satu jenis virus yang paling sering menjadi penyebab diare pada bayi adalah rotavirus. Untungnya, beberapa tahun belakangan ini sudah digalakkan pemberian vaksin rotavirus, sehingga risiko bayi diare karena virus tersebut bisa berkurang.
5. Infeksi Bakteri
Bakteri seperti Salmonella, Escherichia Coli atau Sighella bisa menjadi penyebab diare yang cukup parah pada bayi. Biasanya, bayi akan mengalami gejala-gejala seperti kram perut, demam dan berdarah saat buang air besar bila terkena infeksi bakteri. Segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
6. Infeksi Parasit
Selain bakteri, parasit seperti Giardasis juga bisa menjadi penyebab bayi mengalami diare yang cukup kronis. Bahkan, penyakit ini bisa menular. Jadi, bila Si Kecil terkena jenis diare ini, bawalah ke dokter untuk segera diobati.
Gejala Diare pada Bayi
Bila Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan dan mengalami diare, sebaiknya segera periksakan ke dokter, terutama jika ia menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:
1. Muntah-muntah
2. Lesu
3. Tinja berwarna hitam atau putih
4. BAB berdarah atau bernanah
5. Rewel dan tampak kesakitan
6. Demam
7. Tidak mau menyusu dan susah makan
Advertisement
Cara Mengobati dan Mencegah Diare pada Bayi
Setelah mengetahui penyebab diare pada bayi dan gejalanya, anda juga perlu memahami cara menangani bayi yang sedang diare. Berikut ini ada beberapa cara mengatasi diare pada bayi dan anak yang bisa dilakukan orangtua, antara lain:
1. Jika anak masih menyusu, berikan air susu ibu (ASI) sesering mungkin.
2. Segera berikan setengah sampai segelas cairan larutan oralit setiap anak buah air besar. Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur bening, atau air tajin.
3. Berikan zinc setiap hari selama 10 hari berturut-turut. Dosis untuk anak di bawah enam bulan yakni 1/2 tablet sebanyak 1 kali sehari. Dosis untuk anak 6 bulan sampai 5 tahun yakni 1 tablet sebanyak 1 kali sehari.
4. Tetap berikan makanan pendamping ASI (MPASI) atau makanan anak seperti biasa.
5. Jangan berikan obat diare pada bayi atau anak, kecuali atas rekomendasi dokter spesialis anak atau petugas kesehatan puskesmas yang menangani.
Setelah diberikan pertolongan pertama diare pada bayi dan anak di atas, biasanya diare tidak berlangsung lama dan bisa sembuh sendiri.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, ibu juga perlu melakukan tindakan pencegahan diare pada bayi dengan beberapa cara berikut ini:
1. Mencuci tangan sebelum menyiapkan susu dan makanan bayi serta setelah mengganti popoknya.
2. Mencuci tangan Si Kecil, terutama setelah ia bermain, menyentuh benda kotor, atau setelah buang air kecil dan buang air besar.
3. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, termasuk mainan dan benda lain yang sering disentuh Si Kecil.
4. Memberikan ASI eksklusif secara rutin.
5. Memastikan kebersihan dan kesterilan botol susu atau peralatan MPASI yang digunakan.