Liputan6.com, Jakarta Bacaan doa setelah makan perlu diamalkan oleh umat Islam, karena hal ini sebagai bentuk mengucap syukur atas makanan yang disantap. Tak hanya dibuka dengan doa, prosesi makan juga perlu ditutup dengan berdoa.
Membaca doa setelah makan merupakan salah satu adab dari makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Selain itu, makan yang diawali dan diakhiri dengan doa akan menyehatkan jiwa dan raga. Serta dengan berdoa kita akan mendapatkan pahala.
Advertisement
Baca Juga
Dengan begitu, anda wajib menghafal dan mengamalkan doa setelah makan supaya mendapatkan keutamaannya. Selain itu, mengetahui adab makan dan minum yang diajarkan Rasulullah SAW juga perlu.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai bacaan doa setelah makan serta adab makan dan minum yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (7/5/2022).
Bacaan Doa Setelah Makan
Berikut ini doa setelah makan yang familiar dibaca oleh kalangan umat Islam adalah:
Alhamdulillâhilladzî ath‘amanâ wa saqânâ wa ja‘alanâ minal muslimîn.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan telah memberi kami minum, dan menjadikan kami termasuk orang yang patuh.” (HR. Abu Daud)
Doa setelah makan merupakan bentuk rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan kepada manusia untuk dapat dikonsumsi. Selain itu, terdapat alternatif lain doa setelah makan yang dapat dibaca adalah:
Alhamdulillâhilladzî ath‘amanâ hadzat tha‘âma wa razaqanâ iyyâhu min ghairi haulin minnî wa lâ quwwatin.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dengan makanan ini dan telah mengaruniakan kami akan itu makanan dengan tiada daya dan upaya dari kami,” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sementara, berdasarkan hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW mencontohkan pengucapan "Alhamdulillah" apabila setelah makan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala sangat menyukai kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum."
Advertisement
Adab Makan dan Minum dalam Agama Islam
1. Mencuci Kedua Tangan
Adab makan dan minum dalam Islam selanjutnya ialah membiasakan mencuci kedua tangan, sebelum dan sesudah. Meski terdengar sederhana, namun ini menjadi hal wajib. Terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.
Bayangkan bahwa Islam telah mengajarkan untuk mencuci tangan sejak ribuan tahun silam. Sebelum orang modern menyadari pentingnya cuci tangan agar terhindar dari penyakit. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang dijelaskan oleh Aisyah radhiallahu'anha:
"Rasulullah SAW jika beliau ingin tidur dalam keadaan junub, beliau berwudhu dahulu. Dan ketika beliau ingin makan atau minum beliau mencuci kedua tangannya, baru setelah itu beliau makan atau minum." (HR. Abu Daud no.222, An Nasa'i no.257, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa'i)
2. Berdoa Sebelum Makan
Setelah itu barulah memanjatkan doa, sebagai bentuk syukur atas berkah dan nikmat, berupa makanan yang diberikan oleh Allah SWT. Serta memohonkan ampun, dimudahkan rezeki yang baru, dan supaya terhindar dari siksa dosa.
"Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah' (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi." (HR. At-Tirmidzi).
3. Duduk ketika Makan atau Minum
Seorang muslim sebaiknya tidak berdiri ketika makan atau minum. Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata:
“Nabi Muhammad SAW sungguh telah melarang minum sambil berdiri,” (H.R. Muslim).
4. Gunakan Tangan Kanan
Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk makan menggunakan tangan kanan (bagi yang mampu). Hal ini supaya tidak meniru adab setan yang kerap menggunakan tangan kiri.
"Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya." (HR. Muslim).
Adab Makan dan Minum dalam Agama Islam
5. Tidak Mencela Makanan
Adab makan dan minum dalam Islam, menyangkut dalam beberapa aspek. Termasuk menjaga hubungan silaturahmi antar sesama manusia dan menghargai berkah dari Tuhan. Mencela makanan sama saja tidak menghormati rezeki dan tidak hormat pada orang di sekeliling.
Seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasul SAW. Saat di sebuah tempat dan dihidangkan makanan oleh seseorang. Meskipun makanan atau minuman yang dihidangkan itu kurang disukai, maka sangat dianjurkan untuk tidak mencelanya. Sampaikanlah alasan yang baik dan tidak menyinggung.
"Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka terhadapnya, maka beliau meninggalkannya." (HR. Muslim)
6. Tidak Mubazir
Agama Islam sangat melarang umatnya untuk melakukan kegiatan yang sia-sia atau mubazir. Salah satunya dengan makanan dan minuman. Bahkan Allah sangat melaknat orang-orang yang berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Baik dari cara berpakaian hingga dalam hal makan dan minum.
Kita dianjurkan untuk makan secukupnya dan tidak rakus. Tak perlu mengambil porsi melebihi kemampuan perut dan membuat kekenyangan atau tidak habis termakan. Parahnya lagi bila makanan sisa tersebut akhirnya terbuang sia-sia. Allah berfirman dalam AlQuran surat Al-A'raf ayat 31, yang artinya:
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
7. Makan dan Minum Sepertiga Bagian
Memperjelas pada pembahasan sebelumnya. Rasulullah SAW mengingatkan, bahwa perut bukanlah wadah yang siap diisi apa saja sesuai keinginan atau nafsu semata. Jangan sampai melebihi batas dan membuat diri sendiri kesakitan. Beliau mengajarkan untuk menyisakan sepertiga bagian, seperti hadist berikut:
"Keturunan Adam tidak dianggap menjadikan perutnya sebagai wadah yang buruk jika memenuhinya dengan beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Karena itu, apa yang dia harus lakukan adalah sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas," (HR Ahmad).
8. Segera Makan Hidangan yang Disiapkan
Adab makan dan minum berikutnya yakni menyegerakan makan hidangan yang telah disiapkan. Hal ini berkaitan dengan kasus sholat. Saat adzan berkumandang, kita diperbolehkan untuk menyantap dahulu. Karena apabila sholat dalam keadaan makanan sudah siap dan perut sangat lapar, maka dikhawatirkan sholat menjadi tidak tenang memikirkan makanan.
"Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah salat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam." (HR. Bukhari)
9. Akhiri Makan dan Minum dengan Berdoa
Selain dibuka dengan doa, tutuplah prosesi makan kita juga dengan berdoa. Sebagai bentuk mengucap syukur atas makanan yang disantap. Anda dapat menlafalkan bacaan hambalah atau bisa dengan doa setelah makan yang dijelaskan di atas.
Advertisement