Sukses

Simpati Adalah Bentuk Kepedulian, Kenali Bentuk dan Cara mengekspresikannya

Simpat bisa membantu orang lain merasa lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta Simpati adalah ekspresi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Simpati adalah emosi yang diekspresikan dalam bentuk perasaan atau sikap. Kamu bisa merasa simpati ketika ada sesuatu yang buruk terjadi pada seseorang.

Simpati adalah konsep yang berhubungan erat dengan empati dan kasih sayang. Bahkan, empati dan simpati adalah istilah yang terkadang disamakan. Simpati adalah sikap yang bisa membantu orang lain merasa lebih baik.

Dengan bersimpati, kamu menunjukkan bahwa kamu memahami mereka yang sedang merasakan kesulitan. Simpati adalah emosi yang bisa diungkapkan secara verbal maupun nonverbal. Simpati adalah kemampuan bawaan, tapi ia juga bisa dipelajari. Berikut pengertian simpati dan cara membangunnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(9/5/2022).

2 dari 4 halaman

Pengertian simpati

Simpati adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, sympatheia. Kata ini adalah gabungan dari kata syn yang berarti bersama-sama dan pathos yang berarti penderitaan. Simpati artinya perasaan sama-sama menderita. Menurut Kamus Psikologi APA, simpati adalah perasaan perhatian atau kasih sayang yang dihasilkan dari kesadaran akan penderitaan atau kesedihan orang lain. Secara lebih umum, simpati adalah kapasitas untuk berbagi dan menanggapi kekhawatiran atau perasaan orang lain.

Dalam penggunaan umum, simpati biasanya menunjukkan pemahaman seseorang tentang ketidakbahagiaan atau penderitaan orang lain, terutama ketika itu adalah kesedihan. Simpati juga dapat merujuk pada kesadaran akan emosi (positif) lainnya.

Simpati adalah perasaan peduli dan perhatian terhadap seseorang, seringkali seseorang yang dekat. Dibandingkan dengan rasa kasihan, simpati menyiratkan rasa kesamaan yang lebih besar bersama dengan keterlibatan pribadi yang lebih mendalam. Simpati adalah erasaan tidak enak pada orang lain karena sesuatu yang telah terjadi pada mereka.

Simpati adalah keadaan emosional dan merupakan afinitas sosial di mana satu orang berdiri dengan orang lain, sangat memahami perasaannya. Simpati ada ketika perasaan atau emosi seseorang dipahami dan dihargai secara mendalam oleh orang lain.

3 dari 4 halaman

Bentuk-bentuk simpati

Simpati dapat diungkapkan baik secara verbal maupun nonverbal. Berikut bentuk-bentuknya:

Simpati lisan

- Berbicara kepada seseorang untuk mengatakan betapa sedih atau prihatin tentang situasi mereka

- Mengirim ucapan duka cita ketika seseorang telah berduka.

Simpat verbal

- Menepuk bahu seseorang di pemakaman;

- Meletakkan tangan di lengan seseorang ketika mereka memberi tahu kabar buruknya; dan

- Menurunkan nada suara saat berbicara.

4 dari 4 halaman

Cara mengungkapkan simpati dengan tepat

Simpati tidak dapat dilepaskan dari pengalaman buruk seperti kehilangan anggota keluarga atau kemalangan lainnya. Seringkali, perlu untuk menunjukkan simpati kepada orang lain agar mereka merasa lebih baik. Simpati ditunjukkan dengan memahami bahwa mereka sedang mengalami masa sulit dan mungkin memerlukan bantuan.

Melansir Psychology Today, sebuah teori yang dicetuskan oleh psikolog Susan Silk dan mediator Barry Goodman mencoba membantu orang merespons dengan tepat kesedihan, penderitaan, atau masalah kehidupan orang lain. Teori ini disebut dengan Teori Cincin. Berikut cara menggunakan teorinya:

Bayangkan serangkaian lingkaran konsentris berlapis. Di lingkaran paling tengah ada orang-orang yang sedang merasakan trauma. Lingkaran berikutnya yang lebih besar berisi orang yang paling dekat dengan orang yang sedang merasakan trauma. Lingkaran-lingkaran selanjutnya berisi orang-orang lain di sekitar kehidupan yang mungkin kuran akrab atau dekat. Lingkaran bisa dibuat sebanyak yang dibutuhkan.

Dari lingkaran ini, terbentuklah Perintah Kvetching atau perintah mengeluh. Kvetching (mengeluh) adalah alat penting untuk mengelola stres, kecemasan, dan depresi, serta untuk memperkuat ikatan di antara orang-orang dan meningkatkan empati. Ini juga merupakan instrumen halus yang membutuhkan penanganan yang hati-hati.

Dari teori cincin ini, aturannya adalah orang yang berada dalam lingkaran yang lebih kecil, bebas mengeluh, merengkeh, mengerang, atau mengutuk apapun yang diinginkan kepada siapapun, dan di manapun. Ini merupakan imbalan karena ia berada di lingkaran tengah.

Orang-orang di lingkaran yang lebih besar juga bisa mengatakan hal yang sama, tapi hanya kepada orang di lingkaran yang lebih besar lagi dan tidak boleh mengatakannya ke orang yang berada di lingkaran kecil. Ini karena ketika orang yang berada di lingkaran besar berbicara dengan seseorang dalam lingkaran yang lebih kecil, mereka hanya boleh membantu, menenangkan, dan membuat nyaman. Mendengarkan seringkali lebih membantu daripada berbicara.

Konsep ini disebut dengan Comfort In dan Dump Out. Artinya, orang yang berada di lingkaran besar mencoba memasukkan atau memberi kenyamanan orang di lingkaran kecil, sementara orang di lingkaran yang lebih kecil bisa membuang keluhannya di lingkaran yang lebih besar.

Orang yang berada di lingkaran lebih besar tidak boleh memberi nasihat atau saran yang tidak diminta oleh orang yang sedang trauma. Jika ingin berkomentar, pertama-tama tanyakan pada diri sendiri, apakah yang akan kamu katakan akan memberikan kenyamanan dan dukungan. Jika tidak, jangan katakan. Orang yang menderita trauma tidak membutuhkan nasihat. Mereka membutuhkan kenyamanan dan dukungan.

Jadi jika menghadapi orang yang sedang trauma, cukup katakan "Maaf," "aku prihatin mendengarnya," "Ini pasti sangat sulit bagimu," atau, "Bisakah aku membawakanmu sesuatu?" Hindari mengatakan, "Kamu harus mendengar apa yang terjadi padaku," atau, "Ini yang akan aku lakukan jika aku jadi kamu." Dan jangan katakan, "Ini benar-benar menggangguku."