Sukses

Gadis Ini Alami Gatal saat Bersentuhan dengan Air, Idap Penyakit Langka

Kisah langka seorang gadis alergi dengan air.

Liputan6.com, Jakarta Manusia tak bisa lepas dari kebutuhan air, mengingat tubuh manusia dibentuk 70% oleh air. Sebut saja mandi, mencuci, hingga air minum tiap hari manusia membutuhkan air. Tak heran air disebut sebagai sumber kehidupan. Namun berbeda dengan seorang gadis yang mengalami gatal saat bersentuhan dengan air. Air justru jadi masalah.

Abigail Beck gadis berasal dari Tucson, Arizona ini menderita Aquagenic Urticaria, yang berarti tubuhnya sangat sensitif terhadap air. Tiap kali bersentuhan dengan air, Abigail merasakan gatal dan panas pada kulit yang terkena air. 

"Air mata saya sendiri menyebabkan reaksi di mana wajah saya menjadi merah dan terbakar sangat parah," kata gadis 15 tahun itu.

Atas apa yang dideritanya, Abigail sangat membatasi kontak dengan air. Terdengar menyalahi teori manusia yang selalu membutuhkan air. Abigail harus menjalani kehidupan yang berbeda dari manusia normal pada umumnya.

Usai mendapati gejala selama 3 tahun, baru-baru ini Abigail didiagnosa menderita Aquagenic Urticaria yang termasuk penyakit langka. Berikut Liputan6.com merangkum kisahnya melansir dari LADbible, Jumat (13/5/2022).

2 dari 4 halaman

Reaksi Bersentuhan dengan Air

Orang yang menderita alergi air seperti Abigail butuh perawatan khusus. Mengingat tiap kali bersentuhan dengan air kulit akan terasa gatal. Tak hanya mandi atau mencuci tangan, bahkan saat menangis pun, kulit sekitar mata akan memerah panas dan terasa gatal.

"Saya menangis seperti orang normal dan itu menyakitkan. Air mata adalah salah satu bagian terburuk darinya karena ketika Anda menangis, air mata Anda seharusnya tidak membakar kulit Anda,” ungkap Abigail.

Tak berhenti, gadis yang kini memasuki masa pubertas itu akan merasakan dada yang sangat sakit dan jantung berdebar saat minum air. Berbanding terbalik bagi orang yang segar dan lega dahaga saat meminum air.

3 dari 4 halaman

Tak Minum Air Setahun

Abigail tak bisa menderita lebih lama jika menjalani hidup seperti manusia normal. Agar tak mengalami sakit berkepanjangan, ia rela tak minum air mineral selama satu tahun. Ia memilah minuman yang kandungana air didalamnya sangat rendah.

“Saya harus memeriksa label tetapi segala sesuatu di dunia ini memiliki air di dalamnya. Terakhir kali saya minum air adalah setahun yang lalu,” jelasnya. 

Urtikaria aquagenic berkembang pesat setelah kulit bersentuhan dengan air, tidak peduli seberapa panas atau dinginnya air. Hal ini lebih sulit bagi mereka yang sedang mengalami  pubertas.

Karena reaksinya sangat serius, Abigail hanya mandi sekali setiap beberapa hari dan minum air paling sedikit. Dia juga harus minum pil rehidrasi serta antihistamin dan steroid untuk mengatasi reaksinya.

4 dari 4 halaman

Sempat Bikin Frustasi

Kini Abigail berusaha menghindari kontak dengan air sebanyak yang dia bisa. Bahkan ia harus memakai jaket dan tiga pasang celana olahraga jika dia keluar saat hujan. Ia merasakan hujan air bagaikan hujan asam yang membakar. 

Abigail mengatakan, "Ini benar-benar membuat frustasi. Orang-orang meminta saya untuk menjelaskan cara kerjanya dan saya bisa, tetapi saya tidak bisa menjelaskan mengapa itu terjadi karena tidak ada yang tahu atau memahaminya."