Liputan6.com, Jakarta - Apa kepanjangan BEP? Memahami kepanjangan BEP adalah Break Even Point. Pada perhitungan BEP adalah tidak ada keuntungan dan kerugian.
Dalam buku berjudul Manajemen Produksi Jasa Boga oleh U. Yuyun Triastuti, S.Pd.,M.MPar, pada kondisi BEP maka sebuah perusahaan tidak mendapat keuntungan tetapi tidak pula mengalami sebuah penderitaan atau kerugian yang besar.Â
Konsep sederhananya, kepanjangan BEP adalah Break Even Point menjadi titik impas. BEP bisa membantu dalam memahami keseimbangan pendapatan dan pengeluaran pada sebuah usaha.
Advertisement
Agar lebih memahami konsep kepanjangan BEP adalah Break Event Point, berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkapnya, Rabu (25/5/2022).
Kepanjangan BEP adalah Break Even Point
Kepanjangan BEP adalah Break Even Point. BEP adalah titik total biaya modal dan dengan pendapatan akhir sama. Memahami kepanjangan BEP adalah Break Even Point berguna untuk menentukan jumlah pendapatan yang dibutuhkan menutupi biaya modal total.
Konsep sederhananya, kepanjangan BEP adalah Break Even Point menjadi titik impas. Pada perhitungan BEP adalah tidak ada keuntungan dan kerugian. Perhitungan yang dilakukan sesuai kepanjangan BEP adalah Break Event Point, sangat membantu bisnis menjadi lebih efektif dan mencapai keuntungan yang lebih tinggi.
Dalam buku berjudul Manajemen Produksi Jasa Boga oleh U. Yuyun Triastuti, S.Pd.,M.MPar, pada kondisi BEP maka sebuah perusahaan tidak mendapat keuntungan tetapi tidak pula mengalami sebuah penderitaan atau kerugian yang besar.Â
Kepanjangan BEP adalah Break Event Point, yang dapat membantu mengambil keputusan dalam sebuah bisnis untuk kelangsungannya di masa mendatang. Adanya BEP adalah membantu dalam memahami keseimbangan pendapatan dan pengeluaran pada sebuah usaha.
Bagaimana para ahli menguraikan pengertian sesuai kepanjangan BEP adalah Break Event Point tersebut?
1. Pengertian BEP Menurut Mulyadi
Pengertian BEP adalah impas, yakni keadaan di mana usaha tidak mendapatkan laba, tapi juga tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, usaha tersebut dikatakan impas apabila jumlah pendapatannya sama dengan jumlah biaya, atau jika laba kontribusi digunakan untuk menutup biaya saja.
2. Pengertian BEP Menurut Harahap
Pengertian BEP adalah kondisi atau kinerja perusahaan di mana tidak adanya laba dan tidak mengalami kerugian. Artinya semua biaya yang sudah dikeluarkan bisa tertutup dari pendapatan suatu produk.
3. Pengertian BEP Menurut Sigit
Pengertian BEP adalah tingkat penjualan yang dibutuhkan sebagai penutup dari total biaya operasional yang dikeluarkan. Hal ini di mana BEP adalah laba sebelum adanya bunga dan pajak atau earning before interest.
4. Pengertian BEP Menurut Rony
Pengertian BEP adalah sarana dalam manajemen yang bertujuan untuk mengetahui titik hasil penjualan apakah sama dengan biaya. Alhasil, perusahaan tidak mempunyai keuntungan dan juga kerugian.
Advertisement
Manfaat BEP dalam Ilmu Ekonomi
Kepanjangan BEP adalah Break Event Poin, manfaat BEP adalah membantu dalam memahami keseimbangan pendapatan dan pengeluaran pada sebuah usaha.
Dalam buku berjudul Manajemen Produksi Jasa Boga oleh U. Yuyun Triastuti, S.Pd.,M.MPar, pada kondisi BEP maka sebuah perusahaan tidak mendapat keuntungan tetapi tidak pula mengalami sebuah penderitaan atau kerugian yang besar.
Dijelaskan, ini manfaat BEP yang diperlu diketahui:
1. Manfaat BEP adalah guna menentukan jumlah minimum penjualan yang harus dipertahankan agar tidak mengalami kerugian.
2. Manfaat BEP adalah guna menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan keuntungan.
3. Manfaat BEP adalah guna menyesuaikan jumlah penjualan agar tidak merugi.
4. Manfaat BEP adalah guna mengetahui perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan.
5. Manfaat BEP adalah guna menentukan bauran produk yang dibutuhkan untuk mendapatkan laba.
6. Manfaat BEP adalah guna mendapatkan informasi yang dapat membantu proses pengambilan keputusan, demi kelangsungan bisnis di masa yang akan datang.
Hal yang sama dipaparkan ahli dalam bidang ini, Rony (1990, p 357) tentang manfaat BEP berikut:
1. Manfaat BEP adalah guna dijadikan pertimbangan tentang produk baru dalam menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan memperoleh laba.
2. Manfaat BEP adalah guna dijadikan kerangka dasar penelitian pengaruh ekspansi terhadap tingkat operasional.
3. Manfaat BEP adalah guna membantu manajemen dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap karena otomisasi mekanisme kerja dengan peralatan yang canggih.
Kemudian ahli dalam bidang ini, Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) memaparkan manfaat BEP adalah menjadi delapan poin, apa saja?
1. Manfaat BEP adalah guna membantu pengendalian melalui anggaran.
2. Manfaat BEP adalah guna meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
3. Manfaat BEP adalah guna menganalisa dampak perubahan volume.
4. Manfaat BEP adalah guna menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
5. Manfaat BEP adalah guna merundingkan upah.
6. Manfaat BEP adalah guna manganalisa bauran produk.
7. Manfaat BEP adalah guna menerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan.
8. Manfaat BEP adalah guna menganalisa margin of safety.
Kemudian ahli dalam bidang ini, Sigit (1993, p. 1) memaparkannya manfaat BEP adalah menjadi empat poin utama, apa saja?
1. Manfaat BEP adalah guna dijadikan dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu.
2. Manfaat BEP adalah guna dijadikan dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan.
3. Manfaat BEP adalah guna dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
4. Manfaat BEP adalah guna dijadikan sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Cara Menghitung BEP dan Contohnya
Cara menghitung BEP dengan mengidentifikasi titik impas membantu memberikan pandangan dinamis tentang hubungan antara penjualan, biaya, dan keuntungan.
Berikut ini rumus cara menghitung BEP dan contohnya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber:
BEP = Biaya Tetap/(Harga Per Unit/Biaya Variabel Per Unit)
BEP = Biaya Tetap/(Kontribusi Margin Per Unit/Harga Per Unit)
Keterangan:
- Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan output yang bervariasi (misalnya gaji, sewa, mesin bangunan).
- Harga jual per unit adalah harga jual (unit selling price) per unit.
- Biaya variabel per unit adalah biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat unit.
1. Contoh Cara Menghitung BEP 1
Seorang akuntan manajer perusahaan PT ABC, yang bertanggung jawab dalam operasional produksi dan persediaan supply ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000 dan menginginkan keuntungan sebesar Rp.20.000.000, Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasinya adalah sebagai berikut:
Total biaya tetap        = 50.000.000
Biaya variabel per unit       = 30.000
Harga jual per unit       = 50.000
Keuntungan yang di inginkan = 20.000.000
Pertanyaan: perusahaan harus menjual berapa unit agar tidak mengalami kerugian?
Jawaban:
Pertama kita harus mencari nilai BEP-nya terlebih dahulu, saat Anda mencari nilai BEP kamu akan mengetahui juga nilai margin kontribusinya
BEP = 50.000.000 : (margin kontribusi)
BEP = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
BEP = 50.000.000 : 20.000
BEP =Â 2500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
2. Contoh Cara Menghitung BEP 2
Sebuah usaha kerajinan dari miniatur lilin menetapkan harga produk Rp10.000,00 per unit. Biaya tetap Rp10.000.000,00. Biaya tetap Rp5.000,00. Berapa volume produksi pada keadaan titik impas (BEP)? Berapakah harga jual bila ingin mendapatkan keuntungan 5%?
Jawaaban:
Diketahui: Harga produk:Rp10.000,00
Biaya tetap: Rp10.000.000,00
Biaya tidak tetap:Â Rp5.000,00
1. Volume produksi : 10.000.000+(5000x 1000) : 10.000
15 000.000: 10.000= 1500 produk
Volume produksi pada keadaan titik impas (BEP) adalah 1.500 produk
2. Keuntungan: 5/100 x (1500 x 10.000)=5/100 x 15 000 000= Rp750.000,00
(Modal+Keuntungan) : produk
(15 000 000+ 750.000): 1500= Rp10.500,00
Jadi, harga jual bila ingin mendapatkan keuntungan 5% adalah Rp10.500,00
3. Contoh Cara Menghitung BEP 3
Bu Rudy memiliki modal Rp 1.000.000 ingin membuka bisnis usaha martabak telor. Harga jual per buah ditentukan sebesar Rp 15.000. Lalu besar biaya produksi martabak telor tersebut ialah Rp 10.000. Berapa buah martabak telor yang harus diproduksi dengan harga tersebut mencapai titik BEP?
Jawab:
BEP = 1000.000 / ( 15.000 – 10.000 )
BEP = 1000.000 / 5.000
BEP = 200 buah
Jadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi ialah sebanyak 200 buah.
4. Contoh Cara Menghitung BEP 4
Misalnya, Pak Budi memiliki sebuah toko baju dengan ketentuan biaya produksi sebagai berikut:Â
- Biaya tetap: Rp 5.000.000,-
- Biaya variabel: Rp 30.000,-
- Harga jual per unit: Rp 200.000,-
Jawaban:
BEP = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)
BEP = 5.000.000 / (Harga Jual – Biaya Variabel Per Unit) / Harga Per Unit BEP = 5.000.000 / (200.000 – 30.000) / 200.000 BEP = 5.000.000 / 0,9 BEP = Rp 5.600.000
Artinya, Pak Budi bisa mencapai BEP apabila angka penjualan mencapai Rp 5.600.000. Jika penjualan sudah melewati angka tersebut maka Pak Budi dikatakan sudah untung dan balik modal.Â
5. Contoh Cara Menghitung BEP 5
Data perusaahan PT Abadi Terang, sebagai berikut:
- Total Biaya Tetap (TFC) senilai Rp 120 juta
- Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu
- Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu
Penghitungan BEP Unit
BEP Unit = FC/ (P – VC)
BEP Unit = 120.000.000/ (80.000 – 60.000)
BEP Unit = 6000
Penghitungan BEP Rupiah
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 120.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp 480.000.000
Ditanya:
Berapa keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) Buktikan laba yang diperoleh!
Dari analisis inilah perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa target penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini. Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 80 juta per bulan.
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
BEP – Laba = (120.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000)
BEP – Laba = 200.000.000 / 20.000
BEP – Laba = 10.000 unit atau
BEP – Laba = Rp 800 juta (didapat dari 10.000 unit x Rp 80.000)
Membuktikan Laba yang Diperoleh
Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 10.000 unit bernilai Rp 800.000.000, perusahaan akan mendapatkan laba Rp 80 juta, mari periksa berikut ini:
Penjualan Rp 800.000.000
FC Rp 120.000.000
Total VC (Rp 60.000 x 10.000 unit) Rp 600.000.000
Total Biaya Rp 600.000.000
Laba Rp 80.000.000 (Dihitung dengan cara: Penjualan –(FC + Total VC))
Advertisement