Liputan6.com, Jakarta Ateis adalah istilah yang mungkin sudah sering kamu dengar. Namun, sebagian orang mungkin masih belum memahami artinya. Ateis adalah istilah untuk orang-orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Orang ateis percaya bahwa Tuhan itu tidak ada.Â
Baca Juga
Pemahaman tentang makna ateis sering kali membuat bingung banyak orang, pasalnya ada istilah lain yang kerap juga disebut untuk makna serupa, yaitu agnostik. Padahal, kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda.
Advertisement
Ateis adalah kepercayaan bahwa tidak ada Tuhan ataupun Dewa. Orang yang menganut kepercayaan ateis diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki agama. Ateisme merupakan lawan kata dari teisme, yaitu kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan atau Dewa-Dewi.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/5/2022) tentang ateis adalah.
Ateis adalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ateis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Ateisme adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani átheos, yang secara merendahkan digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama atau kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya.
Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada orng-orang yang tidak percaya kepada Tuhan.Â
Ateis adalah istilah untuk orang-orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Orang ateis percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Orang yang menganut kepercayaan ateis diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki agama.
Ateisme sebagai ideologi dari ateis adalah sebuah pandangan filosofi yang percaya tidak adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi. Jadi, ateis adalah kepercayaan bahwa tidak adan Tuhan ataupun Dewa. Ateisme merupakan lawan kata dari teisme, yaitu kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan atau Dewa-Dewi. Ateisme adalah penolakan terhadap teisme yang disertai dengan klaim.
Ateis adalah orang-orang yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, namun tidak ada ideologi atau perilaku spesifik yang dijunjung oleh orang-orang ateis. Walaupun banyak dari yang mendefinisikan dirinya sebagai ateis cenderung kepada filosofi sekuler seperti humanisme, rasionalisme, dan naturalisme.
Ateisme mendefinisikan secara luas bahwasanya kepercayaan akan adanya Tuhan maupun dewa adalah tidak nyata. Ateisme adalah paham yang menyangkal sama sekali keberadaan Tuhan karena tidak dapat dibuktikan secara empiris ataupun logis akan keberadaan-Nya.
Advertisement
Agnostik adalah
Ateis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agnostik adalah orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi (misalnya Tuhan) tidak dapat diketahui dan mungkin tidak akan dapat diketahui.
Stanford Encyclopedia of Philosophy mengungkap "agnostik" dan "agnostisisme" diciptakan pada akhir abad kesembilan belas oleh ahli biologi Inggris, T.H. Huxley. Dia berargumen, agnostik ada karena tidak satu pun dari kepercayaan tersebut yang cukup didukung oleh bukti, manusia harus menangguhkan penilaian tentang masalah apakah Tuhan itu ada atau tidak.
Dalam artikel yang diterbitkan Kementerian Agama RI, agnostisisme adalah bentuk gaya hidup masa kini. Orang-orang merasa dianggap lebih intelektual apabila mengaku sebagai agnostik. Agnostik adalah golongan orang yang ragu terhadap keberadaan Tuhan. Menurut golongan agnostik, Tuhan yang dipercaya oleh mereka yang beragama tidak bisa dinalar oleh akal manusia.
Huxley mengatakan bahwa dia menemukan kata agnostik untuk menunjukkan orang-orang yang, seperti dirinya, mengaku sangat tidak peduli tentang berbagai hal, yang di dalamnya para ahli metafisika dan teolog, baik ortodoks maupun heterodoks, melakukan dogmatisasi dengan sangat yakin, termasuk tentang keberadaan Tuhan.
Meski demikian, Huxley tidak mendefinisikan "agnostisisme" hanya sebagai keadaan agnostik. Sebaliknya, dia sering menggunakan istilah itu untuk merujuk pada prinsip epistemologis normatif, sesuatu yang mirip dengan apa yang sekarang disebut sebagai "pembuktian". Secara kasar, prinsip Huxley mengatakan bahwa agnostik adalah hal yang salah untuk mengatakan bahwa seseorang mengetahui atau percaya bahwa suatu proposisi adalah benar tanpa bukti yang memuaskan secara logis (Huxley 1884 dan 1889).
Penerapan prinsip ini oleh Huxley pada kepercayaan teistik dan ateistik-lah yang pada akhirnya memiliki pengaruh terbesar pada arti istilah tersebut. Dia berargumen bahwa, karena tidak satu pun dari kepercayaan tersebut yang cukup didukung oleh bukti, manusia harus menangguhkan penilaian tentang masalah apakah Tuhan itu ada atau tidak.
Secara terminologi, agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa ada atau tidaknya Tuhan adalah hal yang tidak dapat diketahui. Agnostisisme tidak menyangkal keberadaan Tuhan secara mutlak. Mereka beranggapan bahwa keberadaan Tuhan adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat dinalar oleh akal manusia, dan konsekuensinya adalah keberadaan Tuhan tidak dapat diketahui dengan cara apapun.
Perbedaan Ateis dengan Agnostik
Dari penjelasan di atas tentunya kamu sudah tahu apa perbedaan ateis dengan agnostik. Ateis adalah istilah yang mengacu pada pandangan tidak percaya akan adanya Tuhan dan menolak keberadaan Tuhan. Bagi kaum ateis, keberadaan manusia dan alam semesta adalah suatu proses alamiah yang terjadi dalam waktu yang sangat panjang.
Sementara itu, agnostik adalah pandangan yang percaya akan adanya Tuhan jika mereka dapat membuktikannya secara ilmiah. Ada atau tidaknya Tuhan merupakan sesuatu yang tidak bisa diketahui. Kaum agnostik lebih percaya bahwa ada kekuatan lain yang lebih besar dari Tuhan dan dapat dibuktikan secara ilmiah, yaitu alam semesta.
Advertisement