Liputan6.com, Jakarta Cara menghitung kehamilan penting diperhatikan bagi ibu hamil. Kehamilan berlangsung rata-rata 40 minggu. Melakukan cara menghitung kehamilan bisa membantu memantau perkembangan bayi.
Baca Juga
Advertisement
Secara umum, ada cara menghitung kehamilan yang dijadikan standar oleh banyak dokter dan bidan. Cara menghitung kehamilan ini adalah menggunakan perhitungan HPHT. Menghitung kehamilan dengan HPHT dilakukan dengan acuan siklus menstruasi terakhir.
Cara menghitung kehamilan dengan HPHT bisa dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan hari perkiraan lahir bayi. Perhitungan ini sangat berguna untuk mempersiapkan kehamilan dan kelahiran.
Cara menghitung kehamilan dapat dengan mudah dilakukan sendiri. Berikut Cara menghitung kehamilan mulai dari usia kehamilan dan perkiraan lahir, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(1/6/2022).
Cara menghitung usia kehamilan
Cara menghitung usia kehamilan adalah dengan perhitungan Hari Pertama Haid Terakhir atau HPHT. HPHT adalah hari pertama siklus menstruasi. Di hari ini wanita akan mengalami menstruasi hari pertamanya.
Cara menghitung kehamilan dengan HPHT menjadi standar perhitungan bagi banyak dokter kandungan. HPHT juga berkaitan dengan HPL atau Hari Perkiraan Lahir. Dari HPHT, dokter bisa menghitung akan perkiraan bayi akan lahir.
HPHT adalah hari pertama haid pada bulan terakhir sebelum wanita tidak haid lagi dan dinyatakan hamil. Dengan HPHT usia kehamilan dapat diketahui dalam hitungan minggu.
Dokter akan menghitung usia kehamilan sesuai dengan hari pertama wanita mengalami hari pertama haid terakhir. HPHT dianggap sebagai hari pertama usia kehamilan. Untuk mengetahui berapa usia kehamilan, cukup mengingat kembali kapan hari pertama haid terakhir.
Misalnya, HPHT terjadi pada 14 November, maka jika sekarang tanggal 5 Oktober, kehamilan saat ini berada pada usia 3 minggu.
Advertisement
Cara menghitung hari perkiraan lahir
Cara menghitung hari perkiraan lahir juga menggunakan HPHT. Metode penghitungan hari perkiraan lahir (HPL) ini menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele ditemukan oleh Franz Karl Naegele, dokter kandungan asal Jerman pada abad ke-19 silam. Ada dua rumus Naegele, yaitu:
Jika HPHT terjadi di bulan Januari-Maret, maka rumusnya adalah:
Tahun: tetap
Bulan: ditambah 9
Hari: ditambah 7
Contoh:
HPHT terjadi pada 2 Februari 2020, maka menghitung HPL adalah:
Tahun: tetap 2020
Bulan: 2+9 = 11
Hari: 2+7 = 9
Jadi perkiraan hari lahir bayi adalah 9 November 2020.
Jika HPHT terjadi di bulan April-Desember, maka rumusnya adalah:
Tahun: ditambah 1
Bulan: dikurangi 3
Hari: ditambah 7
Contoh:
HPHT terjadi pada 5 September 2020, maka menghitung HPL adalah:
Tahun: 2020+1 = 2021
Bulan: 9-3 = 6
Hari: 5+7 = 12
Jadi perkiraan hari lahir bayi adalah 12 Juni 2021.
Cara menghitung hari perkiraan lahir dengan rumus Parikh
Cara menghitung hari perkiraan lahir dengan rumus Naegele hanya dapat diterapkan pada wanita dengan siklus haid normal dan teratur yaitu 28 hari. Bagi wanita dengan siklus tidak teratur atau tidak 28 hari, bisa menggunakan cara menghitung hari perkiraan lahir dengan rumus Parikh.
Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung saat terjadinya ovulasi, yaitu lama siklus menstruasi dikurangi 14 hari.
Rumus Parikh adalah:
HPHT + 9 bulan + (lama siklus haid - 21 hari)
Contohnya:
HPHT terjadi pada 1 Oktober 2020 dan siklus menstruasi terjadi selama 35 hari, maka cara menghitungnya adalah:
1 Maret + 9 bulan + (35-21) = 1 Desember + 14
Jadi hari perkiraan bayi adalah 15 Desember 2020.
Advertisement
Cara Menghitung Masa Subur
Menstruasi teratur
Cara menghitung masa subur wanita dengan siklus menstruasi teratur yaitu dengan mengurangi hari pertama menstruasi berikutnya dengan 14.
Misalnya: menstruasi mulai tanggal 2 Juli, jika Anda memiliki siklus menstruasi 28 hari, tambahkan dengan 28. Hasilnya adalah hari pertama menstruasi berikutnya, jadi 30 Juli. Setelah itu kurangi 30 dengan 14, dan ketemulah masa subur. 30 - 14 = 16, maka masa suburnya jatuh tanggal 16 Juli.
Menstruasi tidak teratur
Cara menghitung masa subur wanita pada siklus menstruasi tidak teratur mungkin sedikit rumit dan memerlukan cukup waktu. Ini karena Anda harus mengetahui siklus menstruasi minimal 6 bulan terakhir.
Satu siklus menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi sebelumnya sampai dengan hari pertama menstruasi berikutnya. Setelah itu, hitung dengan cermat berapa jumlah hari dan masing-masing siklus menstruasi selama 6 kali berturut-turut dan kemudian lihat berapa hari siklus terpanjangnya dan berapa hari juga siklus terpendeknya.
Misalnya: siklus menstruasi selama 6 bulan berturut-turut adalah 29 hari, 31 hari, 27 hari, 28 hari, 26 hari, 30 hari. Melihat contoh tersebut, maka siklus menstruasi terpendek adalah 26 hari dan siklus terpanjang 31 hari. Sampai di sini masa subur bisa diketahui.
Ketahui siklus menstruasi terpendek, misalnya 26 hari. Kurangi angka ini dengan 18, maka hasilnya 6. Angka ini adalah hari pertama pada posisi paling subur. Setelah itu ketahui siklus terpanjang menstruasi, misalnya 31 hari. Kurangi angka ini dengan angka 11, maka hasilnya 20. Angka ini adalah hari terakhir masa subur yang dimiliki.