Sukses

Kalimat Imperatif Adalah Kalimat yang Isinya Memuat Perintah, Kenali Ciri-Cirinya

Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta dengan tujuan agar mitra tutur melakukan sesuatu yang diinginkan.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu kalimat imperatif? Sering kali mendengar kalimat imperatif dalam kehidupan sehari-hari, meskipun begitu masih banyak orang yang tidak mengetahui makna dari kalimat imperatif. Tak hanya itu, untuk membedakan kalimat imperatif dengan kalimat lainnya terdapat ciri-ciri tersendiri. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian kalimat imperatif adalah kalimat yang bersifat memerintah atau memberi komando, mempunyai hak memberi komando, bersifat mengharuskan. Dengan begitu, kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta dengan tujuan agar mitra tutur melakukan sesuatu yang diinginkan.

Namun, tidak hanya memerintah, kalimat imperatif juga bisa berisikan kalimat larangan untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, ciri-ciri utama kalimat imperatif adalah memiliki tanda seru (!) di akhir kalimat.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian kalimat imperatif beserta ciri-ciri, jenis, dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/6/2022).

2 dari 4 halaman

Pengertian Kalimat Imperatif Menurut Para Ahli

Secara umum, kalimat imperatif adalah kalimat yang berisi perintah terhadap sesuatu. Pemberian perintah ini bisa berupa lisan maupun secara tertulis. Sehingga biasanya, kalimat imperatif ini biasanya disebut sebagai jenis kalimat perintah. Selain pengertian secara umum, beberapa ahli juga menuturkan pengertian kalimat imperatif adalah sebagai berikut:

Alwi (1998)

Menurut Alwi, kalimat imperatif adalah kalimat yang digunakan sesuai dengan konteks memberi perintah terhadap sesuatu.

Yeni Mulyani (2004)

Sementara itu, Yeni Mulyani mengungkapkan bahwa kalimat imperatif adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk mengajukan permintaan, memberi perintah, atau memberi syarat pada lawan bicara.

Kridalaksana (2008)

Menurut Kridalaksana, kalimat imperatif adalah bentuk kalimat atau verba untuk mengungkapkan perintah atau keharusan atau larangan untuk melaksanakan suatu perbuatan.

Alisjahbana (dalam Rahardi: 2005)

Alisjahbana mengungkapkan bahwa kalimat imperatif atau kata perintah sebagai ucapan yang isinya memerintah, memaksa, menyuruh, mengajak, meminta agar orang yang diperintah melakukan apa yang dimaksudkan dalam perintah itu.

Slamet Muljana (2005)

Kalimat imperatif atau kalimat suruh menggunakan penanda khusus kesantunan ‘mudah-mudahan, moga-moga, hendaklah, dan sudi kiranya’. Kalimat suruh yang demikian dapat dikatakan sebagai kalimat suruh harapan yang mengandung makna pragmatis sebuah harapan.

Rahardi (2005)

Rahadi menuturkan makna pragmatis dari kalimat imperatif adalah sebuah tuturan tidak selalu sejalan dengan wujud konstruksinya, melainkan ditentukan oleh konteks situasi tutur yang menyertai, melingkupi, dan melatarinya.

3 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Kalimat Imperatif

Untuk membedakan kalimat imperatif dengan jenis kalimat lainnya, maka kalimat tersebut memiliki ciri-ciri tertentu sebagai pembeda. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa ciri-ciri kalimat imperatif yang membedakan kalimat tersebut dengan jenis kalimat lainnya:

1. Kalimat bersifat memaksa

Kalimat tersebut bersifat memaksa. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kalimat yang bersifat imperatif ini merupakan kalimat perintah. Artinya seseorang yang mengucapkan atau melontarkan kalimat imperatif ini ingin memaksa seseorang atau objek yang diperintahnya untuk melakukan hal yang diperintahkan.

2. Kalimat yang memiliki intonasi tinggi

Kalimat tersebut juga memiliki ciri yakni diucapkan dengan intonasi yang tinggi. Sudah hal yang wajar jika seseorang atau penutur atau pembicara memilih intonasi tinggi pada kalimat yang sifatnya memerintah atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu.

Mengapa berintonasi tinggi? Karena tujuan dari kalimat suruhan atau kalimat perintah itu adalah untuk menegaskan suatu perintah yang ia ucapkan atau ia ujarkan. Dengan demikian, pendengar atau mitra tutur dapat memahami maksud dan juga perintah dari pembicara atau penutur. Meski demikian, ada beberapa kalimat perintah yang juga menggunakan intonasi yang datar atau bahkan rendah, tergantung bagaimana keperluan dan juga kepentingan dari penutur atau pembicara.

3. Kalimat diawali dengan predikat

Berbeda dengan struktur kalimat normal yakni dengan pola S – P – O – K, kalimat imperatif ini justru biasanya diawali dengan predikat. Mengapa demikian? Hal ini memang biasanya dilakukan pada kalimat tersebut yang mana mendahulukan penggunaan predikat, kemudian disusul dengan subjek.

Pola kalimat tersebut juga biasa disebut sebagai pola kalimat inversi. Pola kalimat inversi adalah pola yang memiliki pola susun terbalik dari pola normal (pola S-P) menjadi pola inversi (pola P-S). Kalimat inversi ini ditandai dengan kalimat yang predikatnya mendahului subjek.

4. Kalimat berakhiran -lah atau -kan

Ciri-ciri selanjutnya dari kalimat imperatif adalah kalimat perintah tersebut biasanya menggunakan akhiran -lah atau akhiran -kan. Dua akhiran tersebut digunakan oleh penutur atau pembicara untuk memberi penegasan terhadap perintah.

Selain itu, akhiran -lah atau akhiran -kan juga bisa digunakan untuk memberi tekanan khusus terhadap kalimat yang diucapkan, dengan maksud agar pendengar atau mitra tutur mengetahui bahwa dirinya sedang diperintah.

5. Kalimat tulis biasanya diakhiri tanda baca seru (!)

Ciri-ciri selanjutnya dari kalimat imperatif adalah biasanya diakhiri menggunakan tanda perintah atau tanda baca seru (!). Hal ini berlaku pada kalimat perintah yang dalam kalimat tulis, sehingga pembaca mengetahui bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat perintah.

6. Mengandung kata-kata tertentu

Terakhir, ciri dari kalimat imperatif adalah biasanya memiliki kata-kata tertentu sebagai penanda bahwa kalimat yang diucapkan atau diujarkannya merupakan kalimat perintah atau kalimat suruhan. Sehingga pasti ada kata-kata yang bernada suruhan atau perintah. Kata-kata yang biasa digunakan dalam kalimat perintah misalnya hendak, harap, ayo, coba, tolong, mari, mohon, dan lain sebagainya yang memiliki maksud atau tujuan memerintah seseorang.

4 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Kalimat Imperatif dan Contohnya

Dikutip dari buku berjudul Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2017: 480) kalimat imperatif terdiri dari 6 jenis yakni: 

1. Imperatif Halus 

Kata perintah yang digunakan untuk memperhalus perintah atau permintaan pada kalimat imperatif. Contoh kata imperatif halus seperti tolong, coba, silakan, sudilah, dan kiranya.

2. Imperatif Permintaan

Tak seperti kalimat imperatif yang cenderung memerintah, kalimat imperatif permintaan ini terkesan lebih tegas, pendek, dan terkesan agak kasar. Contoh kata imperatif permintaan ialah mohon dan minta. Seperti, Kami memohon dengan sangat agar Bapak berkenan mengisi ceramah di pengajian kami.

3. Imperatif Ajakan dan Harapan

Imperatif ajakan cenderung mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu. Seperti kata ayo, ayolah, mari, atau marilah. Sedangkan kalimat imperatif harapan di dalamnya terhadap pengharapan dari seseorang, misalnya kata harap dan hendaknya. Seperti, Mari, Pak, silakan masuk ke rumah kami.

4. Imperatif Larangan 

Kalimat imperatif ini diawali dengan kata jangan, janganlah, dilarang sebagai bentuk perintah untuk melarang seseorang melakukan sesuatu. Contohnya adalah Jangan pernah sia-siakan waktumu yang berharga.

5. Imperatif Peringatan

Kalimat imperatif peringatan umumnya digunakan dengan awalan kata awas dan hati-hati. Contohnya adalah hati-hati di depan sana ada razia polisi.

6. Imperatif Pembiaran

Kalimat ini mengajak orang lain untuk membiarkan sesuatu terjadi dengan ungkapan kata 'biarkan' atau 'terserah'. Contohnya adalah Biarkanlah aku pergi dari sini, karena aku sudah jenuh tinggal di sini!