Sukses

7 Cara Mengedukasi Anak Agar Terhindar dari Pelecehan Seksual

Anak perlu diedukasi sejak dini dan terus menerus.

Liputan6.com, Jakarta Kini kasus pelecehan seksual tak hanya dialami oleh orang dewasa saja. Mengalami pelecehan apa pun bentuknya tentu akan menimbulkan trauma sepanjang hidup. Bahkan saat ini marak terjadi kasus pelecehan dimana korbannya adalah anak-anak di bawah usia 17 tahun. 

Anak-anak yang mengalami pelecehan sebagian korbannya tak menyadari kalau mereka dilecehkan dan sebaliknya. Justru ada yang merasa bersalah. Hal ini dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, bertindak, dan perasaan mereka seumur hidup.

Maka dari itu penting peran orang tua dan orang sekitar untuk mencegah sang anak menjadi objek pelecehan. Salah satunya dengan mengajarkannya membaca situasi yang mengancam serta membuat mereka bisa menghindarinya.

Berikut ini Liputan6.com rangkum 7 cara mengedukasi anak agar terhindari dari pelecehan seksual dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Sabtu (25/6/2022).

2 dari 8 halaman

1. Memperkenalkan Bagian Tubuh Sejak Dini

Cara yang pertama dan terpenting yakni memperkenalkan bagian tubuh sejak dini. Pastikan untuk menggunakan nama yang tepat untuk bagian tubuh, atau setidaknya ajari anak apa arti sebenarnya dari bagian tubuh mereka.

Dikutip dari Child Mind Institute, penting menggunakan kata-kata yang pantas untuk menyebut bagian tubuh mereka. Jika sang anak mengetahui artinya dengan benar, hal itu dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika terjadi sesuatu yang tidak pantas. 

3 dari 8 halaman

2. Ajarkan Bagian Tubuh yang Bersifat Pribadi

Selanjutnya, ajarkan pada anak bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh dipegang orang lain. Jelaskan pula bahwa orang lain tak boleh melihat yang ada di balik pakaian apalagi sampai menyentuhnya.

Dengan cara ini anak dapat menjaga tubuhnya dan menolak dengan tegas ketika mendapatkan ancaman yang membahayakan di bagian tubuhnya.

4 dari 8 halaman

3. Menanamkan Budaya Malu

Budaya malu juga perlu diterapkan dan dibiasakan pada anak sejak dini. Malu yang dimaksud seperti, malu mengganti pakaian di tempat umum atau tempat terbuka. Edukasi ini diharapkan anak tetap menjaga bagian tubuhnya tidak terlihat oleh orang lain.

Selain itu beri tahu juga kepada anak bahwa tidak ada yang boleh mengambil foto bagian pribadinya. Lantaran saat ini banyak para pedofil yang suka mengambil dan menukar gambar anak-anak telanjang secara online.

5 dari 8 halaman

4. Berikan Tontonan yang Baik

Penting bagi orang tua untuk memilih tontotan yang baik sesuai dengan usia anak. Terlebih saat ini konten-konten yang beredar di media sosial, belum tentu mempunyai unsur edukasi. Orang tua dapat memberikan batasan bermain hp pada anak. Apalagi anak mudah menirukan tindakan dari apa yang dilihatnya.

6 dari 8 halaman

5. Ajarkan untuk Keluar dari Situasi Menakutkan

Mungkin beberapa anak merasa tidak nyaman mengatakan "tidak" kepada orang lain, terutama teman yang lebih tua atau orang dewasa. namun bentuk penolakan juga perlu ditanamkan apda anak sejak dini.

Beri tahu mereka bahwa tidak apa-apa untuk menolak dan segera harus pergi, jika sesuatu yang dirasa salah terjadi. Orang tua bisa mengajarkan dengan memabntu anak berkata-kata saat harus keluar dari situasi yang tidak nyaman.

Beri tahu anak bahwa jika seseorang ingin melihat atau menyentuh bagian pribadinya, mereka harus menolak dan melaporkannya.

7 dari 8 halaman

6. Pastikan Anak Berada di Lingkungan yang Aman

Orang dewasa harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah pelecehan seksual terhadap anak. Orang dewasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua anak memiliki hubungan dan lingkungan yang aman, nyaman dan membina.

8 dari 8 halaman

7. Ciptakan Rasa Percaya Anak Pada Orangtua

Selain membekali anak dengan penegtahuan-pengetahuan soal tubuhnya sendiri dan cara menjaga diri dari orang lain, penting bagi orang tua untuk menanamkan rasa percaya pada anak.

Ajari anak untuk tidak menyembunyikan hal apapun dari orangtua dengan cara menunjukkan sikap jujur dari hal-hal yang kecil. Sehingga orang tua bisa ikut mengawasi sang anak dan mengerti kondisi yang dialami.

Â