Liputan6.com, Jakarta Cara menyapih anak merupakan proses yang menantang bagi ibu. Menyapih adalah proses penting di mana bayi bertransisi dari ASI ke makanan. Cara menyapih anak membutuhkan waktu, terutama ketika anak telah disusui untuk waktu yang lama.Â
Baca Juga
Anak yang sudah terbiasa mendapatkan ASI terkadang kesulitan untuk disapih. Terkadang, cara menyapih bisa membuat ibu kewalahan. Umumnya, cara menyapih dimulai ketika anak mulai mendapatkan MPASI. Cara menyapih anak perlu dilakukan secara bertahap agar efektif.
Advertisement
Menyapih adalah proses di mana bayi yang sepenuhnya bergantung pada susu diperkenalkan dengan makanan padat. Diperlukan banyak pendekatan dan pengenalan dalam cara menyapih anak yang efektif. Berikut 5 cara menyapih anak yang efektif, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(27/6/2022).
Kapan mulai menyapih anak?
WHO dan UNICEF merekomendasikan agar anak-anak memulai menyusui dalam satu jam pertama kelahiran dan disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan. Sejak usia 6 bulan, anak-anak harus mulai makan makanan pendamping ASI yang aman dan memadai sambil terus menyusui hingga 2 tahun dan seterusnya.
Setelah menginjak usia 2 tahun, anak bisa menjalani proses penyapihan. Menurut Kemenkes, tiap anak memiliki proses penyapihan yang berbeda. Ini karena tingkat emosional dan kedekatan dengan ibu. Umumnya, proses penyapihan bisa dimulai saat anak memasuki usia 6 bulan. Ini karena anak biasanya mulai mengonsumsi Makanan Pendamping Asi (MPASI). Dari usia 6 bulan ini, diharapkan anak sudah bisa benar-benar lepas dari menyusu pada usia 2 tahun.
Namun, penyapihan juga bisa ditunda karena sejumlah kondisi. Misalnya, ketika anak sedang sakit atau tumbuh gigi. Kondisi psikologis juga penting diperhatikan. Misalnya ketika ada suatu perubahan terjadi pada anak seperti pindah rumah atau ditinggal ibu bekerja. Maka, ibu bisa mempertimbangkan untuk menunda penyapihan.
Advertisement
Cara menyapih anak
Bertahap
Menurut Kemenkes, cara menyapih anak yang terbaik adalah dengan melakukannya secara bertahap. Cara menyapih anak biasanya dimulai dari mengurangi frekuensinya terlebih dahulu. Jika biasanya anak menyusu 5 kali sehari, kemudian dikurangi menjadi 4 kali. Demikian juga dengan lama menyusu, jika biasanya sekali menyusu 30 menit maka dikurangi menjadi misalnya 20 kemudian 15 menit, secara bertahap.
Komunikasikan pada anak
Proses penyapihan juga dapat dilakukan dengan mengajak anak berkomunikasi. Salah satunya dengan menjelaskan kepada sang anak bahwa dia sudah besar, harus sudah mulai minum susu dengan menggunakan gelas atau sedotan.
Mengalihkan perhatian anak
Langkah selanjutnya adalah dengan mengalihkan perhatian anak, terutama pada jam-jam menyusu. Misalnya saat anak biasa menyusu sebelum atau sesudah makan, ibu bisa memberi makan dengan porsi yang lebih banyak sehingga anak menjadi cukup kenyang dan tidak akan minta susu lagi. Atau, jika anak biasa menyusu mendekati atau menjelang tidur, ibu bisa mencoba untuk mengalihkan perhatian anak ke hal yang lain untuk membantunya tertidur. Misalnya, dengan membacakan buku cerita.
Pastikan nutrisi yang cukup
Bayi yang berusia lebih dari 6 bulan masih membutuhkan ASI. Untuk proses penyapihan, asupan ASI bisa dikurangi dengan penambahan MPASI. Bayi yang makan makanan padat membutuhkan protein, zat besi, dan nutrisi lain yang cukup. Jadi, saat proses penyapihan, pastikan untuk memenuhi asupan nutrisi ini.
Menghilangkan stres
Beberapa bayi mudah disapih, sementara yang lain tidak mau. Merencanakan transisi yang sulit dapat membantu mempermudah proses penyapihan. Berjalan perlahan juga dapat membantu mencegah stres bagi ibu dan bayi. Ibu dapat mencoba memilih waktu ketika tidak ada stresor signifikan lainnya, seperti tenggat waktu di tempat kerja atau liburan yang tertunda.
Jika memungkinkan, akan sangat membantu untuk menghabiskan waktu ekstra dengan bayi, karena mereka terkadang cemas atau lengket selama penyapihan. Orang tua harus merencanakan proses penyapihan yang memakan waktu beberapa minggu. Jika bayi perlu disapih pada waktu tertentu, ada baiknya untuk memulai prosesnya lebih awal.
Â
Tips cara menyapih agar lebih efektif
Melansir What to Expect, berikut tips menyapih yang efektif:
Berbagi tugas memberi makan
Jika bayi tampak frustrasi saat menawarkan botol atau makanan sebagai pengganti ASI, cobalah minta pasangan atau pengasuh untuk melakukannya. Proses menyapih memang membutuhkan kerja sama, tidak hanya ibu dan anak saja, akan tetapi kerja sama antara ibu, anak dan juga ayah.
Temukan cara lain untuk tetap dekat
Sisihkan waktu hanya untuk anak sehingga ibu dan anak masih mendapatkan kontak fisik yang sangat penting itu. Untuk balita, rencanakan juga banyak aktivitas berdua saja di mana ibu memberinya perhatian penuh, seperti pergi ke taman bersama atau membaca.
Atur rutinitas waktu tidur
Sesi menyusui sebelum tidur atau tidur siang bisa menjadi yang paling sulit untuk dilepaskan oleh si kecil. Cobalah untuk menemukan sesuatu selain menyusui untuk membantu membawa anak untuk tidur. Mungkin itu menyanyikan lagu atau membaca buku. Apa pun yang terjadi, beri diri istirahat dan lakukan secara bertahap.
Jangan terburu-buru
Melakukan penyapihan dengan bertahap bisa membantu mengelola masalah pembengkakan. Jadi jangan terburu-buru menghentikan proses pemberian ASI pada anak.
Beri jeda jika perlu
Jika tampaknya si kecil mengalami kesulitan menyesuaikan diri untuk menyapih, atau jika ia mengalami masalah seperti tumbuh gigi atau masuk angin, pertimbangkan untuk beristirahat sejenak dan memulai kembali dalam satu atau dua minggu.
Advertisement