Liputan6.com, Jakarta Hari raya Idul Adha akan tiba dalam hitungan hari lagi. Idul Adha adalah bentuk perayaan hari raya haji yang jatuh setiap tanggal 10-13 Zulhijjah. Pada peringatan hari raya ini, berkurban menjadi satu tradisi yang sunnah dilakukan. Namun, sayangnya ada beberapa hal yang dilarang saat hari raya Idul Adha.
Baca Juga
Advertisement
Berkurban biasanya diamalkan dengan menyembelih sapi, kambing, dan unta. Amalan ini termasuk sunnah yang sangat dianjurkan, terutama bagi umat Islam yang mampu. Lebaran kurban menjadi salah satu bentuk rasa ikhlas, syukur, dan berkah bagi Allah SWT.
Tak ingin pahala kita berkurang saat berkurban, ada baiknya anda perlu mengetahui larangan-larangan saat hari raya Idul Adha. Oleh sebab itu, ada beberapa aktivitas yang tidak boleh dilakukan saat Idul Adha.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai larangan saat hari raya Idul Adha dan dalilnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (7/7/2022).
Larangan saat Idul Adha dan Dalilnya
1. Puasa saat Idul Adha haram hukumnya
Wajib dipahami, diharamkan untuk berpuasa di hari Idul Adha dan tiga hari setelahnya yang disebut hari Tasyrik. Hari Tasyrik yaitu hari yang haram berpuasa di bulan Dzulhijjah, tepatnya pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Larangan tersebut berdasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum." (HR Muslim nomor 1141).
Disebut hari Tasyrik berarti mendendeng atau menjemur daging kurban di bawah terik matahari. Di dalam hadits Syarh Shahih Muslim 8:18 menyebutkan bahwa hari Tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir dan takbir. Bertepatan dengan hari tersebut, para jamaah haji di Makkah sedang melaksanakan ibadah lempar jumrah.
2. Dilarang potong kuku dan rambut seluruh badan bagi yang berkurban
Bagi yang berkurban di hari raya Idul Adha, dilarang untuk memotong kuku dan rambut di seluruh badan, termasuk mencukur kumis dan mencabut uban. Larangan tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadis yang disahkan oleh HR Muslim nomor 1977 bab 39 halaman 152, berbunyi:
“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijjah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berkurban".
Larangan tersebut mulai berlaku saat memasuki 10 hari di awal bulan Dzulhijjah. Itu artinya, mulai tanggal 1 dzulhijjah sampai 10 dzulhijjah, sampai hewan kurban disembelih. Hukum larangan memotong kuku dan rambut ini sifatnya sunnah.
Faedah larangan saat Idul Adha tersebut ditujukan untuk memberikan keistimewaan sekiranya Allah SWT berkenan untuk mengampuni orang yang melaksanakan kurban dari ujung rambut hingga ujung kukunya.
Advertisement
Larangan saat Idul Adha dan Dalilnya
3. Jangan makan sebelum salat Idul Adha
Selain dua larangan saat Idul Adha seperti yang telah disebutkan di atas, ada pula larangan makan sebelum melaksanakan salat Idul Adha. Buraidah ra berkata:
“Nabi SAW tidak keluar untuk salat Idul Fitri sebelum makan, sedangkan pada Hari Raya Kurban beliau tidak makan hingga kembali (dari shalat) lalu beliau makan dari sembelihannya”.
Hal ini disebabkan karena setelah melaksanakan salat Idul Adha akan melakukan penyembelihan kurban, sehingga diharapkan umat Muslim dapat menikmati makanan dari hewan kurban yang disembelih.
4. Tidak menjalani cara salat idul adha dengan benar
Dari Aisyah radliallahu ‘anha, bahwa “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir ketika Idul Adha, di rakaat pertama: 7 kali takbir dan lima kalli takbir di rakaat kedua, selain takbir rukuk di masing-masing rakaat.” (HR. Abu daud dan Ibn Majah dan dishahihkan al-Albani).
Salat Idul adha tentu sudah ada aturannya yang jelas. Dalam melakukannya semua umat muslim wajib untuk mengikutinya, jika ada yang dengan sengaja tidak menjalankans esuai syariat islam, baik itu yang menjadi imam maupun makmum maka baginya dosa besar. Hal ini karena salat adalah salah satu ibadah yang langsung menuju dan dinilai oleh Allah SWT.
Amalan Sunnah Saat Idul Adha
1. Takbir
Pada malam Hari Raya Idul Adha, seluruh umat Islam dianjurkan untuk mengumandangkan takbir di setiap masjid, mushalla, dan rumah-rumah. Dikumandangkannya takbir dimulai sejak terbenamnya matahari hingga imam naik ke mimbar untuk khutbah pada saat shalat Idul Adha dan berakhir pada hari tasyrik tanggal 13 Dzulhijjah.
2. Mandi
Sebelum datang ke masjid atau lapangan, umat Islam dianjurkan untuk mandi dan bebersih terlebih dahulu. Hal ini boleh dilakukan mulai pertengahan malam, sebelum waktu subuh, dan yang lebih utama adalah sesudah waktu subuh. Hal ini dikarenakan tujuan dari mandi adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar, maka mandi sebelum waktu berangkat adalah yang paling baik.
3. Pakaian Bersih
Saat Hari Raya Iduladha, juga dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik yang kita miliki. Dianjurkan unyuk memakai pakaian yang berwarna putih. Sementara bagi lelaki dianjurkan mengenakan wawangian dan wanita tidak.
Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan:
"Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat salat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukuplah ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian."
4. Berjalan Kaki
Saat menuju ke masjid untuk melaksanakan salat, dianjurkan untuk berjalan kaki. Tujuannya, agar sesama umat muslim saling bertegur sapa dijalan sehingga mempererat tali silaturahmi. Selain itu, juga dianjurkan untuk berangkat lebih awal menuju tempat salat id dilaksanakan.
5. Tidak Makan
Pada perayaan Hari Raya Iduladha, disunahkan untuk makan setelah selesai melaksanakan salat Id. Jika pada Hari Raya Idul Fitri disunahkan untuk makan sebelum melaksanakan salat, pada perayaan Idul Adha umat Islam justru dianjurkan untuk berpuasa sebelum salat Id.
Advertisement