Sukses

4 Tujuan HMI, Organisasi Mahasiswa dengan Nilai Islam Sebagai Pedoman

Tujuan HMI dalam membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan berasaskan ajaran Islam.

Liputan6.com, Jakarta Tujuan HMI dibentuk pada awalnya adalah adanya keinginan mahasiswa untuk turut andil dalam membangun Indonesia dengan menerapkan ajaran islam dalam prosesnya, berkembang dengan pesat sejak berdiri HMI menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang diperhitungkan. HMI adalah Himpunan Mahasiswa Islam.  

Menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang memiliki banyak anggota di berbagai daerah, penting untuk mengetahui tujuan HMI dibentuk dan sejarah terbentuknya organisasi mahasiswa islam ini serta bagaimana organisasi ini bisa tetap bertahan dalam waktu lama.

Sejak pertama kali terbentuk pada tahun 1947 silam hingga sekarang, tujuan HMI yang dibawa tidak pernah berubah dan terus dipegang erat oleh organisasi mahasiswa ini. Berikut Liputan6.com rangkum tujuan HMI dilansir dari laman resmi himpunanmahasiswaislam.org pada Senin (11/7/2022).

HMI resmi dibentuk pada Hari Rabu Pon 1878, 15 Rabiulawal 1366 H, atau tepatnya pada tanggal 5 Februari 1947, kumpulan mahasiswa ini menetapkan berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI, di mana tujuan HMI adalah untuk:

1. Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia

2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam

3. Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun Anggaran Rumah Tangga akan dibuat

4. kemudian. Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.

2 dari 3 halaman

Perumusan Tujuan HMI dan Sejarah Terbentuknya Himpunan Mahasiswa Islam

HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947. Awalnya himpunan ini diawali oleh ide dari Lafran Pane bersama dengan 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam yang sekarang dikenal dengan Universitas Islam Indonesia.

Lengkapnya 14 anggota pertama HMI terdiri dari Lafran Pane, Karnoto Zarkasyi, Dahlan Husein, Siti Zainah, Yusdi Ghozali, Mansyur Anwar, Hasan Basri, Maisaroh Hilal, Soewali, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi, dan Bidron Hadi.

Sebelum Himpunan Mahasiswa Islam berdiri, terlebih dahulu telah berdiri organisasi kemahasiswaan bernama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) pada tahun 1946 yang beranggotakan mahasiswa dari tiga Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada (UGM) yang juga memiliki tujuan yang hampir sama dengan tujuan HMI.

Namun karena saat itu Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dirasa belum menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam membuat beberapa anggotanya menginginkan adanya himpunan baru aspirasi keagamaan mereka dapat tersalurkan dan kemudian muncul ide untuk membentuk HMI beserta dengan tujuan HMI yang ada hingga sekarang.

Saat itu tepatnya pada tahun 1946, suasana politik di Indonesia mengalami polarisasi antara pihak Pemerintah dan pihak oposisi yang bermula karena adanya dua pendirian yang saling sangat berbeda dan saling bertolak belakang.

Pihak Partai Sosialis (Pemerintah) menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan Indonesia kepada perjuangan berdiplomasi sementara pihak oposisi berpegang pada perjuangan bersenjata melawan Belanda.

Dimana pihak Partai Sosialis menitikberatkan perjuangan memperoleh pengakuan Indonesia kepada perjuangan berdiplomasi sementara pihak oposisi berpegang pada perjuangan bersenjata melawan Belanda.

Polarisasi inilah yang kemudian membuat munculnya perpecahan antara anggota organisasi Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), dimana terdapat pihak yang membela paham partai sosialis dan ada yang berpegang teguh dengan ideologi murni untuk tetap Bersatu menghadapi belanda. Selain itu muncul juga penolakan keras akan sikap Partai Sosialis terhadap mahasiswa yang dinilai mengakibatkan dunia mahasiswa terlibat dalam polarisasi politik.

Berbagai hal inilah yang kemudian mendorong beberapa orang mahasiswa untuk mendirikan organisasi baru yaitu Himpunan Mahasiswa Islam. Organisasi mahasiswa ini diharapkan dapat membantu dan mengakomodasi pemahaman ajaran serta nilai-nilai agama islam.

3 dari 3 halaman

Tujuan HMI Untuk Mahasiswa Indonesia

Seiring dengan berjalannya waktu, Himpunan Mahasiswa Islam terus berkembang pesat dan diterima dengan baik oleh para mahasiswa muslim di Indonesia. Hingga kemudian muncul gejolak perdebatan yang akhirnya membuat HMI terpecah menjadi dua kubu.

Tepatnya pada tahun 1983 pada saat kongres HMI yang ke 15, HMI memutuskan untuk menerima asas tunggal Pancasila yang dijalankan pada masa pemerintahan Orde Baru yang mana membuat HMI harus mengubah asas organisasinya yang sebelumnya berasas Islam diubah menjadi berasas Pancasila.

Hal inilah yang akhirnya membuat beberapa anggota HMI tidak terima dan memilih untuk berpisah dengan membuat organisasi HMI baru yang tetap berasas Islam. Hingga akhirnya terbentuklah dua versi HMI yaitu HMI Dipo dan MPO (Majelis Penyelamat Organisasi).

Hingga akhirnya pemerintahan orde baru harus tumbang pada tahun 1998, HMI akhirnya memutuskan untuk kembali mengembalikan asas Islam dalam tubuh organisasi, yang otomatis menyatukan kembali dua kubu organisasi HMI yang sempat terpecah.

Hingga saat ini HMI masih menjadi salah satu organisasi mahasiswa islam besar yang tetap eksis di Indonesia dengan anggota yang terus berkembang di seluruh daerah di Indonesia dengan membawa tujuan HMI yang tetap sama sejak awal dibentuk hingga sekarang.