Sukses

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan, Serta Komponen Pembentuknya

Cara menghitung harga pokok penjualan serta komponen pembentuknya.

Liputan6.com, Jakarta Cara menghitung harga pokok penjualan dalam industri bisnis menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Sebuah perusahaan harus bisa mengalokasikan dana serta modal agar cukup untuk melakukan sebuah proses produksi. Mulai dari membeli bahan baku produksi, menyediakan upah untuk tenaga kerja, hingga biaya lainnya yang dibutuhkan dalam proses produksi adalah hal yang perlu dikaji dengan baik.

Setelah produk jadi dan dijual atau dipasarkan, perusahaan juga perlu mengevaluasi keuntungan atau kerugian yang didapat dari hasil penjualan tersebut. Salah satu caranya dengan cara menghitung harga pokok penjualan atau HPP adalah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa yang telah dijual dalam satu periode.

Cara menghitung harga pokok penjualan terdapat beberapa komponen pembentuk yang terdiri dari pembelian bersih, persediaan awal, dan persediaan akhir. Ada juga beberapa angka yang didapat dari ketiga komponen tersebut akan dijumlah dan dikurang hingga menghasilkan angka.

Berikut ini cara menghitung harga pokok penjualan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (22/7/2022).

2 dari 4 halaman

Pengertian HPP dan Tujuannya

Sebelum mengetahui tentang cara menghitung harga pokok penjualan, kenali dulu tentang apa itu harga pokok penjualan atau disingkat menjadi HPP. Harga poko penjualan adalah total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan produksi barang atau jasa yang telah dijual dalam satu periode. Hal ini termasuk biaya bahan baku, upah untuk tenaga kerja, hingga biaya lain yang dibutuhkan selama proses produksi.

Dalam melakukan perhitungan, HPP mempunyai beberapa tujuan khusus. Secara umum, tujuan utama dari perhitungan harga pokok penjualan adalah untuk menentukan harga jual dengan memperkirakan besaran biaya yang harus dikeluarkan suatu perusahaan untuk melakukan produksi barang atau jasa yang ingin dijual.

Selain itu, tujuan perhitungan harga pokok penjualan dilakukan agar bisa  mengetahui laba atau rugi yang didapatkan dari hasil penjualan, serta membantu manajemen dalam mengendalikan biaya.

3 dari 4 halaman

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan

Setelah mengetahui pengertian, tujuan, maka perlu untuk mengetahui cara menghitung harga pokok penjualan dengan mudah. Seperti disebutkan sebelumnya, harga pokok penjualan didapatkan dari menjumlahkan pembelian bersih dengan persediaan awal, kemudian dikurangi dengan persediaan akhir.

(HPP = pembelian + persediaan awal – persediaan akhir)

Dengan hal itu, maka sangat penting mengetahui saldo pembelian bersih, persediaan awal, juga persediaan akhir terlebih dahulu. Jika dari ketiga komponen sudah didapatkan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menjumlah dan mengurangi sesuai dengan rumus harga pokok penjualan yang berlaku.

Sebuah toko kue membuat laporan akhir tahun dengan saldo jumlah persediaan sebagai berikut:

Persediaan awal barang tahun 2021 = Rp500.000.000.

Pembelian baru selama tahun 2021 = Rp750.000.000.

Persediaan akhir barang tahun 2021 = Rp200.000.000.

Dari laporan tersebut, Harga Pokok Penjualan yang didapatkan oleh perusahaan adalah:

HPP = Rp750.000.000 + Rp500.000.000 - Rp200.000.000 = Rp1.050.000.000.

Dari angka tersebut, dapat dipahami bahwa toko kue tersebut telah menjual barang dagangan sebesar Rp1.050.000.000 selama tahun 2021. Perhitungan ini perlu dilakukan setiap akhir tahun agar membantu mengetahui besaran untung dan rugi yang didapatkan dari penjualan.

4 dari 4 halaman

Komponen Pembentuk HPP

Adapun komponen pembentuk harga pokok penjualan. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa harga pokok penjualan didapatkan dari perhitungan pembelian bersih, persediaan awal, dan persediaan akhir.

1. Pembelian bersih

Salah satu komponen harga pokok penjualan adalah pembelian bersih. Pembelian bersih sendiri adalah semua pembelian barang atau jasa, yang dilakukan dengan pembayaran tunai maupun kredit oleh perusahaan. Pembelian bersih didapatkan dari pembelian ditambah biaya angkut pembelian, dikurangi potongan pembelian, dikurangi retur pembelian.

(HPP = pembelian + biaya angkut pembelian – potongan pembelian – retur pembelian)

2.    Persediaan awalAdapun komponen kedua yaitu persediaan awal, di mana persediaan barang yang dilakukan awal periode, baik periode bulan atau tahun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui saldo persediaan awal, bisa didapat dengan melihat neraca saldo periode berjalan. 

3.    Persediaan akhirKomponen yang terakhir adalah persediaan akhir, di mana persediaan barang yang tersisa di akhir periode, baik periode bulan maupun tahun. Biasanya saldo persediaan akhir didapatkan dari perhitungan stock opname.