Liputan6.com, Jakarta - Bahaya behel pada anak balita jangan dianggap remeh karena akan berdampak hingga anak menginjak usia dewasa. Ahli dalam bidang ini ungkap pemasangan kawat gigi pada anak harus dilakukan saat semua gigi permanennya tumbuh.
Apabila aturan ini tak diindahkan oleh para orang tua atau wali, bahaya behel pada anak balita pasti terjadi. Apa saja bahaya behel pada anak balita tersebut?
Liputan6.com lansir dari berbagai literatur kesehatan, bahaya behel pada anak balita adalah menyebabkan timbulnya keadaan gigi crowding, gigi overbite, gigi berjarak, dan gigi terasa sakit yang sulit dikendalikan anak balita.
Advertisement
Selain itu, pemasangan kawat gigi di usia muda seperti pada balita diungkap para ahli, tidak akan memberikan manfaat apa-apa karena pemasangannya harus diulang lagi saat dewasa. Umumnya anak akan melakukan perawatan ortodontik saat memasuki usia 9 tahun dan 14 tahun.
Agar lebih memahami bahaya behel pada anak balita, berikut Liputan6.com ulas bahaya behel pada anak balita dan waktu tepat melakukannya, Senin (25/7/2022).
Bahaya Behel pada Anak Balita dan Penjelasannya
Memahami pemasangan behel atau kawat gigi pada anak balita diungkap oleh para ahli tidak mendatangkan manfaat apa-apa. Justru jika ini tetap dipraktikkan, akan ada bahaya behel pada anak balita yang mengintainya.
Apa saja bahaya behel pada anak balita? Dalam jurnal penelitian berjudul Braces for Younger Children May Not Be a Good Idea! yang dipublikasikan Band & Wire Orthodontics and Pediatric Dentistry, ada tiga bahaya behel pada anak balita.
1. Gigi Crowding
Bahaya behel pada anak balita adalah menimbulkan masalah gigi crowding. Dalam bidang kedokteran, istilah gigi crowding sebagai bahaya behel pada anak balita adalah menggambarkan kondisi gigi yang berjejal atau bertumpuk. Bahaya behel pada anak balita harus benar-benar diwaspadai.
Selain itu, bahaya behel pada anak balita akan semakin menjadi, saat pemasangan kawat gigi dilakukan tanpa alasan kesehatan yang jelas. Dijelaskan bahaya behel pada anak balita yang dimaksudkan adalah memicu gigi berlubang, bintik, putih, kerusakan akar, dan lainnya.
Beberapa studi klinis telah membuktikan bahwa pemasangan behel pada usia muda, hanya akan menjadi pemborosan. Ini karena rahang atas yang diluruskan pada balita dengan pemasangan behel, pada akhirnya atau di usia lebih dewasa akan kembali ke dimensi aslinya.
2. Gigi Overbite
Bahaya behel pada anak balita adalah akan menimbulkan keadaan gigi yang overbite ringan hingga sedang. Dalam bidang kedokteran, istilah gigi overbite sebagai bahaya behel pada anak balita adalah keadaan ketika gigi seri atas lebih maju daripada gigi seri bawah, sehingga lebih dari sepertiga gigi seri bawah tertutupi oleh gigi seri atas.
Inilah mengapa, bahaya behel pada anak balita yang bisa menyebabkan gigi overbite harus benar-benar dihindari. Diungkap pula, perawatan ortodontik dini harus dihindari dalam kasus ini kecuali ada risiko trauma terkait atau masalah pernapasan.
Advertisement
Bahaya Behel pada Anak Balita Selanjutnya
3. Gigi Berjarak
Bahaya behel pada anak balita adalah akan menciptakan jarak antar gigi yang buruk. Dijelaskan, mengatur jarak antar gigi di usia dini merupakan ide buruk karena secara medis hanya boleh dilakukan sampai semua gigi permanen tumbuh.
American Association of Orthodontists merekomendasikan skrining ortodontik untuk semua anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada usia 7 tahun, kebanyakan anak sudah memiliki semua gigi geraham pertama dan gigi seri permanen pertama.
Tak hanya ketiga bahaya behel pada anak balita yang sudah disebutkan. Ahli dalam bidang ini Dr. Michael McCarthy, DMD, melansir dari Pittsburgh Parent mengungkap bahaya behel pada anak balita yang lain.
4. Gigi Sakit
Bahaya behel pada anak balita sudah pasti akan menimbulkan rasa sakit luar biasa. Diungkap oleh Dr. McCarthy, bahaya behel pada anak balita akan menimbulkan rasa sakit pada gigi dan rahang setelah beberapa minggu pemasangan.
“Kawat gigi atau behel sakit karena kawat dan braket baru di mulut dan aktif menggerakkan gigi,” dijelaskan.
Cara Menjaga Kesehatan dan Kerapian Gigi Anak Balita
Apabila sudah memahami bahaya behel pada anak balita, ketahui bahwa cara menjaga kesehatan dan kerapian gigi anak balita adalah dengan rajin membersihkannya.
Para ahli kesehatan gigi merekomendasikan untuk menciptakan habit baik bagi anak menjaga giginya. Terutama untuk selalu membersihkan gigi anak dan menghindari konsumsi makanan serta minuman yang berpotensi merusak gigi.
Kemudian cara menjaga kesehatan dan kerapian gigi anak balita adalah jangan ragu untuk selalu rajin membawa anak ke dokter gigi, setidaknya 6 bulan sekali. Datang ke dokter gigi rutin akan memudahkan deteksi masalah gigi dan mulut lebih dini pada anak.
Cara menjaga kesehatan dan kerapian gigi anak balita yang sudah disebutkan lebih direkomendasikan daripada memasang kawat gigi atau behel. Ini karena patokan usia dan kondisi fisiologi anak balita sangat berisiko mengalami dampak buruknya daripada manfaat.
Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, American Association of Orthodontist merekomendasikan untuk mengevaluasi tumbuh kembang gigi anak saat usia 7 tahun. Ini bukan berarti pemasangan behel atau kawat gigi bisa dilakukan saat usia 7 tahun.
Patokan khusus pemasangan behel adalah saat anak sudah memiliki gigi permanen yang lengkap. Meski tidak ada patokan usia khusus pemasangan behel pada anak, umumnya anak akan melakukan perawatan ortodontik saat memasuki usia 9 tahun dan 14 tahun.
Advertisement