Liputan6.com, Jakarta Senam lantai adalah salah satu cabang olahraga yang melibatkan sejumlah gerakan yang dilakukan di permukaan lantai. Selain pengertian tersebut, bisa juga dikatakan bahwa senam lantai adalah sebuah latihan dan gerakan yang dilakukan di permukaan lantai yang dilapisi alas berupa matras.
Baca Juga
Advertisement
Tujuan dari penggunaan matras dalam praktik senam lantai adalah untuk mengurangi risiko cedera. Sebab, senam lantai adalah olahraga yang melibatkan sejumlah gerakan rumit seperti seperti berguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau untuk melompat ke depan atau belakang.
Matras idealnya diletakkan di atas permukaan rata serta jauh dari benda-benda yang rawan menyebabkan benturan.
Senam lantai adalah salah satu jenis olahraga yang tidak memerlukan tempat khusus. Senam lantai bisa dilakukan dimana saja, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Bahkan gerakan-gerakan senam lantai bisa Anda coba sendiri di rumah untuk menjaga kebugaran tubuh.
Pada umumnya, di dalam pertandingan resmi, senam lantai dilakukan di atas lantai yang memiliki ukuran 12×12. Namun untuk lebih mengetahui lebih dalam lagi mengenai senam lantai, penting untuk mengetahui seluk beluk cabang olahraga ini mulai dari sejarah, macam gerakan, persiapan yang perlu dilakukan, serta manfaatnya bagi kebugaran tubuh.
Selanjutnya dalam artikel ini akan memaparkan penjelasan lebih mendalam mengenai senam lantai, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (27/7/2022).
Sejarah Senam Lantai
Senam lantai adalah cabang olahraga yang sudah ada sangat lama. Bahkan senam lantai sudah berkembang sejak zaman Yunani kuno. Masyarakat Yunani kala itu memang akrab dengan beragam olahraga senam, tak terkecuali senam lantai.
Senam lantai adalah gerakan yang dulunya digunakan sebagai pemanasan sebelum melakukan olahraga yang lebih berat. Seperti yang diketahui, rakyat daerah Yunani memang kental dengan kompetisi olahraga berat seperti tinju, gulat, pentathlon, dan balap kereta.
Seiring dengan berjalannya waktu, senam lantai semakin berkembang dan mulai mengalami banyak perubahan. Tokoh utama dalam perkembangan awal senam lantai adalah Adolf Spiess (1810-1858) dan Justus Carl Lion (1829-1901). Kedua tokoh tersebut berperan dalam mengembangkan disiplin senam lantai.
Mereka mengembangkan gerakan dalam senam lantai dengan mengadopsi berbagai gerakan senam, utamanya senam akrobatik, untuk dijadikan sebagai dasar gerakan senam lantai.
Senam lantai adalah cabang olahraga yang juga dikenal di Indonesia sejak lama, tepatnya pada tahun 1912. Senam lantai adalah cabang olahraga yang masuk di Indonesia melalui angkatan laut kerajaan Belanda bernama Dr. H. F. Minkema. Dia merupakan sosok penting yang menyebarluaskan disiplin senam tersebut di Tanah Air.
Menurut laporan, Minkema mengajarkan olahraga senam, termasuk senam lantai di sekolah-sekolah milik Belanda. Karena itu, senam lantai adalah olahraga yang bertumbuh kian pesat hingga berujung pada dibentuknya Persatuan Senam Indonesia (Persani) pada 14 Juli 1963.
Advertisement
Macam gerakan Senam Lantai
Senam lantai adalah cabang olahraga yang melibatkan sejumlah macam gerakan yang dilakukan di permukaan lantai. Pesenam juga dapat menciptakan kreasi dari gerak dasar senam lantai. Ada banyak gerakan yang bisa dilakukan di senam lantai, yang umum diketahui adalah gerakan roll depan dan roll belakang. Berikut penjelasannya lebih lanjut.
1. Roll Depan (Forward Roll)
Forward roll merupakan gerak dasar senam lantai yang mengharuskan pesenam berguling ke depan dengan memanfaatkan tubuh bagian atas belakang, seperti tengkuk, punggung, pinggang, dan panggul belakang. Gerakan guling depan (forward roll) dapat dilakukan dengan dua awalan, yakni awalan berdiri dan awalan jongkok.
2. Roll Belakang (Back Roll)
Kebalikan dari forward roll, back roll merupakan gerak dasar menggulingkan badan ke belakang. Ketika melakukan gerakan ini, upayakan tubuh berada dalam posisi membulat dengan kaki yang terlipat, lutut melekat pada dada, dan kepala tunduk hingga dagu menyentuh dada.
3. Guling Lenting
Menurut modul resmi Kemdikbud, guling lenting merupakan gerakan melentingkan badan ke bagian atas-depan dengan memanfaatkan lemparan kaki dan tolakan tangan. Gerak dasar guling lenting dalam senam lantai dapat dilakukan dengan dua tumpuan, yakni tengkuk dan kepala.
4. Kayang
Kayang merupakan gerak dasar senam lantai yang mengharuskan seseorang untuk meregangkan dan mengangkat perut serta panggul dalam posisi terbalik.
Gerak dasar ini berfokus untuk menempatkan kaki lebih tinggi, sehingga menghadirkan tekanan pada bahu dan sedikit bagian pinggang. Dilansir dari modul resmi Kemdikbud, gerak dasar kayang umumnya bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan tubuh pesenam.
5. Hand Stand
Hand stand dalam senam lantai dapat diartikan sebagai gerakan berdiri menggunakan tangan sebagai tumpuan. Saat melakukan teknik ini, pesenam harus memastikan siku berada pada posisi lurus ke atas.
Landasan yang keras juga harus digunakan ketika melakukan hand stand. Dilansir dari modul resmi Kemdikbud, landasan tersebut berguna untuk memudahkan pesenam mengambil tumpuan yang seimbang.
6. Head Stand
Hand stand merupakan gerak dasar senam lantai yang mengharuskan pesenam mengambil sikap tegak dengan bertumpu pada kepala, telapak tangan, dan siku yang tertekuk. Mirip dengan hand stand, gerakan ini juga idealnya dilakukan di atas landasan, sehingga memudahkan pesenam saat mengambil tumpuan.
7. Lompat harimau (tiger sprong)
Lompat harimau yang dikenal pula dengan tiger sprong adalah salah satu gerakan dalam senam lantai. Pada dasarnya, gerakan lompat harimau adalah gerakan pengembangan dari gerakan roll depan, di mana pesenam akan mengambil ancang-ancang dengan berlari, kemudian melompat dan berguling ke depan dengan memanfaatkan tubuh bagian atas belakang, seperti tengkuk, punggung, pinggang, dan panggul belakang.
Persiapan Senam Lantai
Senam lantai adalah cabang yang mungkin terlihat sederhana jika dilihat dari macam gerakannya. Bahkan sebagian besar gerakannya tidak melibatkan perpindahan secara signifikan. Kendati demikian, senam lantai adalah cabang olahraga yang tetap memiliki risiko terjadi cedera.
Oleh karena itu, penting bagi pesenam untuk melakukan sejumlah langkah persiapan agar dapat mengurangi risiko cedera saat melakukan senam lantai.
Sebelum melakukan sejumlah gerakan dalam senam lantai, lakukan sejumlah langkah berikut ini:
1. Gunakan matras karena perlengkapan ini sangat penting saat melakukan teknik apa pun dalam olahraga senam lantai.
2. Letakkan matras di atas permukaan lantai yang datar.
3. Pastikan matras berada pada posisi yang tepat.
4. Sekitar area matras pastikan tidak ada benda yang dapat membahayakan saat melakukan pendaratan.
5. Sebelum melakukan teknik senam lantai, biasakan dengan gerakan pemanasan terlebih dahulu.
6. Dalam melakukan olahraga senam lantai dimulai dari teknik paling dasar, menengah hingga teknik paling sulit.
7. Ketika melakukan senam lantai harus ada pengawasan, guru atau pelatih yang sudah ahli dalam melakukan teknik senam lantai.
Advertisement
Manfaat Senam Lantai
Senam lantai adalah cabang olahraga yang melibatkan sejumlah gerakan yang memiliki sejumlah manfaat bagi kebugaran tubuh. Dilansir dari modul resmi Kemdikbud, olahraga senam lantai bermanfaat untuk membangun komponen fisik dalam tubuh. Dengan mempraktikkan gerakan senam lantai, seseorang dapat memperoleh kekuatan, kelenturan, kelincahan, serta keseimbangan.
Membangun Kelenturan Tubuh
Seseorang yang rutin melakukan olahraga senam lantai umumnya memiliki fleksibilitas tubuh yang baik. Pasalnya, otot tubuh dituntut untuk bersikap lentur guna mengikuti gerakan dalam olahraga senam lantai.
Kelenturan tubuh pada gilirannya juga akan memberi berbagai manfaat tambahan bagi pesenam. Pesenam lantai menjadi tidak mudah lelah, jarang merasa nyeri, dan terhindar dari risiko cedera jika memiliki tubuh yang lentur. Kesimpulannya, senam lantai adalah olahraga yang bermanfaat untuk membangun kelenturan tubuh.
Menguatkan Tulang
Tak hanya melatih kelenturan, senam lantai juga bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan tulang. Seperti yang telah diketahui, gerakan dalam senam lantai tak jarang membuat seseorang harus menahan beban tubuhnya sendiri.
Latihan beban inilah yang memberikan dampak baik bagi kesehatan dan kekuatan tulang. Meski demikian, perlu diingat bahwa manfaat tersebut hanya bisa diperoleh jika seseorang melakukan senam lantai secara rutin.
Senam lantai juga baik dilakukan oleh remaja. Pasalnya, kepadatan tulang pada usia tersebut sedang dibentuk hingga kapasitas maksimal. Dengan mempraktikkan senam lantai sejak dini, seseorang dapat mengurangi risiko terjadinya osteoporosis di hari tua. Kesimpulannya, senam lantai adalah olahraga yang bermanfaat untuk menguatkan tulang.
Melatih Kekuatan Otot
Senam lantai memiliki berbagai gerakan yang bermanfaat untuk melatih kekuatan otot. Pasalnya, gerakan-gerakan dalam olahraga tersebut kerap melibatkan seluruh otot tubuh.
Gerakan push-up berguna untuk meningkatkan kekuatan otot kaki dan lengan. Roll depan bermanfaat bagi otot dada dan tulang belakang. Sementara itu, sikap lilin, kayang, dan handstand berguna untuk melatih otot tubuh serta paha. Kesimpulannya, senam lantai adalah olahraga yang bermanfaat untuk melatih kekuatan otot.
Menurunkan Risiko Penyakit Serius
Senam lantai merupakan salah satu jenis olahraga yang bisa menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh seseorang, sehingga menurunkan risiko terjadinya berbagai penyakit serius seperti asma, kanker, dan diabetes.
Olahraga senam lantai juga bermanfaat untuk membakar kalori dan menjaga kesehatan jantung serta paru-paru jika dilakukan secara rutin. Meski demikian, seseorang perlu menyeimbangkan asupan makanan demi memperoleh manfaat yang maksimal dari senam lantai. Kesimpulannya, senam lantai adalah olahraga yang bermanfaat untuk menurunkan risiko terserang penyakit serius.
Meningkatkan Kepercayaan Diri
Dilansir dari modul resmi Kemdikbud, olahraga senam lantai juga dapat meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri seseorang. Pasalnya, berbagai aktivitas dalam senam lantai menuntut adanya kepercayaan diri yang besar dari pesenam.
Contohnya saat melakukan gerakan meroda. Kurangnya keberanian dan kepercayaan diri akan berakibat pada tidak sempurnanya gerakan meroda. Di samping itu, pesenam juga rentan mengalami cedera jika melakukan gerakan dengan ragu-ragu. Kesimpulannya, senam lantai adalah olahraga yang bermanfaat untuk meningkatkan kepercayaan diri.