Liputan6.com, Jakarta Syair adalah salah satu jenis puisi klasik yang memperoleh pengaruh kebudayaan Arab. Syair termasuk salah satu puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa ke dalam sastra Indonesia bersama dengan masuknya ajaran Islam ke Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Untuk membedakan syair dengan karya sastra yang lain, anda perlu untuk mengenali ciri-cirinya.
Advertisement
Baca Juga
Syair sendiri dikenal masyarakat sebagai media untuk mengungkapkan isi hati tentang suatu peristiwa, kejadian, seseorang, atau perasaan. Meskipun syair adalah puisi lama, namun syair ini kerap dicari. Pasalnya terdapat pesan yang tersirat yang disampaikan penulis pada sebuah syair.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian syair beserta ciri-ciri dan jenis-jenisnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/7/2022).
Pengertian Syair
Secara etimologi, kata syair berasal dari bahasa Arab, yaitu Syi'ir atau Syu'ur yang berarti 'perasaan yang menyadari'. Syair di dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi dalam perkembangannya, syair ini telah mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair didesain sesuai keadaan dan situasi yang terjadi.
Dalam perkembangannya di Asia Tenggara, syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Syair adalah bentuk puisi klasik yang digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang contohnya tentang sebuah cerita, nasihat, agama, cinta, dsb. Oleh sebab itu, bait-bait dalam syair sangat banyak.
Advertisement
Ciri-Ciri Syair
Dikutip dari buku bahasa Indonesia berjudul Puisi Lama dan Puisi Baru kelas X, syair memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut ini:
1. Terdiri dari 4 barisnya
Ciri-ciri syair yang pertama adalah terdiri dari 4 baris. Syair bisa teridiri dari beberapa bait. Namun, di tiap baitnya, syair harus terdiri dari 4 baris.
2. Tiap baris terdiri dari 4-6 kata
Ciri-ciri syair selanjutnya adalah terdiri dari 4 sampai 6 kata dalam tiap barisnya.
3. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
Ciri-ciri syair yang berikutnya adalah tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. Suku kata adalah jumlah gabungan 1 atau lebih huruf konsonan dan 1 huruf vokal. Sebagai contoh, kata kamus terdiri dari dua suku kata: ka dan mus.
4. Semua baris adalah isi
Berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran di dua awal barinya, syair hanya terdiri dari isi dalam 4 barisnya. Ciri-ciri syair inilah yang membedakannya dengan pantun dan puisi lama lainnya. Tiap baris dalam syair biasanya menyampaikan cerita atau pesan.
5. Memiliki rima akhir a-a-a-a
Ciri-ciri syair yang berikutnya adalah memiliki rima atau akhiran a-a-a-a tiap barisnya. Ini berbeda dengan ciri pantun yang memiliki rima a-b-a-b.
6. Berisi cerita atau pesan
Syair biasanya berisi tentang sebuah cerita atau kisah yang mengandung unsur mitos, sejarah, agama/filsafat, ataupun rekaan belaka. Syair juga bisa berisi petuah atau nasihat bijak.
Jenis-Jenis Syair
Dikutip dari buku berjudul Bahasa Indonesia (2006) karya Agus Supriatna, terdapat lima jenis syair yang perlu anda ketahui, yakni:
1. Syair kiasan
Syair kiasan berisi tentang kisah percintaan antara, ikan, burung, bunga, dan buah-buahan. Kisah itu sebenarnya hanyalah sebuah kiasan untuk menyindir peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan ialah syair burung pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat atau seperi perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
2. Syair romantis
Syair romantis bercerita tentang syair percintaan pelipur lara. Syair romantis ialah syair yang berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat, maupun cerita rakyat. Contohnya adalah cerita rakyat.
3. Syair panji
Syair panji berisi tentang berisi tentang keadaan yang berlangsung dalam istana atau kerajaan. Baik keadaan orang-orang yang ada di dalamnya atau pun orang-orang yang berasal dari dalam istana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambunan. Syair Ken Tambunan bercerita tentang seorang putri bernama Ken Tambunan. Kemudian, putri kerajaan itu dijadikan sebagai persembahan untuk Ratu Kauripan.
4. Syair agama
Syair agama dianggap sebagai syair yang paling penting. Syair agama dibagi menjadi empat kategori yakni syair sufi, syair mengenai ajaran Islam, syair riwayat Nabi, serta syair nasihat. Contoh syair agama seperti syair perahu, syair dagang “banyak yang bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli membantahnya” syair kiamat, bahr An-Nisa, syair takbir mimpi, syair raksi.
5. Syair sejarah
Seperti namanya, syair sejarah berisi tentang sejarah. Biasanya kisah sejarah tersebut membahas tentang peperangan. Contoh syair sejarah ialah syair perang mangkasar “dahulu bernama syair sipelman” berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
Advertisement
Contoh Syair
1. Syair Ken Tambuhan termasuk dalam jenis Syair Panji karya Via Waluyo (1991)
Lalulah berjalan Ken tambuhan
Diiringi penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
2. Syair Agama berjudul Syair Kiamat
Bismillah itu permulaan kalam,
Dengan nama Allah Khalikul’alam,
Dipermulai kitab diperbuat nazam,
Supaya ingat mukmin dan Islam.
Sudah memuji Tuhan yang kaya,
Salawatkan rasul Nabi yang mulia,
Itulah penghulu segala Anbia,
Sekalian Islam jin dan manusia.
Barang yang maksiat beroleh bala,
Kerana murka Allah Taala,
Di dalam neraka ia tersula,
Badannya hancur tiada terkala.
Dijadikan dunia oleh Tuhanmu,
Bukan di sini akan tempatmu,
Sekadar ibadah dengan ilmu,
Serta amalkan dengan yakinmu.
Barang bercinta akannya mati,
Tidaklah lupa berbuat bakti,
Siang dan malam diamat-amati,
Seumur hidup tidak berhenti.
Harta itu cari olehmu,
Sambil dengan menuntut ilmu,
Serta amalkan dengan baktimu,
Supaya jangan jadi selemu.