Liputan6.com, Jakarta Rahmatan lil alamin artinya perlu dipahami oleh setiap muslim. Pasalnya, kalimat ini mungkin sudah sangat sering kamu dengarkan, baik pada ceramah agama maupun di media sosial tentang pendidikan agama Islam.
Baca Juga
Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Kalimat ini mungkin juga sudah tidak asing di telinga seluruh umat Islam. Hal ini tidak mengherankan, karena kalimat rahmatan lil alamin ini memiliki makna yang sangat dalam.
Advertisement
Rahmatan lil alamin artinya rahmat bagi seluruh alam. Kalimat ini bahkan terdapat di dalam Al-Qur’an. Rahmatan lil alamin ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (9/8/2022) tentang rahmatan lil alamin artinya.
Rahmatan Lil Alamin Artinya
Melansir cimahikota.go.id, rahmatan lil alamin artinya kasih sayang bagi semesta alam. Sementara itu silam artinya damai. Jadi, Islam rahmatan lil alamin artinya Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Secara umum, rahmatan lil alamin artinya rahmat atau cinta kasih bagi seluruh alam. Hal ini merujuk dari asal mula dan arti per kata, yaitu rahmatan yang berarti 'cinta kasih' dan alamin yang berari 'alam semesta'.
Akan tetapi dalam ajaran Islam, ungkapan rahmatan lil alamin artinya kerap dipandang sebagai konsep, sehingga pemahaman arti istilah ini tidak akan cukup hanya dengan menerjemahkannya secara literal. Perlu pemahaman yang lebih mendalam untuk memahami rahmatan lil alamin artinya, melalui ayat Al Quran dan juga tafsirnya.
Ungkapan rahmatan lil alamin artinya juga sering dikaitkan dengan sosok Rasulullah atau Nabi Muhammad SAW. Rahmatan lil alamin artinya adalah istilah yang terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Al-Anbiya’ ayat 107, yang artinya ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin)”. Ayat tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyebarkan rahmat ke seluruh alam semesta.
Bahkan dalam keadaan mengancam dan genting sekalipun Nabi Muhammad SAW tetap menunjukkan dirinya sebagai seorang pembawa rahmat Allah SWT. Nabi Muhammad SAW tetap menampakkan kasih sayangnya yang tinggi termasuk pada mereka yang bukan hanya menolak dan menyerangnya.
Advertisement
Arti Rahmatan Lil Alamin Menurut Berbagai Tafsir
Mengutip islamic-education.uii.ac.id, berikut beberapa arti rahmatan lil alamin menurut beberapa tafsir:
1. Tafsir Menurut Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir
Menurut tafsir ini, rahmatan lil alamin artinya ada dalam surat Al Anbiya' ayat 107, yang bermakna bahwa Nabi Muhammad menjadi pembawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus tanpa terkecuali. Nabi Muhammad SAW juga diutus untuk membawa kebahagiaan di akhirat kelak.
2. Tafsir Menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:
Tafsir ini memuat dua poin. Pertama, bahwa alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW. Kedua, bahwa Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat.
3. Tafsir Menurut Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
Menurut tafsir ini, arti rahmatan lil alamin artinya dalam surat Al Anbiya' ayat 107 bermakna bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk membawa kebahagiaan. Nabi Muhammad SAW juga akan menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat.
4. Tafsir Menurut Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi
Tafsir ini menyebut bahwa, makna di balik "Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh manusia", manusia yang dimaksud adalah mereka yang beriman dan membenarkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Islam Sebagai Agama yang Rahmatan Lil Alamin
Mengutip cimahikota.go.id, rahmatan lil’alamin artinya adalah istilah qur’ani yang terdapat dalam Al-Qur’an , yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Anbiya’ ayat 107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin)”.
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat, baik itu untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam. Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua, yaitu rahmat dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim.
Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma kulla syak, meliputi segala hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmanan.
Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam. Apabila Islam dilakukan secara benar, maka rahman dan rahim Allah akan turun semuanya. Dengan demikian berlaku hukum sunnatullah, baik muslim maupun non-muslim kalau mereka melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, maka mereka akan mendapatkanya.
Walaupun mereka orang Islam, tetapi tidak melakukan ikhtiar kerahmanan, maka mereka tidak akan mendapatkan hasilnya. Dengan kata lain, kurnia rahman ini berlaku hukum kompetitif. Misalnya, orang Islam yang tidak melakukan kegiatan ekonomi, maka mereka tidak bisa dan tak akan menjadi makmur. Sementara orang yang melakukan ikhtiar kerahmanan adalah non-muslim, maka mereka akan mendapatkan kemakmuran secara ekonomi. Hal ini karena dalam hal ini mereka mendapat sifat kerahmanan Allah yang berlaku universal.
Advertisement